Ekonomi/Bisnis

Selasa, 4 April 2023

Pembelajarandi Prince of Songkla University, Kampus pattani, Thailand : Laporan Akhir Drs. Masnur Muslich (2)

 Oleh Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan

Laporan Akhir Drs. Masnur Muslich (Al Marhum), seorang mantan pensyarah dari Universiti Negeri Malang, Jawa Timur, Indonesia. setelah tamat khidmat membantu Jurusan Melayu Melayu di Prince Of Songkla University (PSU), Kampus Pattani. Laporan tersebut kerana terlalu panjang. Laporan itu dibahagi kepada 2 bahagian. Kali ini akan siarkan laporan bahagiab ke 2.

 

(Sambung dari Pembelajaran di Prince of Songkla University, Kampus pattani, Thailand : Laporan Akhir Drs. Masnur Muslich (1) )

  

Program Ekstra Kurikuler

Kegiatan ekstra kurikuler yang kami programkan dalam rangka mengemban visi dan misi “ke-Indonesia-an” adalah sebagai berikut.

 

Program “Indonesian Corner”. Program ini bertujuan memberikan pelayanan kepada mahasiwa (juga dosen dan masyarakat) yang ingin belajar bahasa Indonesia dan yang ingin memperoleh informasi tentang Indonesia – juga Nusantara – (khususnya menyangkut sosial budaya).

Program Pameran Pendidikan Indonesia bertepatan dengan “Open House PSU”. Program ini bertujuan mengenalkan program pendidikan yang ada di Indonesia, utama program pemberian bea siswa yang disediakan oleh pemerintah dan/atau perguruan tinggi di Indonesia.

 

Program “Indonesian Night”. Program ini bertujuan memberikan tampilan ekspresi kesenian Indonesia sebagai khasanah budaya bangsa yang layak untuk diapresiasi.

Program “Studi Banding” ke Indonesia. Program ini bertujuan memberikan informasi dan pengalaman langsung (lewat pengamatan real) kepada mahasiswa tentang sosial budaya Indonesia.


Pelaksanaan


Intra Kurikuler

 

Pelaksanaan perkuliahan keempat matakuliah tersebut kami lakukan secara team teaching (2 orang), dengan porsi sajian tiga jam per minggu (@ 50 menit). Topik-topik yang telah kami susun dalam silabus setiap matakuliah telah tersajikan sesuai dengan rencana. Bahkan, ada beberapa topik yang menjadi minat mahasiswa untuk didalami dalam tugas akhir perkuliahannya.

 

Sebagian besar materi perkuliahan kami akses dari internet. Setiap mahasiswa memperoleh garis-garis besar materi sebelum perkuliahan berlangsung sehingga mereka bisa mengikuti dan memahami setiap perkuliahan kami. Gambar dan foto untuk menunjang perkuliahan pun kami tampilkan lewat slide sehingga lebih menarik dan lebih memantapkan pemahaman mahasiswa. Bahkan, kami pun memutarkan beberapa kali film Indonesia agar mereka mempunyai gambaran tentang “keadaan” Indonesia.

 

Hasil evaluasi akhir (semester) terhadap setiap matakuliah menunjukkan gambaran sebagai berikut.

 

(1) Politics and Government in Nusantara

 

Jumlah Peserta: 30 orang

 

Rentang Nilai:

 

Yang memperoleh nilai A : 5 orang (16,66%)

 

Yang memperoleh nilai B+ : 4 orang (13,33%)

 

Yang memperoleh nilai B : 11 orang (36,66%)

 

Yang memperoleh nilai C+ : 8 orang (26,66%)

 

Yang memperoleh nilai C : 2 orang ( 6,66%)

 

Yang memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)

 

Yang memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)

 

Yang memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)

 

(2) Seminar in Malay Studies

 

Jumlah Peserta: 34 orang

 

Rentang Nilai:

 

Yang memperoleh nilai A : 4 orang (11,75%)

 

Yang memperoleh nilai B+ : 4 orang (11,75%)

 

Yang memperoleh nilai B : 15 orang (44,11%)

 

Yang memperoleh nilai C+ : 9 orang (26,47%)

 

Yang memperoleh nilai C : 2 orang ( 5,88%)

 

Yang memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)

 

Yang memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)

 

Yang memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)

 

(3) Malay Civilization

 

Jumlah Peserta: 52 orang

 

Rentang Nilai:

 

Yang memperoleh nilai A : orang (%)

 

Yang memperoleh nilai B+ : orang (%)

 

Yang memperoleh nilai B : orang (%)

 

Yang memperoleh nilai C+ : orang (%)

 

Yang memperoleh nilai C : orang (%)

 

Yang memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)

 

Yang memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)

 

Yang memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)

 

(4) History of Nusantara

 

Jumlah Peserta: 27 orang

 

Rentang Nilai:

 

Yang memperoleh nilai A : 5 orang (18,51%)

 

Yang memperoleh nilai B+ : 0 orang ( 0,00%)

 

Yang memperoleh nilai B : 8 orang (29,62%)

 

Yang memperoleh nilai C+ : 7 orang (25,92%)

 

Yang memperoleh nilai C : 7 orang (25,92%)

 

Yang memperoleh nilai D+ : 0 orang ( 0,00%)

 

Yang memperoleh nilai D : 0 orang ( 0,00%)

 

Yang memperoleh nilai E : 0 orang ( 0,00%)

  

Penilaian ini kami lakukan secara silang dengan dosen setempat sehingga keobjektifannya bisa terjaga.

Ekstra Kurikuler


Dari keempat program ekstra-kurikuler, yang sudah terealisasikan hanya tiga kegiatan, yaitu “Indonesian Corner”, “Open PSU”, dan “Indonesian Night”. Program “Studi Banding” ke Indonesia baru bisa terlaksana sekitar April-Mei 2007.

 

Kegiatan Indonesian Corner mendapat sambutan positif dari mahasiswa dan dosen, terutama pelatihan bahasa Indonesia dan informasi tentang sosial budaya Indonesia. Bahkan, ada beberapa orang dari luar kampus (pengusaha travel) yang berkonsultasi tentang daerah wisata di Indonesia yang layak dikunjungi.

                  Depan Fakulti Kemanusiaan dan Sains Sosial, PSU.

Pada acara Open PSU pada 14 – 18 Agustus 2006 kami membuka stand “Indonesia” bekerja sama dengan Konsulat Indonesia di Songkhla. Taggapan pengunjung sangat baik sehingga brosur tentang informasi pendidikan di perguruan tinggi Indonesia yang tercetak sekitar 500 buah habis dalam tempo dua hari. Kegiatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Konsulat RI di Songkhla.

 

Acara Indonesian Night yang berlangsung 30 Agustus 2006 (jam 19.00 – jam 23.00) di Hall PSU berlangsung secara meriah. Dihadiri sekitar 400 orang (mahasiswa, dosen, dan masyarakat umum). Acara yang ditampilkan secara live ini menampilkan gending Jawa, tari Jawa, tari Bali, irama Melayu, dengan melibatkan sekitar 30 orang. Bapak Konsul RI di Songkhla berkenan memberikan sambutan pada acara ini. Kegiatan ini sepenuhnya mendapatkan dukungan finansial dari Konsulat RI di Songkhla.

 

Kegiatan Studi Banding ke Indonesia akan dilaksanakan sekitar April-Mei 2007. Yang berminat mengikuti program ini sekitar 15 orang mahasiswa, yang semuanya dari angkatan tahun ketiga. Kegiatan tersebut kami arahkan ke Jawa Timur karena di daerah ini banyak peninggalan sejarah yang bisa dikunjungi, yaitu Trowulan (Mojokerto), Singosari (Malang), dan Penataran (Blitar). Di samping itu, para mahasiswa bisa berkunjung ke kampus Universitas Negeri Malang untuk memperoleh informasi berkaitan dengan program Indonesian Studies.

 

Penutup


Berdasaran hasil pelaksanaan program dan pengamatan kami selama Juni-Desember 2006 di PSU Kampus Pattani kami memberikan simpulan dan saran sebagai berikut.

 

Simpulan


Program “Indonesian Studies” belum bisa dilaksanakan secara mandiri di PSU Pattani karena selain tenaganya masih tidak memenuhi syarat, program ini belum menjadi prioritas bagi PSU. Bahkan, program Pengkajian Melayu yang selama ini sudah berjalan empat tahun masih perlu pembenahan yang cukup serius.


Rencana membuka sajian matakuliah “Bahasa Indonesia” pada semester November 2006 pun belum bisa terlaksana karena masih berkonsentrasi pada sajian matakuliah pada Program Pengkajian Melayu.

 

PSU Kampus Pattani, khususnya program Pengkajian Melayu, masih memerlukan keterlibatan dan uluran tangan “kita”, terutama – secara makro – pembenahan tentang “wawasan” Pengkajian Melayu. Sebab, selama ini Pengkajian Melayu lebih – bahkan hanya – diarahkan pada wawasan Malaysia saja, baik matakuliah yang berlabel “Malay” maupun “Nusantara. Pendangkalan ini terjadi karena semua tenaga dosen Pengkajian Melayu berasal dari alumni perguruan tinggi di Malaysia.

 

Sebagian besar buku bacaan dan dokumen-dokumen yang berada di Pusat Sumber Pengkajian Melayu berasal dari Malaysia. Kondisi ini selain akan memperkuat wawasan mereka terhadap Malaysia, sekaligus bisa mempersempit dan membatasi wawasan mereka terhadap Indonesia.

                                Persembahan dari Indonesia

Saran


Berdasarkan simpulan tersebut, beberapa hal yang patut diperhatikan adalah sebagai berikut.

 

Program kerja sama yang sudah dirintis selama satu semester ini perlu ada kesinambungan sehingga peletakan dasar-dasar pemahaman (wawasan) tentang “Indonesia” yang telah dilakukan bisa dikembangkan bahkan dimantapkan lebih lanjut.


Pelaksanaan Program lanjutan ini perlu ada koordinasi yang baik dari semua pihak (yaitu antara Kedutaan Besar RI di Bangkok c.q. Atase Pendidikan dan Kebudayaan, Dirjen Dikti, Perguruan Tinggi Penyedia Tenaga, dan Perguruan Tinggi Penerima) sehingga tidak terjadi sikap “setengah hati” oleh pihak-pihak tertentu.

 

Tenaga yang dikirimkan hendaknya dipersiapkan sedemikian rupa sehingga benar-benar bisa menjalankan tugasnya sesuai dengan visi dan misinya. Persiapan ini akan lebih efektif apabila terlebih dahulu diketahui gambaran umum dan kondisi kampus tempat bertugas, terutama kondisi programnya.

 

Fasilitas-fasilitas utama untuk menunjang kelancaran tugas pun perlu dilengkapi, misalnya komputer, buku-buku bacaan, dan sebagainya. Perlu disusun materi yang relatif lengkap tentang “Indonesian Studies”, terutama yang menyangkut bidang sejarah, ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

 

Refleksi


Sekiranya program kerja sama ini perlu dilanjutkan, perlu pembenahan serius mulai dari kejelasan kewajiban dan tanggung jawab setiap pihak yang terlibat dalam kerja sama tersebut, pemantapan program, pengembangan materi, sampai dengan penyediaan penggajian dan/atau penyedaiaan sarana dan prasarana yang memadai.

 

Yang terkait dengan kejelasan kerja sama, misalnya seberapa jauh kewenangan UM menyediakan tenaga, apa konrtibusi yang bisa diterima UM dari hasil kerja sama tersebut, apa kewajiban dan tanggung jawab Dubes (c.q. Atase Dikbud) sebagai inisiator kerja sama, dan apa pula kewajiban lembaga sasaran sebagai penerima manfaat langsung dari kerja sama tersebut.

 

Yang terkait dengan pemantapan program, misalnya bagaimana sasaran setiap satuan program, bagaimana kesinambungan program, dan bagaimana pula tindak lanjutnya. Yang terkit dengan pegembangan materi, misalnya bagaimana penyediaan materi setiap program, siapa yang menyusunnya, dan bagaimana strategi penerapanya.

 

Terkait dengan penyediaan penggajiaan dan/atau penyediaan sarana dan prasarana, misalnya siapa yang berkewajiban memberikan gaji bagi tenaga pelaksana, beaya transportasi dan akomodasi, dan penyiapan sarana dan prasana selama menjalankan tugas.

Tiada ulasan:

Catat Ulasan