Oleh
Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan
Prasasti Talang Tuo adalah salah satu
prasasti yang terpenting dalam pempejaran perkembangan Bahasa Melayu. Disini
penulis muatkan maklumat tentang Prasasti Talang Tuo yang diambil dari
Wikipedia,
Prasasti
Talang Tuo ditemukan oleh Louis Constant Westenenk (Residen Palembang) pada
tanggal 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang / Bukit Siguntang dan dikenal
sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Keadaan fisiknya masih baik
dengan bidang datar yang ditulisi berukuran 50 cm × 80 cm. Prasasti ini
berangka tahun 606 Saka (23 Maret 684 Masehi), ditulis dalam Aksara Pallawa,
Berbahasa Melayu Kuno,
dan
terdiri dari 14 baris. Sarjana pertama yang berhasil membaca dan
mengalihaksarakan prasasti tersebut adalah van Ronkel dan Bosch, yang dimuat
dalam Acta Orientalia. Sejak tahun 1920 prasasti tersebut disimpan di Museum
Nasional Indonesia di Jakarta dengan nomor inventaris D.145.p
Berikut
di bawah ini adalah terjemahan prasasti tersebut menurut George Cœdès.
Pada
tanggal 23 Maret 684 Masehi, pada saat itulah taman ini yang dinamakan Sriksetra
dibuat di bawah pimpinan Sri Baginda Sri Jayanasa. Inilah niat baginda: Semoga
yang ditanam di sini, pohon kelapa, pinang, aren, sagu, dan bermacam-macam
pohon, buahnya dapat dimakan, demikian pula aur, buluh, betung, dan sebagainya;
dan
semoga juga tanaman-tanaman lainnya dengan bendungan-bendungan dan
kolam-kolamnya, dan semua amal yang saya berikan, dapat digunakan untuk
kebaikan semua makhluk, yang dapat pindah tempat dan yang tidak, dan bagi
mereka menjadi jalan terbaik untuk mendapatkan kebahagiaan.
Jika
mereka lapar waktu beristirahat atau dalam perjalanan, semoga mereka menemukan
makanan serta air minum. Semoga semua kebun yang mereka buka menjadi berlebih
(panennya). Semoga suburlah ternak bermacam jenis yang mereka pelihara, dan
juga budak-budak milik mereka. Semoga mereka tidak terkena malapetaka, tidak
tersiksa karena tidak bisa tidur. Apa pun yang mereka perbuat, semoga semua
planet dan bintang menguntungkan mereka,
dan
semoga mereka terhindar dari penyakit dan ketuaan selama menjalankan usaha
mereka. Dan juga semoga semua hamba mereka setia pada mereka dan berbakti,
lagipula semoga teman-teman mereka tidak mengkhianati mereka dan semoga istri
mereka menjadi istri yang setia. Lebih-lebih lagi, di mana pun mereka berada, semoga
di tempat itu tidak ada pencuri,
atau
orang yang mempergunakan kekerasan, atau pembunuh, atau penzinah. Selain itu,
semoga mereka mempunyai seorang kawan sebagai penasihat baik; semoga dalam diri
mereka lahir pikiran Boddhi dan persahabatan (...) dari Tiga Ratna, dan semoga
mereka tidak terpisah dari Tiga Ratna itu. Dan juga semoga senantiasa (mereka
bersikap) murah hati, taat pada peraturan,
dan
sabar; semoga dalam diri mereka terbit tenaga, kerajinan, pengetahuan akan
semua kesenian berbagai jenis; semoga semangat mereka terpusatkan, mereka
memiliki pengetahuan, ingatan, kecerdasan. Lagi pula semoga mereka teguh
pendapatnya, bertubuh intan seperti para mahasattwa berkekuatan tiada bertara,
berjaya, dan juga ingat akan kehidupan-kehidupan mereka sebelumnya, berindra
lengkap, berbentuk penuh,
berbahagia,
bersenyum, tenang, bersuara yang menyenangkan, suara Brahma. Semoga mereka
dilahirkan sebagai laki-laki, dan keberadaannya berkat mereka sendiri; semoga
mereka menjadi wadah Batu Ajaib, mempunyai kekuasaan atas kelahiran-kelahiran,
kekuasaan atas karma, kekuasaan atas noda, dan semoga akhirnya mereka
mendapatkan Penerangan sempurna lagi agung.
Kosakata
Melayu Kuno
Berikut
adalah beberapa kosakata Bahasa Melayu Kuno yang digunakan dalam prasasti ini
dan hingga kini masih dapat ditemukan dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia.
Ditemukan banyak persamaan dengan sedikit perubahan, antara lain awalan di-
dahulu adalah ni- dan awalan me- dahulu adalah mar- atau ma-.
wulan
= bulan
tatkalaña
= tatkalanya
niparwuat
= diperbuat
sawañakña
= sebanyaknya
nitanam
= ditanam
ñiyur
= nyiur
hanau
= enau
rumwiya
= rumbia
dangan
= dengan
nimakan
= dimakan
wuahña
= buahnya
tathapi
= tetapi
haur
= aur
wuluh
= buluh
pattun
= betung
talaga
= telaga
punyaña
= punyanya
tmu
= temu, bertemu
margga
= marga
sukha
= suka
niminumña
= diminumnya
wuatña
= buatnya
manhidupi
= menghidupi
prakara
= perkara
janan
= jangan
waran
= barang
wuataña
= buatannya
marwwanun
= membangun
Tiada ulasan:
Catat Ulasan