Oleh
Masnur Muslich
LAPORAN
AKHIR PELAKSANAAN TUGAS
DI
PRINCE OF SONGKHLA UNIVERSITY (PSU), KAMPUS PATTANI, THAILAND
Kedatangan
kami yang diantar oleh dua petugas Konsulat RI Songkhla di PSU Kampus Pattani
pada 26 Juni 2006 disambut oleh Dekan
Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora (Faculty of Humanities and Social
Sciences) dan Ketua Jurusan Bahasa-bahasa Asia Timur. Setelah kami
memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kedatangan kami, secara teknis kami
diperbantukan oleh pihak Fakultas untuk terlibat dalam penanganan Program Studi
Pengkajian Melayu (Malay Studies), khususnya membina matakuliah yang silabusnya
terdapat topik-topik yang berkaitan dengan masalah Nusantara dana/atau
Indonesia.
Hasil
pembicaraan kami yang diikuti dengan penugasan ini berimpilkasi bahwa rencana
yang telah kami persiapkan untuk membina matakuliah “Bahasa Indonesia” bagi
penutur Thai dan matakuliah “Indonesian Studies” tidak bisa dilaksanakan. Yang
bisa kami lakukan adalah menyisipkan materi “ke-Indonesia-an” ke dalam
matakuliah-matakuliah yang silabusnya terdapat topik-topik yang berkaitan
dengan masalah Nusantara dan/atau Indonesia. Kondisi yang kami anggap
“tantangan” ini mendorong kami untuk bisa “berkreasi” lebih lanjut agar visi
dan misi kami bisa tercapai secara maksimal, dengan memanfaat kondisi yang ada.
2.2.1 Orientasi
Sebelum
tugas pokok kami laksanakan, kami mengadakan orientasi singkat yang kami
arahkan pada tiga hal, yaitu (1) gambaran umum tentang PSU
Kampus Pattani, (2) gambaran umum tentang program Melayu
Studies, dan (3) gambaran umum tentang mahasiswa program
Melayu Studies. Berdasarkan orientasi ini, kami akan menentukan program dan
langkah-langkah konkret selama enam bulan terkait dengan visi, misi, dan tujuan
penugasan kami di PSU Kampus Pattani.
Hasil
orientasi singkat tersebut terdeskripsikan sebagai berikut.
(1)
Gambaran
Umum PSU Kampus Pattani
PSU
Kampus Pattani merupakan bagian dari PSU yang berada di Thailand Selatan. PSU
ini mempunyai tiga kampus, yaitu PSU Hat Yai Campus, PSU Phuket Campus, dan PSU
Pattani Campus. Masing-masing kampus mempunyai fakultas dan jurusan/program
studi tersendiri.
PSU
Hat Yai Campus mempunyai lima fakultas, yaitu (1) Fakultas
Agro Industri (Faculty of Agro-Industry), (2) Fakultas
Ilmu Kedokteran (Faculty of Medicine), (3) Fakultas Ilmu
Keperawatann (Faculty of Nursing), (4) Fakultas Ilmu
Pengetahuan Alam (Faculty of Sciences), dan (5) Fakultas
Ilmu Managemen (Faculty of Management Sciences).
PSU
Phuket Campus mempunyai satu fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Industri Jasa
(Faculty of Service Industies).
PSU
Pattani Campus memiliki empat fakultas dan dua lembaga setingkat fakultas yang
diberi nama “College” dan “Institut”, yaitu (1) Fakultas
Ilmu Pendidikan (Faculty of Education), (2) Fakultas Ilmu
Komunikasi (Faculty of Communication Science ), (3) Fakultas
Ilmu Sosial dan Humaniora (Faculty of Humanities and Social Sciences), (4) Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (Faculty of
Science and Technology), (5) College of Islamic Studies
(CIS), dan (6) Institute of South East Asia Maritim State
Studies.
Dari
ketiga kampus ini yang menjadi induknya adalah PSU Hat Yai Campus, walaupun
masing-masingnya dikelola secara tersendiri.
Selain
kegiatan akademik atau intra kurikuler, PSU Kampus Pattani juga mengagendakan
kegiatan ekstra kurikuler secara intensif dan rutin, baik yang berkaitan dengan
seni-budaya maupun sosial-ekonomi, baik yang dilaksanakan pada tingkat
universitas maupun pada tingkat fakultas. Kegiatan ekstra yang dimaksud antara
lain sebagai berikut.
Pasar
Malam Kampus” (semacam Ekspo Pembangunan di Malang) yang dilaksanakan dua kali
setahun. Tujuan utama kegiatan ini adalah mendekatkan atau mengakrabkan kampus
dan masyarakat luas. Pihak PSU menyediakan ratusan stand bertenda yang siap
diisi oleh siapa saja yang berminat. Setiap fakultas memamerkan produk unggulan
masing-masing. Mahasiswa pun diberikan kesempatan untuk berkreasi
semaksimalnya, baik pertunjukan seni, maupun keterampilan lainnya.
Open
PSU” yang dilaksanakan setiap semester, yang waktunya disesuaikan dengan
liburan sekolah. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkenalkan secara lebih
dekat berbagai program yang terdapat di PSU. Para pengunjung pada acara ini
tidak hanya siswa setingkat SMA tetapi juga siswa setingkat SD dan SMP.
Pusat
Pelayanan Masyarakat” yang terdapat pada setiap fakultas dan/atau program
studi. Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan konsultasi secara
profesional kepada masyarakat sesuai dengan bidang masing-masing.
Dari
serangkaian agenda ekstra kurikuler tersebut, kami bisa memanfaatkannya terkait
dengan visi dan misi kami selama enam bulan di kampus ini, dalam program yang
sinergis.
(2)
Gambaran
Umum Program Melayu Studies
Program
Studi Melayu Studies merupakan program di bawah Jurusan Bahasa-bahasa Asia
Timur. Jurusan ini mempunyai enam program, yaitu Program Bahasa Thailand,
Program Bahasa Jepang, Program Bahasa Korea, Program Bahasa Cina, Program
Bahasa Melayu, dan Program Pengkajian Melayu (Malay Studies). Dari kelima
program tersebut, Program Pegkajian Melayu merupakan program termuda, bediri
pada tahun 1998. Setiap tahun hanya membuka satu kelas.
Jumlah setiap kelas tidak merata karena tergantung pada jumlah peminat ketika
program itu dibuka. Mahasiswa tingkat I berjumlah 50
orang, tingkat II 50 orang, tingkat III 26
orang, dan tingkat IV (tingkat akhir) berjumlah 30 orang.
Jumlah tenaga dosennya pun paling sedikit dibanding dengan program yang lain,
yaitu hanya 4 orang. Pada tahun mendatang, Program
Pengkajian Melayu tidak lagi berinduk ke Jurusan Bahasa-bahasa Asia Timur,
tetapi dialihkan ke Fakulas Ilmu Politik (Faculty of Political Science).
Program
Studi Melayu Studies ini mempunyai Pusat Informasi Melayu Studies (Malay
Studies Information Center). Di tempat ini terdapat berbagai data terkait
dengan keperluan Pengkajian Melayu, mulai dari buku-buku referensi, berbagai
jurnal dan majalah, berbagai peta, dan monograf sosial budaya (cetak, audio,
dan audio-visual); juga karya-karya mahasiswa dan dosen. Hanya saja, sebagian
besar “sumber informasi” tersebut didominasi oleh dan bernapas Ke-Malaysia-an.
Sumber informasi tentang Nusantara dan/atau Indonesia amat terbatas.
Dalam
praktik kesehariannya, tempat ini dipakai sebagai “ajang” berdiskusi dan
berkreasi para mahasiswa dan dosen baik dari Program Bahasa Melayu maupun
Pengkajian Melayu. Pelayanan kepada masyarakat yang terkait dengan Pengkajian
Melayu pun dipusatkan di tempat ini, misalnya penerjemahan, pelatihan seni,
penelitian, pemberian informasi sosial-budaya, dan sebagainya.
Dari
gambaran ini kami optimis bahwa keterlibatan kami di Program Pengkajian Melayu
ini sangat diperlukan.
(3)
Gambaran
Umum Mahasiswa Program Melayu Studies
Sebagian
besar (95%) mahasiswa Program Pengkajian Melayu beragama
Islam. Komunikasi sehari-hari mereka menggunakan bahasa Thai. Lebih dari 80% mereka juga bisa berbahasa Melayu walaupun dialeknya berbeda
dengan bahasa Melayu di Malaysia. Tetapi, ketika diajak berkomunikasi dengan
bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, mereka bisa memahaminya, walaupun
pemahamannya kurang maksimal, yang disebabkan oleh perbedaan beberapa pilihan
kata (diksi). Kemampuan rata-rata pemahaman bahasa Inggris mereka sangat
kurang, sehingga tidak memungkinkan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa
pengantar perkuliahan.
Pada
umumnya wawasan mereka tentang Nusantara dan/atau Indonesia saat kurang.
Bahkan, hal yang sangat umum, misalnya nama presiden RI Pertama dan hari
kemerdekaan RI, banyak yang tidak mengetahuinya. Tetapi, tentang Malaysia –
sampai hal-hal kecil – mereka memahaminya, misalnya tentang Petronas (semacam
Pertaminanya Indonesia), nama dan pimpinan partai politik, dan peristiwa
mutakhir lainnya.
Secara
umum, pandangan mahasiswa (juga dosen dan masyarakat Thailand Selatan pada
umumnya) terhadap Indonesia adalah positif, walaupun ada beberapa hal yang
sampai sekarang menjadi “tanda tanya besar” bagi mereka, yaitu tentang “Aceh”,
“Ambon”, dan “Irian Jaya”. Kepositifan itu terlihat pada penilaian dan sikap
mereka bahwa “Bangsa Indonesia itu ramah”, “Bangsa Indonesia adalah saudara
kita sesama muslim”, “Bangsa Indonesia tidak ada perbedaan dengan kita”, dan
sebagainya.
Dari
gambaran kondisi mahasiswa tersebut, kami akan bisa menentukan strategi dan
kiat perkuliahan bagi mereka, mulai dari bahasa pengantar yang kami gunakan
dalam perkuliahan, topik perkuliahan, dan hal-hal lain yang mengarah kepada
“pemberian wawasan tentang Nusantara/Indonesia”.
2.2.2 Program
Berdasarkan
hasil orientasi singkat tersebut dan hasil konsultasi kami dengan Ketua Program
Pengkajian Melayu, kami menyusun dua jenis program, yaitu (1) program
intra kurikuler dan (2) program ekstra kurikuler. Program
intra kurikuler berkaitan dengan penyusunan silabus matakuliah yang akan kami
ampu; sedangkan program ekstra kurikuler berkaitan dengan rencana serangkaian
kegiatan di luar perkuliahan yang mendukung visi dan misi “keindosiaan”.
(1)
Program
Intra Kurikuler
Pada
semester Juni-Oktober 2006, kami mendapatlan kepercayaan
untuk membina 4 (empat) matakuliah, yaitu (1)
Politics and Government in Nusantara, (2) Seminar
in Malay Studies, (3) Malay Civilization, dan (4) History of Nusantara. Keempat matakuliah yang masing-masing
dihargai 3 sks tersebut kami laksanakan secara team
teacihng dengan dosen setempat. Pada semester November-Maret 2006
kami hanya memberikan advis materi kepada dosen pembina untuk empat matakuliah,
yaitu Malay Society I, Malay Intellectual Tradition, Political Economy in Nusantara,
dan Legal System in Nusantara dan memberikan kuliah awal (masing-masing 4empat kali pertemuan) karena keberadaan kami di PSU sampai
dengan awal Desember 2006. Oleh karena itu, kami tidak
menyusun topik atas keempat matakuliah yang disebut terakhir ini.
Berdasarkan
silabus keempat matakuliah tersebut, dan berdasarkan hasil pembicaraan kami
dengan masing-masing dosen yang bersangkutan, topik-topik setiap matakuliah
tersusun sebagai berikut.
a.
Topik Matakuliah “Politics and Government in Nusantara”
(Khusus Politik
dan Pemerintahan Indonesia)
Gambaran
Umum Negara Indonesia
Bentuk
Negara
Bendera
Lagu
Kebangsaan
Dasar
Negara
Ibu
Kota
Bahasa
Resmi
Bentuk
Pemerintahan
Presiden
dan Wakil Presiden
Luas
Wilayah
Penduduk
Agama
Kekayaan
atau Potensi Alam
Tanggal
Kemerdekaan
Pendapatan
Total dan Per Kapita
Mata
Uang
Sistem
Kekuasaan Indonesia
(Orientasi pada
kedudukan dan fungsi masing-masing Lembaga)
Legislatif:
MPR, DPR, DPRD
Eksekutif:
Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota
Yudikatif:
Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri
Struktur
Pemerintahan Indonesia
(Orientasi pada
tugas dan tanggung jawab masing-masing )
Pemerintah
Pusat
Pemerintah
Daerah Tingkat I
Pemerintah
Daerah Tingkat II
Daerah
Kecamatan
Desa/Kelurahan
Kampung/RW/RT
Sistem
Politik Indonesia
Organisasi
Politik
Sifat
Kekuasaan dan Kewenangan Presiden
Hak-hak
Rakyat
Sistem
Pemilihan Umum
(Orientasi pada
jenis dan tahapan pemilu)
Pemilihan
Parlemen (Pusan dan Daerah)
Pemilihan
Presiden
Pemilihan
Gubernur dan Bupati/Walikota
Pelaksanaan
Pemerintahan Indonesia
(Orientasi pada
upaya Indonesia masa lalu)
Susunan
Kabinet Indonesia Bersatu
Lemabaga
Departemen dan Non Departemen
Lembaga
Non Pemerintah
Kasus-kasus
Politik di Indonesia
(Orientasi pada
kasus politik yang aktual)
Kasus
Timor Timur
Kasus
Aceh
Kasus
Irian Jaya
Kasus
Teroris
Kasus
Ambon
b.
Topik Matakuliah “Seminar in Malay Studies”
(Orientasi pada
Indonesian Studies)
Pengertian
Melayu Studies
Kehidupan
Masyarakat Melayu
Fungsi
Keluarga dalam Tradisi Malayu
Upacara
Kelahiran
Upacara
Perkawinan
Upacara
Kematian
Gotong
Royong
Koperasi
Pengaruh
Kepercayaan dalam Kehidupan Masyarakat
Dukun
Hantu
Tabu
Ruwatan
Perobatan
Tradisional
Budaya
Tradisional Masyarakat Melayu
Permainan
Tradisional
Kesenian
Tradisional
Pengaruh
Budaya Populer dalam Masyarakat Melayu
c.
Topik Matakuliah “Malay Civilization”
(Orientasi pada
Kebudayaan Indonesia)
Pengertian
Peradaban
Jenis-jenis
Peradaban: Sistem Kepercayaan, Sistem Kekerabatan, Sistem Sosial, Sistem
Ekonomi
Suku
Melayu
Suku
Minangkabau
Suku
Aceh
Suku
Batak
Suku
Jawa
Suku
Sunda
Suku
Madura
Suku
Dayak
Suku
Bugis
Suku
Bali
d.
Topik Matakuliah “History of Nusantara”
(Khusus Sejarah
Indonesia)
Prasejarah
(Orientasi pada
jenis dan ciri-ciri fisik manusia purba Indonesia)
Megantropus
Pithecantropus
Homo
Erectus
Masa
Kerajaan dan Kesultanan
(Orientasi pada
kejayaan bangsa Indonesia pada masa lalu, baik dari segi ekonomi maupun
sosial-budaya)
Kerajaan
Kutai
Kerajaan
Tarumanagara
Kerajaan
Sriwijaya
Kerajaan
Singasari
Kerajaan
Majapahit
Kerajaan
Demak
Kesultanan
Mataram
Kesultanan
Samudara Pasai
Kesultanan
Ternate dan Tidore
Masa
Kolonial
(Orientasi pada
kegigihan perjuangan bangsa Indonesia)
Kedatangan
Portugis
Kedatangan
Belanda
Kedatangan
Inggris
Penyerahan
Kekuasaan Inggris ke Belanda
Kedudukan
Jepang
Proklamasi
(Orientasi pada
langkah konkret upaya pendirian negara Indonesia)
Dasar
Negara
Lambang
Negara
Teks
Proklamasi
UUD
1945
Orde
Lama
(Orientasi pada
pelaksanaan pemerintahan Indonesia)
Sistem
Pemerintahan
Penggalangan
Kerja Sama dengan Luar Negeri
Pembangunan
Ekonomi
Beberapa
Kasus yang Menonjol dan Upaya Pemecahannya
Orde
Baru
(Orientasi pada
upaya pemakmuran bangsa dan stabilisasi nasional)
Pembangunan
Manusia Indonesia Seutuhnya
Penggalakan
Penanaman Modal Luar Negeri
Orde
Reformasi
(Orientasi pada
penataan masa depan Indonesia secara menyeluruh)
Penataan
Politik
Penataan
Ekonomi
Penataan
Sosial dan Budaya
Program
Ekstra Kurikuler
Kegiatan
ekstra kurikuler yang kami programkan dalam rangka mengemban visi dan misi
“ke-Indonesia-an” adalah sebagai berikut.
Program
“Indonesian Corner”. Program ini bertujuan memberikan pelayanan kepada mahasiwa
(juga dosen dan masyarakat) yang ingin belajar bahasa Indonesia dan yang ingin
memperoleh informasi tentang Indonesia – juga Nusantara – (khususnya menyangkut
sosial budaya).
Program
Pameran Pendidikan Indonesia bertepatan dengan “Open House PSU”. Program ini
bertujuan mengenalkan program pendidikan yang ada di Indonesia, utama program pemberian
bea siswa yang disediakan oleh pemerintah dan/atau perguruan tinggi di
Indonesia.
Program
“Indonesian Night”. Program ini bertujuan memberikan tampilan ekspresi kesenian
Indonesia sebagai khasanah budaya bangsa yang layak untuk diapresiasi.
Program
“Studi Banding” ke Indonesia. Program ini bertujuan memberikan informasi dan
pengalaman langsung (lewat pengamatan real) kepada mahasiswa tentang sosial
budaya Indonesia.
2.2.3 Pelaksanaan
Intra
Kurikuler
Pelaksanaan
perkuliahan keempat matakuliah tersebut kami lakukan secara team teaching (2 orang), dengan porsi sajian tiga jam per minggu (@ 50 menit). Topik-topik yang telah kami susun dalam silabus
setiap matakuliah telah tersajikan sesuai dengan rencana. Bahkan, ada beberapa
topik yang menjadi minat mahasiswa untuk didalami dalam tugas akhir
perkuliahannya.
Sebagian
besar materi perkuliahan kami akses dari internet. Setiap mahasiswa memperoleh
garis-garis besar materi sebelum perkuliahan berlangsung sehingga mereka bisa
mengikuti dan memahami setiap perkuliahan kami. Gambar dan foto untuk menunjang
perkuliahan pun kami tampilkan lewat slide sehingga lebih menarik dan lebih
memantapkan pemahaman mahasiswa. Bahkan, kami pun memutarkan beberapa kali film
Indonesia agar mereka mempunyai gambaran tentang “keadaan” Indonesia.
Hasil
evaluasi akhir (semester) terhadap setiap matakuliah menunjukkan gambaran
sebagai berikut.
(1)
Politics
and Government in Nusantara
Jumlah
Peserta: 30 orNG
Rentang
Nilai:
Yang
memperoleh nilai A : 5 orang (16,66%)
Yang
memperoleh nilai B+ : 4 orang (13,33%)
Yang
memperoleh nilai B : 11 orang (36,66%)
Yang
memperoleh nilai C+ : 8 orang (26,66%)
Yang
memperoleh nilai C : 2 orang ( 6,66%)
Yang
memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang
memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)
Yang
memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)
(2)
Seminar
in Malay Studies
Jumlah
Peserta: 34 orang
Rentang
Nilai:
Yang
memperoleh nilai A : 4 orang (11,75%)
Yang
memperoleh nilai B+ : 4 orang (11,75%)
Yang
memperoleh nilai B : 15 orang (44,11%)
Yang
memperoleh nilai C+ : 9 orang (26,47%)
Yang
memperoleh nilai C : 2 orang ( 5,88%)
Yang
memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang
memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)
Yang
memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)
(3)
Malay
Civilization
Jumlah
Peserta: 52 orang
Rentang
Nilai:
Yang
memperoleh nilai A : orang (%)
Yang
memperoleh nilai B+ : orang (%)
Yang
memperoleh nilai B : orang (%)
Yang
memperoleh nilai C+ : orang (%)
Yang
memperoleh nilai C : orang (%)
Yang
memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang
memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)
Yang
memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)
(4)
History
of Nusantara
Jumlah
Peserta: 27 orang
Rentang
Nilai:
Yang
memperoleh nilai A : 5 orang (18,51%)
Yang
memperoleh nilai B+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang
memperoleh nilai B : 8 orang (29,62%)
Yang
memperoleh nilai C+ : 7 orang (25,92%)
Yang
memperoleh nilai C : 7 orang (25,92%)
Yang
memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)
Yang
memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)
Yang
memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)
Penilaian
ini kami lakukan secara silang dengan dosen setempat sehingga keobjektifannya
bisa terjaga.
Ekstra
Kurikuler
Dari
keempat program ekstra-kurikuler, yang sudah terealisasikan hanya tiga
kegiatan, yaitu “Indonesian Corner”, “Open PSU”, dan “Indonesian Night”.
Program “Studi Banding” ke Indonesia baru bisa terlaksana sekitar April-Mei 2007.
Kegiatan
Indonesian Corner mendapat sambutan positif dari mahasiswa dan dosen, terutama
pelatihan bahasa Indonesia dan informasi tentang sosial budaya Indonesia.
Bahkan, ada beberapa orang dari luar kampus (pengusaha travel) yang
berkonsultasi tentang daerah wisata di Indonesia yang layak dikunjungi.
Pada
acara Open PSU pada 14 – 18 Agustus 2006
kami membuka stand “Indonesia” bekerja sama dengan Konsulat Indonesia di
Songkhla. Taggapan pengunjung sangat baik sehingga brosur tentang informasi
pendidikan di perguruan tinggi Indonesia yang tercetak sekitar 500
buah habis dalam tempo dua hari. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari
Konsulat RI di Songkhla.
Acara
Indonesian Night yang berlangsung 30 Agustus 2006 (jam 19.00 – jam 23.00) di
Hall PSU berlangsung secara meriah. Dihadiri sekitar 400
orang (mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum). Acara yang ditampilkan secara
live ini menampilkan gending Jawa, tari Jawa, tari Bali, irama Melayu, dengan
melibatkan sekitar 30 orang. Bapak Konsul RI di Songkhla
berkenan memberikan sambutan pada acara ini. Kegiatan ini sepenuhnya
mendapatkan dukungan finansial dari Konsulat RI di Songkhla.
Kegiatan
Studi Banding ke Indonesia akan dilaksanakan sekitar April-Mei 2007.
Yang berminat mengikuti program ini sekitar 15
orang mahasiswa, yang semuanya dari angkatan tahun ketiga. Kegiatan tersebut
kami arahkan ke Jawa Timur karena di daerah ini banyak peninggalan sejarah yang
bisa dikunjungi, yaitu Trowulan (Mojokerto), Singosari (Malang), dan Penataran
(Blitar). Di samping itu, para mahasiswa bisa berkunjung ke kampus Universitas
Negeri Malang untuk memperoleh informasi berkaitan dengan program Indonesian
Studies.
2.2.4 Penutup
Berdasaran
hasil pelaksanaan program dan pengamatan kami selama Juni-Desember 2006 di PSU Kampus Pattani kami memberikan simpulan dan saran
sebagai berikut.
Simpulan
Program
“Indonesian Studies” belum bisa dilaksanakan secara mandiri di PSU Pattani
karena selain tenaganya masih tidak memenuhi syarat, program ini belum menjadi
prioritas bagi PSU. Bahkan, program Pengkajian Melayu yang selama ini sudah
berjalan empat tahun masih perlu pembenahan yang cukup serius.
Rencana
membuka sajian matakuliah “Bahasa Indonesia” pada semester November 2006 pun belum bisa terlaksana karena masih berkonsentrasi pada
sajian matakuliah pada Program Pengkajian Melayu.
PSU
Kampus Pattani, khususnya program Pengkajian Melayu, masih memerlukan
keterlibatan dan uluran tangan “kita”, terutama – secara makro – pembenahan
tentang “wawasan” Pengkajian Melayu. Sebab, selama ini Pengkajian Melayu lebih
– bahkan hanya – diarahkan pada wawasan Malaysia saja, baik matakuliah yang
berlabel “Malay” maupun “Nusantara. Pendangkalan ini terjadi karena semua
tenaga dosen Pengkajian Melayu berasal dari alumni perguruan tinggi di
Malaysia.
Sebagian
besar buku bacaan dan dokumen-dokumen yang berada di Pusat Sumber Pengkajian
Melayu berasal dari Malaysia. Kondisi ini selain akan memperkuat wawasan mereka
terhadap Malaysia, sekaligus bisa mempersempit dan membatasi wawasan mereka
terhadap Indonesia.
Saran
Berdasarkan
simpulan tersebut, beberapa hal yang patut diperhatikan adalah sebagai berikut.
Program
kerja sama yang sudah dirintis selama satu semester ini perlu ada kesinambungan
sehingga peletakan dasar-dasar pemahaman (wawasan) tentang “Indonesia” yang
telah dilakukan bisa dikembangkan bahkan dimantapkan lebih lanjut.
Pelaksanaan
Program lanjutan ini perlu ada koordinasi yang baik dari semua pihak (yaitu
antara Kedutaan Besar RI di Bangkok c.q. Atase Pendidikan dan Kebudayaan,
Dirjen Dikti, Perguruan Tinggi Penyedia Tenaga, dan Perguruan Tinggi Penerima)
sehingga tidak terjadi sikap “setengah hati” oleh pihak-pihak tertentu.
Tenaga
yang dikirimkan hendaknya dipersiapkan sedemikian rupa sehingga benar-benar
bisa menjalankan tugasnya sesuai dengan visi dan misinya. Persiapan ini akan
lebih efektif apabila terlebih dahulu diketahui gambaran umum dan kondisi
kampus tempat bertugas, terutama kondisi programnya.
Fasilitas-fasilitas
utama untuk menunjang kelancaran tugas pun perlu dilengkapi, misalnya komputer,
buku-buku bacaan, dan sebagainya.
Perlu
disusun materi yang relatif lengkap tentang “Indonesian Studies”, terutama yang
menyangkut bidang sejarah, ekonomi, politik, sosial, dan budaya.
Refleksi
Sekiranya
program kerja sama ini perlu dilanjutkan, perlu pembenahan serius mulai dari
kejelasan kewajiban dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam kerja
sama tersebut, pemantapan program, pengembangan materi, sampai dengan
penyediaan penggajian dan/atau penyedaiaan sarana dan prasarana yang memadai.
Yang
terkait dengan kejelasan kerja sama, misalnya seberapa jauh kewenangan UM
menyediakan tenaga, apa konrtibusi yang bisa diterima UM dari hasil kerja sama
tersebut, apa kewajiban dan tanggung jawab Dubes (c.q. Atase Dikbud) sebagai
inisiator kerja sama, dan apa pula kewajiban lembaga sasaran sebagai penerima
manfaat langsung dari kerja sama tersebut.
Yang
terkait dengan pemantapan program, misalnya bagaimana sasaran setiap satuan
program, bagaimana kesinambungan program, dan bagaimana pula tindak lanjutnya.
Yang
terkit dengan pegembangan materi, misalnya bagaimana penyediaan materi setiap
program, siapa yang menyusunnya, dan bagaimana strategi penerapanya.
Terkait
dengan penyediaan penggajiaan dan/atau penyediaan sarana dan prasarana,
misalnya siapa yang berkewajiban memberikan gaji bagi tenaga pelaksana, beaya
transportasi dan akomodasi, dan penyiapan sarana dan prasana selama menjalankan
tugas.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan