Oleh Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan
Aksara Incung merupakan warisan tak benda
yang dimiliki oleh Provinsi Jambi. Aksara Incung merupakan salah satu aksara di
Indonesia yang digunakan oleh Suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi Jambi,
Provinsi Jambi.
Secara bahasa, aksara Incung berarti miring
atau terpancung iaitu dari bahasa kerinci. Aksara Incung sendiri dibentuk oleh
garis-lurus, patah terpancung, dan melengkung. Aksara Incung adalah peninggalan
nenek moyang orang Kerinci Kuno. Incung ini digunakan oleh leluhur Kerinci
untuk mendokumentasikan tentang sejarah, sastra, hukum adat, dan mantra-mantra.
Disini akan kemukakan sebuah artikel dari
laman web Warisan budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia. Isi kandungannya adalah seperti berikut :-
Akara Incung yang terdapat di Kabupaten
Kerinci dipergunakan oleh orang Kerinci sejak zaman dahulu. Ada semacam
kepercayaan dikalangan orang Kerinci, bahwa penciptaan aksara dan pelahiran
kesusasteraan bersumber dari suatu latar belakang perwujudan budaya alam,
manuia dan ketuhanan sebagai suatu keseluruhan. Sehingga kesusastraan orang
Kerinci yang ditulis pada tanduk kerbau, bambu, kulit kayu, kain dan kertas
merupakan kesusastraan suci yang dianggap keramat dan sakti.
Sampai saat sekarang, kepercayaan terebut
sulit hilang dalam kehidupan budaya mayarakat Kerinci. Sejak abad ke 19
naskah-nakah ini telah dijadikan benda keramat oleh orang Kerinci, sedangkan
orang-orang yang ahli, dapat menulis dan membaca tulisan ini sudah sedikit
sekali. Dengan demikian, naskah-naskah kuno yang bertuliskan aksara Incung ini
terancam punah dan ditinggalkan oleh generainya.
Penggunaan aksara oleh pemerintah daerah
untuk menjaga aksara Incung
Hal ini bisa saja disebabkan oleh kurangnya
minat seseorang untuk membaca dan menekuninya karena tulisannya tidak akrab
lagi dengan mereka. Tambahan lagi nakah-naskah ini disimpan dan dikeramatkan
oleh pemiliknya sehingga tidak ada keinginan untuk membaca, mempelajari,
menghayati dan menyebarluaskan isi serta nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Pada hal nakah-naskah tersebut menyimpan banyak nilai-nilai moral,
sosial, budaya,, sejarah, pendidikan dan sebaginya. Nilai-nilai atau
pengetahuan ini bukan saja bermakna pada masa lalu dan masa kini tetapi juga
untuk masa depan. Nakah-nakah yang bertulisan Incung selain tersebar di
rumah-rumah penduduk/masyarakat sebagai pusaka yang dikeramatkan, juga terimpan
di Museum Negeri Jambi dan Museum Nasional Jakarta.
Penggunaan aksara oleh pemerintah daerah untuk menjaga aksara Incung
Sedangkan di luar negeri tersimpan di Museum
Leiden Belanda. Pada masa sekarang, di Provinsi Jambi sudah ada pemikiran dan
perhatian dari pihak-pihak tertentu dan instansi pemerintah untuk peletarian
dan mempelajari aksara Incung ini antara lain melalui penalihaksaan aksara
Incung ke dalam bahasa latin, penelitian, mengajarkan tulis baca aksara incung
di sekolah-sekolaaksara latin dan menuliskan nama-nama dinas instansi dan
nama-nama jalan dengan memakai aksara incung dan lain-lain.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan