Oleh Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan
Pada tahun 2006, di Prince Of Songkla
University (PSU), Kampus Pattani, Selatan Thailand menerima seorang pensyarah dari
Universiti Negeri Malang, Jawa Timur, Indonesia. Pensyarah tersebut ialah Drs.
Masnur Muslich (Al Marhum) dan ditempatkan di Jurusan pengajian Melayu di
Fakulti Kemanusiaan dan Sains Sosial.
Setelah tamat khidmat membantu di Jurusan
Pengajian Melayu Al Marhum telah menulis sebuah laporan akhir dengan nama “Laporan
Akhir Pelaksanaan Tugas Di Prince Of Songkla University (PSU), Kampus Pattani,
Selatan Thailand”. Dari laporan inilah pelajar Pengajian Melayu dan pelajar
amnya boleh tahu apakah pandangan orang luar terhadap pelajar di Prince Of
Songkla University (PSU), Kampus Pattani, Selatan Thailand. Kerana laporan
terlalu Panjang dengan itu saya bahagikan laporan kepada 2 bahagian. Ini adalah
“Laporan Akhir Pelaksanaan Tugas Di Prince Of Songkla University (PSU), Kampus
Pattani, Selatan Thailand” bahagian pertama :
“Laporan Akhir Pelaksanaan Tugas Di Prince Of
Songkla University (PSU), Kampus Pattani, Selatan Thailand Bahagian 1”
Oleh Masnur Muslich
Kedatangan kami yang diantar oleh dua petugas
Konsulat RI Songkhla di PSU Kampus Pattani pada 26 Juni 2006 disambut oleh
Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora (Faculty of Humanities and Social
Sciences) dan Ketua Jurusan Bahasa-bahasa Asia Timur. Setelah kami
memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kedatangan kami, secara teknis kami
diperbantukan oleh pihak Fakultas untuk terlibat dalam penanganan Program Studi
Pengkajian Melayu (Malay Studies), khususnya membina matakuliah yang silabusnya
terdapat topik-topik yang berkaitan dengan masalah Nusantara dana/atau
Indonesia.
Hasil pembicaraan kami yang diikuti dengan
penugasan ini berimpilkasi bahwa rencana yang telah kami persiapkan untuk
membina matakuliah “Bahasa Indonesia” bagi penutur Thai dan matakuliah
“Indonesian Studies” tidak bisa dilaksanakan. Yang bisa kami lakukan adalah
menyisipkan materi “ke-Indonesia-an” ke dalam matakuliah-matakuliah yang
silabusnya terdapat topik-topik yang berkaitan dengan masalah Nusantara
dan/atau Indonesia. Kondisi yang kami anggap “tantangan” ini mendorong kami
untuk bisa “berkreasi” lebih lanjut agar visi dan misi kami bisa tercapai secara
maksimal, dengan memanfaat kondisi yang ada.
Orientasi
Sebelum tugas pokok kami laksanakan, kami
mengadakan orientasi singkat yang kami arahkan pada tiga hal, yaitu (1)
gambaran umum tentang PSU Kampus Pattani, (2) gambaran umum tentang program Melayu
Studies, dan (3) gambaran umum tentang mahasiswa program Melayu Studies.
Berdasarkan orientasi ini, kami akan menentukan program dan langkah-langkah
konkret selama enam bulan terkait dengan visi, misi, dan tujuan penugasan kami
di PSU Kampus Pattani.
Hasil orientasi singkat tersebut
terdeskripsikan sebagai berikut.
(1) Gambaran Umum PSU Kampus Pattani
PSU Kampus Pattani merupakan bagian dari PSU yang berada di Thailand Selatan. PSU ini mempunyai tiga kampus, yaitu PSU Hat Yai Campus, PSU Phuket Campus, dan PSU Pattani Campus. Masing-masing kampus mempunyai fakultas dan jurusan/program studi tersendiri. PSU Hat Yai Campus mempunyai lima fakultas, yaitu (1) Fakultas Agro Industri (Faculty of Agro-Industry), (2) Fakultas Ilmu Kedokteran (Faculty of Medicine), (3) Fakultas Ilmu Keperawatann (Faculty of Nursing), (4) Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (Faculty of Sciences), dan (5) Fakultas Ilmu Managemen (Faculty of Management Sciences). PSU Phuket Campus mempunyai satu fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Industri Jasa (Faculty of Service Industies).
PSU Pattani Campus memiliki empat fakultas dan dua lembaga setingkat fakultas yang diberi nama “College” dan “Institut”, yaitu (1) Fakultas Ilmu
Pendidikan (Faculty of Education), (2)
Fakultas Ilmu Komunikasi (Faculty of Communication Science ), (3) Fakultas Ilmu
Sosial dan Humaniora (Faculty of Humanities and Social Sciences), (4) Fakultas
Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (Faculty of Science and Technology), (5)
College of Islamic Studies (CIS), dan (6) Institute of South East Asia Maritim
State Studies
Dari ketiga kampus ini yang menjadi induknya
adalah PSU Hat Yai Campus, walaupun masing-masingnya dikelola secara
tersendiri.
Selain kegiatan akademik atau intra
kurikuler, PSU Kampus Pattani juga mengagendakan kegiatan ekstra kurikuler
secara intensif dan rutin, baik yang berkaitan dengan seni-budaya maupun
sosial-ekonomi, baik yang dilaksanakan pada tingkat universitas maupun pada
tingkat fakultas. Kegiatan ekstra yang dimaksud antara lain sebagai berikut.
"Pasar Malam Kampus” (semacam Ekspo
Pembangunan di Malang) yang dilaksanakan dua kali setahun. Tujuan utama
kegiatan ini adalah mendekatkan atau mengakrabkan kampus dan masyarakat luas.
Pihak PSU menyediakan ratusan stand bertenda yang siap diisi oleh siapa saja
yang berminat. Setiap fakultas memamerkan produk unggulan masing-masing.
Mahasiswa pun diberikan kesempatan untuk berkreasi semaksimalnya, baik
pertunjukan seni, maupun keterampilan lainnya.
“Open PSU” yang dilaksanakan setiap semester,
yang waktunya disesuaikan dengan liburan sekolah. Tujuan utama kegiatan ini
adalah memperkenalkan secara lebih dekat berbagai program yang terdapat di PSU.
Para pengunjung pada acara ini tidak hanya siswa setingkat SMA tetapi juga
siswa setingkat SD dan SMP.
Pusat Pelayanan Masyarakat” yang terdapat
pada setiap fakultas dan/atau program studi. Tujuan utama kegiatan ini adalah
memberikan konsultasi secara profesional kepada masyarakat sesuai dengan bidang
masing-masing.
Dari serangkaian agenda ekstra kurikuler
tersebut, kami bisa memanfaatkannya terkait dengan visi dan misi kami selama
enam bulan di kampus ini, dalam program yang sinergis.
(2) Gambaran Umum Program Melayu Studies
Program Studi Melayu Studies merupakan
program di bawah Jurusan Bahasa-bahasa Asia Timur. Jurusan ini mempunyai enam
program, yaitu Program Bahasa Thailand, Program Bahasa Jepang, Program Bahasa
Korea, Program Bahasa Cina, Program Bahasa Melayu, dan Program Pengkajian
Melayu (Malay Studies). Dari kelima program tersebut, Program Pegkajian Melayu merupakan
program termuda, bediri pada tahun 1998. Setiap tahun hanya membuka satu kelas.
Jumlah setiap kelas tidak merata karena tergantung pada jumlah peminat ketika
program itu dibuka.
Mahasiswa tingkat I berjumlah 50 orang,
tingkat II 50 orang, tingkat III 26 orang, dan tingkat IV (tingkat akhir)
berjumlah 30 orang. Jumlah tenaga dosennya pun paling sedikit dibanding dengan
program yang lain, yaitu hanya 4 orang. Pada tahun mendatang, Program
Pengkajian Melayu tidak lagi berinduk ke Jurusan Bahasa-bahasa Asia Timur,
tetapi dialihkan ke Fakulas Ilmu Politik (Faculty of Political Science).
Program Studi Melayu Studies ini mempunyai
Pusat Informasi Melayu Studies (Malay Studies Information Center). Di tempat
ini terdapat berbagai data terkait dengan keperluan Pengkajian Melayu, mulai
dari buku-buku referensi, berbagai jurnal dan majalah, berbagai peta, dan
monograf sosial budaya (cetak, audio, dan audio-visual); juga karya-karya
mahasiswa dan dosen. Hanya saja, sebagian besar “sumber informasi” tersebut didominasi
oleh dan bernapas Ke-Malaysia-an. Sumber informasi tentang Nusantara dan/atau
Indonesia amat terbatas.
Dalam praktik kesehariannya, tempat ini
dipakai sebagai “ajang” berdiskusi dan berkreasi para mahasiswa dan dosen baik
dari Program Bahasa Melayu maupun Pengkajian Melayu. Pelayanan kepada
masyarakat yang terkait dengan Pengkajian Melayu pun dipusatkan di tempat ini,
misalnya penerjemahan, pelatihan seni, penelitian, pemberian informasi
sosial-budaya, dan sebagainya.
Dari gambaran ini kami optimis bahwa
keterlibatan kami di Program Pengkajian Melayu ini sangat diperlukan.
(3) Gambaran Umum Mahasiswa Program Melayu
Studies
Sebagian besar (95%) mahasiswa Program Pengkajian Melayu beragama Islam. Komunikasi sehari-hari mereka menggunakan bahasa Thai. Lebih dari 80% mereka juga bisa berbahasa Melayu walaupun dialeknya berbeda dengan bahasa Melayu di Malaysia. Tetapi, ketika diajak berkomunikasi dengan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, mereka bisa memahaminya, walaupun pemahamannya kurang maksimal, yang disebabkan oleh perbedaan beberapa pilihan kata (diksi). Kemampuan rata-rata pemahaman bahasa Inggris mereka sangat kurang, sehingga tidak memungkinkan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar perkuliahan.
Pada umumnya wawasan mereka tentang Nusantara
dan/atau Indonesia saat kurang. Bahkan, hal yang sangat umum, misalnya nama
presiden RI Pertama dan hari kemerdekaan RI, banyak yang tidak mengetahuinya.
Tetapi, tentang Malaysia – sampai hal-hal kecil – mereka memahaminya, misalnya
tentang Petronas (semacam Pertaminanya Indonesia), nama dan pimpinan partai
politik, dan peristiwa mutakhir lainnya.
Secara umum, pandangan mahasiswa (juga dosen
dan masyarakat Thailand Selatan pada umumnya) terhadap Indonesia adalah
positif, walaupun ada beberapa hal yang sampai sekarang menjadi “tanda tanya
besar” bagi mereka, yaitu tentang “Aceh”, “Ambon”, dan “Irian Jaya”.
Kepositifan itu terlihat pada penilaian dan sikap mereka bahwa “Bangsa
Indonesia itu ramah”, “Bangsa Indonesia adalah saudara kita sesama muslim”,
“Bangsa Indonesia tidak ada perbedaan dengan kita”, dan sebagainya.
Dari gambaran kondisi mahasiswa tersebut,
kami akan bisa menentukan strategi dan kiat perkuliahan bagi mereka, mulai dari
bahasa pengantar yang kami gunakan dalam perkuliahan, topik perkuliahan, dan
hal-hal lain yang mengarah kepada “pemberian wawasan tentang
Nusantara/Indonesia”.
Program
Berdasarkan hasil orientasi singkat tersebut
dan hasil konsultasi kami dengan Ketua Program Pengkajian Melayu, kami menyusun
dua jenis program, yaitu (1) program intra kurikuler dan (2) program ekstra
kurikuler. Program intra kurikuler berkaitan dengan penyusunan silabus
matakuliah yang akan kami ampu; sedangkan program ekstra kurikuler berkaitan
dengan rencana serangkaian kegiatan di luar perkuliahan yang mendukung visi dan
misi “keindosiaan”.
(1) Program Intra Kurikuler
Pada semester Juni-Oktober 2006, kami
mendapatlan kepercayaan untuk membina 4 (empat) matakuliah, yaitu (1) Politics
and Government in Nusantara, (2) Seminar in Malay Studies, (3) Malay
Civilization, dan (4) History of Nusantara. Keempat matakuliah yang
masing-masing dihargai 3 sks tersebut kami laksanakan secara team teacihng
dengan dosen setempat. Pada semester November-Maret 2006 kami hanya memberikan
advis materi kepada dosen pembina untuk empat matakuliah, yaitu Malay Society
I, Malay Intellectual Tradition, Political Economy in Nusantara, dan Legal
System in Nusantara dan memberikan kuliah awal (masing-masing 4empat kali
pertemuan) karena keberadaan kami di PSU sampai dengan awal Desember 2006. Oleh
karena itu, kami tidak menyusun topik atas keempat matakuliah yang disebut
terakhir ini.
Berdasarkan silabus keempat matakuliah
tersebut, dan berdasarkan hasil pembicaraan kami dengan masing-masing dosen
yang bersangkutan, topik-topik setiap matakuliah tersusun sebagai berikut.
a. Topik Matakuliah “Politics and Government
in Nusantara” (Khusus Politik dan Pemerintahan Indonesia)
Gambaran Umum Negara Indonesia: Bentuk
Negara, Bendera, Lagu Kebangsaan, Dasar Negara, Ibu Kota, Bahasa Resmi, Bentuk
Pemerintahan, Presiden dan Wakil Presiden, Luas Wilayah, Penduduk, Agama,
Kekayaan atau Potensi Alam, Tanggal Kemerdekaan, Pendapatan Total dan Per
Kapita, Mata Uang
Sistem Kekuasaan Indonesia (Orientasi pada
kedudukan dan fungsi masing-masing Lembaga): Legislatif: MPR, DPR, DPRD,
Eksekutif: Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota, Yudikatif: Mahkamah Agung,
Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri Struktur Pemerintahan Indonesia (Orientasi
pada tugas dan tanggung jawab masing-masing): Pemerintah Pusat, Pemerintah
Daerah Tingkat I, Pemerintah Daerah Tingkat II, Daerah Kecamatan,
Desa/Kelurahan, Kampung/RW/RT
Sistem Politik Indonesia: Organisasi Politik,
Sifat Kekuasaan dan Kewenangan Presiden, Hak-hak Rakyat Sistem Pemilihan Umum
(Orientasi pada jenis dan tahapan pemilu): Pemilihan Parlemen (Pusan dan
Daerah): Pemilihan Presiden: Pemilihan Gubernur dan Bupati/Walikota Pelaksanaan
Pemerintahan Indonesia: (Orientasi pada upaya Indonesia masa lalu): Susunan
Kabinet Indonesia Bersatu: Lemabaga Departemen dan Non Departemen: Lembaga Non
Pemerintah Kasus-kasus Politik di Indonesia (Orientasi pada kasus politik yang
aktual): Kasus Timor Timur: Kasus Aceh: Kasus Irian Jaya: Kasus Teroris: Kasus
Ambon
b. Topik Matakuliah “Seminar in Malay
Studies” (Orientasi pada Indonesian Studies)
Pengertian Melayu Studies
Kehidupan Masyarakat Melayu
Fungsi Keluarga dalam Tradisi Malayu
Upacara Kelahiran
Upacara Perkawinan
Upacara Kematian
Gotong Royong
Koperasi
Pengaruh Kepercayaan dalam Kehidupan
Masyarakat
Dukun
Hantu
Tabu
Ruwatan
Perobatan Tradisional
Budaya Tradisional Masyarakat Melayu
Permainan Tradisional
Kesenian Tradisional
Pengaruh Budaya Populer dalam Masyarakat
Melayu
c. Topik Matakuliah “Malay Civilization”
(Orientasi pada Kebudayaan Indonesia)
Pengertian Peradaban
Jenis-jenis Peradaban: Sistem Kepercayaan,
Sistem Kekerabatan, Sistem Sosial, Sistem Ekonomi
Suku Melayu
Suku Minangkabau
Suku Aceh
Suku Batak
Suku Jawa
Suku Sunda
Suku Madura
Suku Dayak
Suku Bugis
Suku Bali
d. Topik Matakuliah “History of Nusantara”
(Khusus Sejarah Indonesia)
Prasejarah (Orientasi pada jenis dan
ciri-ciri fisik manusia purba Indonesia)
Masa Kerajaan dan Kesultanan (Orientasi pada
kejayaan bangsa Indonesia pada masa lalu, baik dari segi ekonomi maupun
sosial-budaya): Kerajaan Kutai: Kerajaan Tarumanagara: Kerajaan Sriwijaya:
Kerajaan Singasari: Kerajaan Majapahit: Kerajaan Demak: Kesultanan Mataram:
Kesultanan Samudara Pasai: Kesultanan Ternate dan Tidore
Masa Kolonial (Orientasi pada kegigihan
perjuangan bangsa Indonesia): Kedatangan Portugis: Kedatangan Belanda:
Kedatangan Inggris: Penyerahan Kekuasaan Inggris ke Belanda: Kedudukan Jepang
Proklamasi (Orientasi pada langkah konkret
upaya pendirian negara Indonesia): Dasar Negara, Lambang Negara, Teks Proklamasi,
UUD 1945
Orde Lama (Orientasi pada pelaksanaan
pemerintahan Indonesia): Sistem Pemerintahan, Penggalangan Kerja Sama dengan
Luar Negeri, Pembangunan Ekonomi, Beberapa Kasus yang Menonjol dan Upaya
Pemecahannya
Orde Baru (Orientasi pada upaya pemakmuran
bangsa dan stabilisasi nasional): Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya,
Penggalakan Penanaman Modal Luar Negeri
Orde Reformasi (Orientasi pada penataan masa
depan Indonesia secara menyeluruh): Penataan Politik, Penataan Ekonomi,
Penataan Sosial dan Budaya
Tiada ulasan:
Catat Ulasan