Oleh Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan
Apakah hubugan Bahasa Indonesia dengan Bahasa
Melayu. Sesetengah golongan akademi mengatakan Bahasa Indonesia bukan berasal
dari Bahasa Melayu. Sebaliknya terdapat juga yang membantah kenyataan bahawa Bahasa
Indonesia bukan berasal dari Bahasa Melayu. Tetapi menegaskan bahawa Bahasa
Indonesia berasal dari Bahasa Melayu. Di
sini penulis akan ketengah sebuah artikel bertajuk “Dari Mana Datangnya Bahasa
Indonesia ?” Artikel ini dimuat di laman web Direktorat Sekolah Menengah
Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menegah, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi,
Republik Indonesia.
Isi artikel “Dari Mana Datangnya Bahasa
Indonesia” adalah seperti berikut :
Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional di negara Indonesia. Sahabat Sekolah Menengah Pertama mungkin telah mengenal bahasa Indonesia sejak kecil. Tetapi, apakah Sahabat Sekolah Menengah Pertama tahu asal usul bahasa Indonesia? Pada momentum Bulan Sastra dan Bahasa ini, Direktorat Sekolah Menengah Pertama akan membahas sejarah singkat bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional. Semak baik-baik, ya.
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda
dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar
(1) bertumpah darah yang
satu, tanah Indonesia,
(2) berbangsa yang satu,
bangsa Indonesia, dan
(3) menjunjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Ikrar para pemuda ini dikenal dengan nama Sumpah
Pemuda.
Unsur yang ketiga dari Sumpah Pemuda merupakan pernyataan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Pada tahun 1928 itulah bahasa Indonesia dikukuhkan kedudukannya sebagai bahasa nasional.
Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 kerana pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945
disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Bahasa negara
ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
Keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di Medan, Sumatra Utara antara lain,
menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari
bahasa Melayu yang sejak zaman dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa
perhubungan (lingua franca) bukan hanya di Kepulauan Nusantara, melainkan juga
hampir di seluruh Asia Tenggara.
Bahasa Melayu mulai dipakai di kawasan Asia
Tenggara sejak abad ke-7. Bukti yang menyatakan itu ialah
dengan ditemukannya prasasti di Kedukan Bukit berangka tahun 683
M (Palembang), Talang Tuwo berangka tahun 684 M
(Palembang), Kota Kapur berangka tahun 686 M (Bangka
Barat), dan Karang Brahi berangka tahun 688 M (Jambi).
Prasasti itu bertuliskan huruf Pranagari berbahasa Melayu Kuna. Bahasa Melayu
Kuna itu tidak hanya dipakai pada zaman Sriwijaya karena di Jawa Tengah
(Gandasuli) juga ditemukan prasasti berangka tahun 832 M
dan di Bogor ditemukan prasasti berangka tahun 942 M yang
juga menggunakan bahasa Melayu Kuno.
Pada zaman Sriwijaya, bahasa Melayu dipakai
sebagai bahasa kebudayaan, yaitu bahasa buku pelajaran agama Budha. Bahasa
Melayu juga dipakai sebagai bahasa perhubungan antarsuku di Nusantara dan
sebagai bahasa perdagangan, baik sebagai bahasa antarsuku di Nusantara maupun
sebagai bahasa yang digunakan terhadap para pedagang yang datang dari luar
Nusantara.
Informasi dari seorang ahli sejarah Cina, I-Tsing, yang belajar agama Budha di Sriwijaya, antara lain, menyatakan bahawa di Sriwijaya ada bahasa yang bernama Koen-louen (I-Tsing:63,159), Kou-luen (I-Tsing:183), K’ouen-louen (Ferrand, 1919), Kw’enlun (Alisjahbana, 1971:1089). Kun’lun (Parnikel, 1977:91), K’un-lun (Prentice, 1078:19), yang berdampingan dengan Sanskerta. Yang dimaksud Koen-luen adalah bahasa perhubungan (lingua franca) di Kepulauan Nusantara, iaitu bahasa Melayu.
Perkembangan dan pertumbuhan bahasa Melayu
tampak semakin jelas dari peninggalan kerajaan Islam, baik yang berupa batu
bertulis, seperti tulisan pada batu nisan di Minye Tujuh, Aceh, berangka tahun 1380 M, maupun hasil susastra (abad ke-16
dan ke-17), seperti Syair Hamzah Fansuri, Hikayat
Raja-Raja Pasai, Sejarah Melayu, Tajussalatin, dan Bustanussalatin.
Bahasa Melayu menyebar ke pelosok Nusantara
bersamaan dengan menyebarnya agama Islam di wilayah Nusantara. Bahasa Melayu
mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa perhubungan antarpulau,
antarsuku, antarpedagang, antarbangsa, dan antarkerajaan kerana bahasa Melayu
tidak mengenal tingkat tutur.
Bahasa Melayu dipakai di mana-mana di wilayah
Nusantara serta makin berkembang dan bertambah kukuh keberadaannya. Bahasa
Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya dipengaruhi
oleh corak budaya daerah. Bahasa Melayu menyerap kosakata dari berbagai bahasa,
terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia, bahasa Arab, dan bahasa-bahasa
Eropa. Bahasa Melayu pun dalam perkembangannya muncul dalam berbagai variasi
dan dialek.
Perkembangan bahasa Melayu di wilayah
Nusantara mempengaruhi dan mendorong tumbuhnya rasa persaudaraan dan persatuan
bangsa Indonesia. Komunikasi antarperkumpulan yang bangkit pada masa itu
menggunakan bahasa Melayu. Para pemuda Indonesia yang tergabung dalam
perkumpulan pergerakan secara sadar mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa
Indonesia, yang menjadi bahasa persatuan untuk seluruh bangsa Indonesia (Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928).
Kebangkitan nasional telah mendorong
perkembangan bahasa Indonesia dengan pesat. Peranan kegiatan politik,
perdagangan, persuratkabaran, dan majalah sangat besar dalam memodernkan bahasa
Indonesia. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, 17
Agustus 1945, telah mengukuhkan kedudukan dan fungsi
bahasa Indonesia secara konstitusional sebagai bahasa negara. Kini bahasa
Indonesia dipakai oleh berbagai lapisan masyarakat Indonesia, baik di tingkat
pusat maupun daerah.
Nah, itulah sejarah singkat perjalanan bahasa
Indonesia yang kini dikukuhkan sebagai bahasa nasional yang menyatukan seluruh
bangsa Indonesia. Yuk, bersama-sama kita mengutamakan penggunaan bahasa
Indonesia, melestarikan bahasa daerah sebagai bagian dari kekayaan budaya
nusantara, serta tidak lupa untuk belajar menguasai belajar asing.
Rujukan:
http://repositori.kemdikbud.go.id/3123/1/Masa%20masa%20awal%20bahasa%20indonesia.pdf
https://kantorbahasabengkulu.kemdikbud.go.id/sekilas-tentang-sejarah-bahasa-indonesia/
Tiada ulasan:
Catat Ulasan