Menurut
catatan sejarah ketika armada Portugis dibawah pimpinan Alfonso Alberqueque
hendak menaklukkan kota Malaka tahun 1511 M, Raja Portugis mengirimkan pasukan
untuk membantu namun sayang pasukan tersebut tidak pernah sampai karena
terdampar dipesisir Barat Sumatera tepatnya kota Lamno, Aceh dan kehilangan
kontak dengan pasukan induknya di Goa/ India (pusat koloni Portugis saat itu)
maupun dengan pasukan Portugis di Malaka. Dengan segera pasukan Portugis
tersebut ditawan oleh Sultan Aceh saat itu, dan pasukan Portugis itu segera
dimanfaatkan oleh Sultan Aceh saat itu yaitu Sultan Ali Mogayatsyah untuk mengembangkan
armada perang Aceh meliputi pembuatan meriam, kapal perang, mesiu sehingga
nantinya Kesultanan Aceh dapat memerdekakan diri dari Kerajaan Pedir Hindu
(didaerah Aceh Pidie sekarang). Fakta sejarah tidak tercatat secara resmi,
sehingga lebih meyerupai sebuah legenda.
Tak
pelak keturunan bangsa Portugis tersebut ada yang tetap tinggal di Aceh dan
berbaur dengan penduduk lokal, sehingga di Aceh terkenal sebuah idiom yaitu
Bule Lamno, yaitu orang hasil perkawinan campur antara bekas keturunan Portugis
dengan penduduk lokal (kebanyakan bermata coklat) namun bercakap-cakap dengan
bahasa lokal.
Daerah
tersebut juga terdapat sebuah suku eksklusif (Sebagian keturunan Eropa tersebut
menutup diri yang tidak berkawin campur dengan penduduk lokal) bernama “suku
mata biru” namun jumlahnya relativif sangat sedikit. Bahkan banyak pemuda dari
dalam dan luar Aceh terkadang sengaja mencari jodoh kepesisir Barat, siapa tahu
mendapatkan “Dara Portugis” tersebut.
Sedangkan
menurut cerita penduduk lokal, kaum keturunan Eropa tersebut adalah rombongan
keturunan dari umat Muslim yang melarikan diri dari Renquista dari Ratu
Isabella dan Ferdinand dari Castilla/Arragorn (Spanyol sekarang) hingga keujung
dunia ketika Andalusia ditaklukkan oleh pasukan Salib.
Ketika
mudik kemarin ke pesisir Barat setelah sekian lama Abu tidak menjejakkan kaki
dipesisir Barat, Abu secara iseng ingin melihat apa yang dinamakan “Dara
Portugis.” Ketika melewati kota Lamno (Sekitar 80 Km dari kota Banda Aceh),
maka Abu menanyakan kepada penduduk lokal mengenai ilwal keberadaan Dara
Portugis tersebut (Siapa tahu………?).
Menurut
SBR (32 tahun) penduduk kota Lamno “Setelah Tsunami menghantam pesisir Barat
Aceh Desember 2004 suku mata biru tidak pernah terlihat lagi, sedangkan yang
yang bermata coklat masih ada namun sudah banyak yang meninggalkan kota
tersebut kebanyakan menikah dengan pendatang dan meninggalkan kampung halaman.
Cerita
penduduk itu mengingatkan kepada nenek Abu, beliau pernah bercerita kalau ibu
beliau yaitu nenek buyut Abu memiliki mata biru, dan satu kaitan lagi ketika
Abu masih kecil ada satu lagu yang popular yaitu lagu ISABELLA yang dinyanyikan
oleh Grup Band SEACH asal Malaysia, waktu itu lagu tersebut sangat popular
sehingga Abu yang masih kecil sangat menyukai lagu tersebut. Tapi ketika Abu
menyanyikan lagu tersebut didepan nenek, beliau sangat marah dan menyuruh Abu
untuk tidak pernah lagi menyanyikan lagu tersebut.
Ketika
Abu menanyakan korelasi antara kedua hal tersebut kepada ibu Abu, beliau hanya
angkat bahu. Dan ketika Abu menanyakan apakah ada kemungkinan bahwa Abu
memiliki keturunan muslim Eropa yang diusir oleh Ratu Isabella, beliau hanya
tersenyum. Dan ketika Abu menanyakan mengapa Abu ini tidak memiliki kemiripan
dengan keturunan Portugis tersebut, ibu Abu menjawab dengan santainya “Mungkin
kamu terlalu banyak kandungan lokalnya!”
Terlalu
banyak kandungan lokal? Memangnya Abu produk Assembling githu? Memangnya orang
bisa dirakit apa?
Tiada ulasan:
Catat Ulasan