Oleh Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan
Jika saya ke Indonesia di beberapa acara. Adalah yang pengajur bawa melawat kota dan juga termasuk tempat tempat bersejarah seperti Stupa. Dan kali ini akan bicara tentang Stupa. Stupa merupakan lambang dari agama Buddha yang berbentuk mangkuk terbalik. Dan pada bahagian atas puncak mangkuk terbalik tersebut terdapat bahagian berbentuk persegi empat atau segi lapan yang berbentuk tongkat di atasnya. Dan saya memperkenalkan sebuah stupa yang dikenali dengan nama Stupa Bongsu. Stupa ini terletak di Kawasan Muaratakus, Riau. Ini adalah tulisan berkaitan dengan Stupa Bongsu. Diambil dari Laman web Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tulisan Stupa Bongsu adalah seperti berikut :-
Stupa Bungsu berjarak 4.80 meter di barat
Stupa Mahligai. Bangunan stupa tersebut mempunyai tiga kaki di bangunan sisi
utara, dan satu kaki di bangunan sisi selatan. Stupa ini dipugar pada 1988, dan
selesai pada 1990. Dengan pemugaran bentuk aslinya stupa dapat dikembalikan,
yaitu empat persegi panjang. Pada gambar J.W. Yzerman, di atas bangunan dari
bata ada delapan stupa kecil mengelilingi satu stupa besar. Di atas bangunan
dari batu pasir ada satu stupa besar. Di sebelah timur ada satu tangga dari
batu pasir.
Di atas kaki ini ada dua bangunan dibagi menurut jenis bahan yang digunakan. Bangunan di sisi utara dari batu pasiran, sedangkan bangunan di sisi selatan dari bata. Batas kedua bagian bangunan ini tidak berupa garis tegak lurus, tetapi mengikuti bentuk profil bangunan dari batu pasir. Keadaan ini menunjukkan bangunan di sisi utara dibangun lebih dahulu dari batu pasiran, lalu dilanjutkan dengan bangunan di sisi selatan dari bata sebagai bangunan tambahan.
Bangunan stupa berbentuk lonceng dengan garis tengah 1.4 meter. Bagian anda dan yasti hilang, yang tersisa hanyalah bagian alas yang berbentuk padma. Menurut laporan Ijzerman, di lapik padma ditemukan bekas abu yang bercampur dengan tanah. Di antara abu ditemukan tiga serpihan daun emas dan satu nampan emas dengan gambar trisula dan tiga patah kata yang ditulis dalam Aksara Nagari. Di timur stupa ini ada bangunan penampil tempat tangga.
Schnitger juga merekonstruksi bentuk bangunan
sisi selatannya. Di bagian ini ada stupa utama yang ukurannya lebih besar dan
lebih tinggi. Stupa utama ini dikelilingi beberapa stupa kecil. Stupa-stupa ini
didirikan di atas lapik bersisi 20. Tepat di depan gerbang Stupa Tuo ada
gundukkan tanah dengan dua lubang. Tempat itu diperkirakan tempat pembakaran
jenazah. Lubang yang satu untuk memasukkan jenazah dan yang satunya lagi untuk
mengeluarkan abunya. Di dalam gundukkan tanah ditemukan kerikil dari Sungai
Kampar.
Sumber:
Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (ed.), 2014,
Candi Indonesia Seri Sumatera,
Kalimantan, Bali, Sumbawa, Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan
Permuseuman, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Hlm. 112–113.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan