Oleh Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan
Laporan Akhir Drs. Masnur Muslich (Al Marhum),
seorang mantan pensyarah dari Universiti Negeri Malang, Jawa Timur, Indonesia. setelah
tamat khidmat membantu Jurusan Melayu Melayu di Prince Of Songkla University
(PSU), Kampus Pattani. Laporan tersebut kerana terlalu panjang. Laporan itu dibahagi
kepada 2 bahagian. Kali ini akan siarkan laporan bahagiab ke 2.
(Sambung dari Pembelajaran di Prince of
Songkla University, Kampus pattani, Thailand : Laporan Akhir Drs. Masnur
Muslich (1) )
Program Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstra kurikuler yang kami
programkan dalam rangka mengemban visi dan misi “ke-Indonesia-an” adalah
sebagai berikut.
Program “Indonesian Corner”. Program ini
bertujuan memberikan pelayanan kepada mahasiwa (juga dosen dan masyarakat) yang
ingin belajar bahasa Indonesia dan yang ingin memperoleh informasi tentang
Indonesia – juga Nusantara – (khususnya menyangkut sosial budaya).
Program Pameran Pendidikan Indonesia
bertepatan dengan “Open House PSU”. Program ini bertujuan mengenalkan program
pendidikan yang ada di Indonesia, utama program pemberian bea siswa yang
disediakan oleh pemerintah dan/atau perguruan tinggi di Indonesia.
Program “Indonesian Night”. Program ini
bertujuan memberikan tampilan ekspresi kesenian Indonesia sebagai khasanah
budaya bangsa yang layak untuk diapresiasi.
Program “Studi Banding” ke Indonesia. Program ini bertujuan memberikan informasi dan pengalaman langsung (lewat pengamatan real) kepada mahasiswa tentang sosial budaya Indonesia.
Pelaksanaan
Intra Kurikuler
Pelaksanaan perkuliahan keempat matakuliah
tersebut kami lakukan secara team teaching (2 orang), dengan porsi sajian tiga
jam per minggu (@ 50 menit). Topik-topik yang telah kami susun dalam silabus
setiap matakuliah telah tersajikan sesuai dengan rencana. Bahkan, ada beberapa
topik yang menjadi minat mahasiswa untuk didalami dalam tugas akhir
perkuliahannya.
Sebagian besar materi perkuliahan kami akses
dari internet. Setiap mahasiswa memperoleh garis-garis besar materi sebelum perkuliahan
berlangsung sehingga mereka bisa mengikuti dan memahami setiap perkuliahan
kami. Gambar dan foto untuk menunjang perkuliahan pun kami tampilkan lewat
slide sehingga lebih menarik dan lebih memantapkan pemahaman mahasiswa. Bahkan,
kami pun memutarkan beberapa kali film Indonesia agar mereka mempunyai gambaran
tentang “keadaan” Indonesia.
Hasil evaluasi akhir (semester) terhadap
setiap matakuliah menunjukkan gambaran sebagai berikut.
(1) Politics and Government in Nusantara
Jumlah Peserta: 30 orang
Rentang Nilai:
Yang memperoleh nilai A : 5 orang (16,66%)
Yang memperoleh nilai B+ : 4 orang (13,33%)
Yang memperoleh nilai B : 11 orang (36,66%)
Yang memperoleh nilai C+ : 8 orang (26,66%)
Yang memperoleh nilai C : 2 orang ( 6,66%)
Yang memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)
Yang memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)
(2) Seminar in Malay Studies
Jumlah Peserta: 34 orang
Rentang Nilai:
Yang memperoleh nilai A : 4 orang (11,75%)
Yang memperoleh nilai B+ : 4 orang (11,75%)
Yang memperoleh nilai B : 15 orang (44,11%)
Yang memperoleh nilai C+ : 9 orang (26,47%)
Yang memperoleh nilai C : 2 orang ( 5,88%)
Yang memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)
Yang memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)
(3) Malay Civilization
Jumlah Peserta: 52 orang
Rentang Nilai:
Yang memperoleh nilai A : orang (%)
Yang memperoleh nilai B+ : orang (%)
Yang memperoleh nilai B : orang (%)
Yang memperoleh nilai C+ : orang (%)
Yang memperoleh nilai C : orang (%)
Yang memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)
Yang memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)
(4) History of Nusantara
Jumlah Peserta: 27 orang
Rentang Nilai:
Yang memperoleh nilai A : 5 orang (18,51%)
Yang memperoleh nilai B+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang memperoleh nilai B : 8 orang (29,62%)
Yang memperoleh nilai C+ : 7 orang (25,92%)
Yang memperoleh nilai C : 7 orang (25,92%)
Yang memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)
Yang memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)
Penilaian ini kami lakukan secara silang dengan dosen setempat sehingga keobjektifannya bisa terjaga.
Ekstra Kurikuler
Dari keempat program ekstra-kurikuler, yang
sudah terealisasikan hanya tiga kegiatan, yaitu “Indonesian Corner”, “Open
PSU”, dan “Indonesian Night”. Program “Studi Banding” ke Indonesia baru bisa
terlaksana sekitar April-Mei 2007.
Kegiatan Indonesian Corner mendapat sambutan
positif dari mahasiswa dan dosen, terutama pelatihan bahasa Indonesia dan
informasi tentang sosial budaya Indonesia. Bahkan, ada beberapa orang dari luar
kampus (pengusaha travel) yang berkonsultasi tentang daerah wisata di Indonesia
yang layak dikunjungi.
Depan Fakulti Kemanusiaan dan Sains Sosial,
PSU.
Acara Indonesian Night yang berlangsung 30
Agustus 2006 (jam 19.00 – jam 23.00) di Hall PSU berlangsung secara meriah.
Dihadiri sekitar 400 orang (mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum). Acara yang
ditampilkan secara live ini menampilkan gending Jawa, tari Jawa, tari Bali,
irama Melayu, dengan melibatkan sekitar 30 orang. Bapak Konsul RI di Songkhla
berkenan memberikan sambutan pada acara ini. Kegiatan ini sepenuhnya
mendapatkan dukungan finansial dari Konsulat RI di Songkhla.
Kegiatan Studi Banding ke Indonesia akan dilaksanakan sekitar April-Mei 2007. Yang berminat mengikuti program ini sekitar 15 orang mahasiswa, yang semuanya dari angkatan tahun ketiga. Kegiatan tersebut kami arahkan ke Jawa Timur karena di daerah ini banyak peninggalan sejarah yang bisa dikunjungi, yaitu Trowulan (Mojokerto), Singosari (Malang), dan Penataran (Blitar). Di samping itu, para mahasiswa bisa berkunjung ke kampus Universitas Negeri Malang untuk memperoleh informasi berkaitan dengan program Indonesian Studies.
Penutup
Berdasaran hasil pelaksanaan program dan
pengamatan kami selama Juni-Desember 2006 di PSU Kampus Pattani kami memberikan
simpulan dan saran sebagai berikut.
Simpulan
Program “Indonesian Studies” belum bisa
dilaksanakan secara mandiri di PSU Pattani karena selain tenaganya masih tidak
memenuhi syarat, program ini belum menjadi prioritas bagi PSU. Bahkan, program
Pengkajian Melayu yang selama ini sudah berjalan empat tahun masih perlu
pembenahan yang cukup serius.
Rencana membuka sajian matakuliah “Bahasa
Indonesia” pada semester November 2006 pun belum bisa terlaksana karena masih
berkonsentrasi pada sajian matakuliah pada Program Pengkajian Melayu.
PSU Kampus Pattani, khususnya program
Pengkajian Melayu, masih memerlukan keterlibatan dan uluran tangan “kita”,
terutama – secara makro – pembenahan tentang “wawasan” Pengkajian Melayu.
Sebab, selama ini Pengkajian Melayu lebih – bahkan hanya – diarahkan pada
wawasan Malaysia saja, baik matakuliah yang berlabel “Malay” maupun “Nusantara.
Pendangkalan ini terjadi karena semua tenaga dosen Pengkajian Melayu berasal
dari alumni perguruan tinggi di Malaysia.
Sebagian besar buku bacaan dan dokumen-dokumen yang berada di Pusat Sumber Pengkajian Melayu berasal dari Malaysia. Kondisi ini selain akan memperkuat wawasan mereka terhadap Malaysia, sekaligus bisa mempersempit dan membatasi wawasan mereka terhadap Indonesia.
Persembahan dari Indonesia
Saran
Berdasarkan simpulan tersebut, beberapa hal
yang patut diperhatikan adalah sebagai berikut.
Program kerja sama yang sudah dirintis selama
satu semester ini perlu ada kesinambungan sehingga peletakan dasar-dasar
pemahaman (wawasan) tentang “Indonesia” yang telah dilakukan bisa dikembangkan
bahkan dimantapkan lebih lanjut.
Pelaksanaan Program lanjutan ini perlu ada koordinasi
yang baik dari semua pihak (yaitu antara Kedutaan Besar RI di Bangkok c.q.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, Perguruan Tinggi Penyedia
Tenaga, dan Perguruan Tinggi Penerima) sehingga tidak terjadi sikap “setengah
hati” oleh pihak-pihak tertentu.
Tenaga yang dikirimkan hendaknya dipersiapkan
sedemikian rupa sehingga benar-benar bisa menjalankan tugasnya sesuai dengan
visi dan misinya. Persiapan ini akan lebih efektif apabila terlebih dahulu
diketahui gambaran umum dan kondisi kampus tempat bertugas, terutama kondisi
programnya.
Fasilitas-fasilitas utama untuk menunjang
kelancaran tugas pun perlu dilengkapi, misalnya komputer, buku-buku bacaan, dan
sebagainya. Perlu disusun materi yang relatif lengkap tentang “Indonesian
Studies”, terutama yang menyangkut bidang sejarah, ekonomi, politik, sosial,
dan budaya.
Refleksi
Sekiranya program kerja sama ini perlu
dilanjutkan, perlu pembenahan serius mulai dari kejelasan kewajiban dan
tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam kerja sama tersebut, pemantapan
program, pengembangan materi, sampai dengan penyediaan penggajian dan/atau
penyedaiaan sarana dan prasarana yang memadai.
Yang terkait dengan kejelasan kerja sama,
misalnya seberapa jauh kewenangan UM menyediakan tenaga, apa konrtibusi yang
bisa diterima UM dari hasil kerja sama tersebut, apa kewajiban dan tanggung
jawab Dubes (c.q. Atase Dikbud) sebagai inisiator kerja sama, dan apa pula
kewajiban lembaga sasaran sebagai penerima manfaat langsung dari kerja sama
tersebut.
Yang terkait dengan pemantapan program,
misalnya bagaimana sasaran setiap satuan program, bagaimana kesinambungan
program, dan bagaimana pula tindak lanjutnya. Yang terkit dengan pegembangan
materi, misalnya bagaimana penyediaan materi setiap program, siapa yang
menyusunnya, dan bagaimana strategi penerapanya.
Terkait dengan penyediaan penggajiaan dan/atau penyediaan sarana dan prasarana, misalnya siapa yang berkewajiban memberikan gaji bagi tenaga pelaksana, beaya transportasi dan akomodasi, dan penyiapan sarana dan prasana selama menjalankan tugas.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan