Selasa, 15 Ogos 2023

Aksara Incung, aksara yang dimiliki oleh masyarakat Kerinci, Provinsi Jambi.

Oleh Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan

Aksara Incung merupakan warisan tak benda yang dimiliki oleh Provinsi Jambi. Aksara Incung merupakan salah satu aksara di Indonesia yang digunakan oleh Suku Kerinci yang mendiami dataran tinggi Jambi, Provinsi Jambi.


Secara bahasa, aksara Incung berarti miring atau terpancung iaitu dari bahasa kerinci. Aksara Incung sendiri dibentuk oleh garis-lurus, patah terpancung, dan melengkung. Aksara Incung adalah peninggalan nenek moyang orang Kerinci Kuno. Incung ini digunakan oleh leluhur Kerinci untuk mendokumentasikan tentang sejarah, sastra, hukum adat, dan mantra-mantra.


Disini akan kemukakan sebuah artikel dari laman web Warisan budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Isi kandungannya adalah seperti berikut :-


Akara Incung yang terdapat di Kabupaten Kerinci dipergunakan oleh orang Kerinci sejak zaman dahulu. Ada semacam kepercayaan dikalangan orang Kerinci, bahwa penciptaan aksara dan pelahiran kesusasteraan bersumber dari suatu latar belakang perwujudan budaya alam, manuia dan ketuhanan sebagai suatu keseluruhan. Sehingga kesusastraan orang Kerinci yang ditulis pada tanduk kerbau, bambu, kulit kayu, kain dan kertas merupakan kesusastraan suci yang dianggap keramat dan sakti.

Sampai saat sekarang, kepercayaan terebut sulit hilang dalam kehidupan budaya mayarakat Kerinci. Sejak abad ke 19 naskah-nakah ini telah dijadikan benda keramat oleh orang Kerinci, sedangkan orang-orang yang ahli, dapat menulis dan membaca tulisan ini sudah sedikit sekali. Dengan demikian, naskah-naskah kuno yang bertuliskan aksara Incung ini terancam punah dan ditinggalkan oleh generainya.

Penggunaan aksara oleh pemerintah daerah untuk menjaga aksara Incung

Hal ini bisa saja disebabkan oleh kurangnya minat seseorang untuk membaca dan menekuninya karena tulisannya tidak akrab lagi dengan mereka. Tambahan lagi nakah-naskah ini disimpan dan dikeramatkan oleh pemiliknya sehingga tidak ada keinginan untuk membaca, mempelajari, menghayati dan menyebarluaskan isi serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Pada hal nakah-naskah tersebut menyimpan banyak nilai-nilai moral, sosial, budaya,, sejarah, pendidikan dan sebaginya. Nilai-nilai atau pengetahuan ini bukan saja bermakna pada masa lalu dan masa kini tetapi juga untuk masa depan. Nakah-nakah yang bertulisan Incung selain tersebar di rumah-rumah penduduk/masyarakat sebagai pusaka yang dikeramatkan, juga terimpan di Museum Negeri Jambi dan Museum Nasional Jakarta.

Penggunaan aksara oleh pemerintah daerah untuk menjaga aksara Incung

Sedangkan di luar negeri tersimpan di Museum Leiden Belanda. Pada masa sekarang, di Provinsi Jambi sudah ada pemikiran dan perhatian dari pihak-pihak tertentu dan instansi pemerintah untuk peletarian dan mempelajari aksara Incung ini antara lain melalui penalihaksaan aksara Incung ke dalam bahasa latin, penelitian, mengajarkan tulis baca aksara incung di sekolah-sekolaaksara latin dan menuliskan nama-nama dinas instansi dan nama-nama jalan dengan memakai aksara incung dan lain-lain.

Tiada ulasan: