Ekonomi/Bisnis

Selasa, 4 April 2023

Pembelajaran di Prince of Songkla University, Kampus pattani, Thailand : Laporan Akhir Drs. Masnur Muslich (1)

Oleh Nik Abdul Rakib Bin Nik Hassan

Pada tahun 2006, di Prince Of Songkla University (PSU), Kampus Pattani, Selatan Thailand menerima seorang pensyarah dari Universiti Negeri Malang, Jawa Timur, Indonesia. Pensyarah tersebut ialah Drs. Masnur Muslich (Al Marhum) dan ditempatkan di Jurusan pengajian Melayu di Fakulti Kemanusiaan dan Sains Sosial.

 

Setelah tamat khidmat membantu di Jurusan Pengajian Melayu Al Marhum telah menulis sebuah laporan akhir dengan nama “Laporan Akhir Pelaksanaan Tugas Di Prince Of Songkla University (PSU), Kampus Pattani, Selatan Thailand”. Dari laporan inilah pelajar Pengajian Melayu dan pelajar amnya boleh tahu apakah pandangan orang luar terhadap pelajar di Prince Of Songkla University (PSU), Kampus Pattani, Selatan Thailand. Kerana laporan terlalu Panjang dengan itu saya bahagikan laporan kepada 2 bahagian. Ini adalah “Laporan Akhir Pelaksanaan Tugas Di Prince Of Songkla University (PSU), Kampus Pattani, Selatan Thailand” bahagian pertama :

  

“Laporan Akhir Pelaksanaan Tugas Di Prince Of Songkla University (PSU), Kampus Pattani, Selatan Thailand Bahagian 1”

Oleh Masnur Muslich

 

Kedatangan kami yang diantar oleh dua petugas Konsulat RI Songkhla di PSU Kampus Pattani pada 26 Juni 2006 disambut oleh Dekan Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora (Faculty of Humanities and Social Sciences) dan Ketua Jurusan Bahasa-bahasa Asia Timur. Setelah kami memperkenalkan diri dan menyampaikan tujuan kedatangan kami, secara teknis kami diperbantukan oleh pihak Fakultas untuk terlibat dalam penanganan Program Studi Pengkajian Melayu (Malay Studies), khususnya membina matakuliah yang silabusnya terdapat topik-topik yang berkaitan dengan masalah Nusantara dana/atau Indonesia.

 

Hasil pembicaraan kami yang diikuti dengan penugasan ini berimpilkasi bahwa rencana yang telah kami persiapkan untuk membina matakuliah “Bahasa Indonesia” bagi penutur Thai dan matakuliah “Indonesian Studies” tidak bisa dilaksanakan. Yang bisa kami lakukan adalah menyisipkan materi “ke-Indonesia-an” ke dalam matakuliah-matakuliah yang silabusnya terdapat topik-topik yang berkaitan dengan masalah Nusantara dan/atau Indonesia. Kondisi yang kami anggap “tantangan” ini mendorong kami untuk bisa “berkreasi” lebih lanjut agar visi dan misi kami bisa tercapai secara maksimal, dengan memanfaat kondisi yang ada.

 

Orientasi

Sebelum tugas pokok kami laksanakan, kami mengadakan orientasi singkat yang kami arahkan pada tiga hal, yaitu (1) gambaran umum tentang PSU Kampus Pattani, (2) gambaran umum tentang program Melayu Studies, dan (3) gambaran umum tentang mahasiswa program Melayu Studies. Berdasarkan orientasi ini, kami akan menentukan program dan langkah-langkah konkret selama enam bulan terkait dengan visi, misi, dan tujuan penugasan kami di PSU Kampus Pattani.

 

Hasil orientasi singkat tersebut terdeskripsikan sebagai berikut.

 

(1) Gambaran Umum PSU Kampus Pattani

 

PSU Kampus Pattani merupakan bagian dari PSU yang berada di Thailand Selatan. PSU ini mempunyai tiga kampus, yaitu PSU Hat Yai Campus, PSU Phuket Campus, dan PSU Pattani Campus. Masing-masing kampus mempunyai fakultas dan jurusan/program studi tersendiri. PSU Hat Yai Campus mempunyai lima fakultas, yaitu (1) Fakultas Agro Industri (Faculty of Agro-Industry), (2) Fakultas Ilmu Kedokteran (Faculty of Medicine), (3) Fakultas Ilmu Keperawatann (Faculty of Nursing), (4) Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam (Faculty of Sciences), dan (5) Fakultas Ilmu Managemen (Faculty of Management Sciences). PSU Phuket Campus mempunyai satu fakultas, yaitu Fakultas Ilmu Industri Jasa (Faculty of Service Industies). 


PSU Pattani Campus memiliki empat fakultas dan dua lembaga setingkat fakultas yang diberi nama “College” dan “Institut”, yaitu (1) Fakultas Ilmu

Pendidikan (Faculty of Education), (2) Fakultas Ilmu Komunikasi (Faculty of Communication Science ), (3) Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Faculty of Humanities and Social Sciences), (4) Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi (Faculty of Science and Technology), (5) College of Islamic Studies (CIS), dan (6) Institute of South East Asia Maritim State Studies

 

Dari ketiga kampus ini yang menjadi induknya adalah PSU Hat Yai Campus, walaupun masing-masingnya dikelola secara tersendiri.

  

Selain kegiatan akademik atau intra kurikuler, PSU Kampus Pattani juga mengagendakan kegiatan ekstra kurikuler secara intensif dan rutin, baik yang berkaitan dengan seni-budaya maupun sosial-ekonomi, baik yang dilaksanakan pada tingkat universitas maupun pada tingkat fakultas. Kegiatan ekstra yang dimaksud antara lain sebagai berikut.

 

"Pasar Malam Kampus” (semacam Ekspo Pembangunan di Malang) yang dilaksanakan dua kali setahun. Tujuan utama kegiatan ini adalah mendekatkan atau mengakrabkan kampus dan masyarakat luas. Pihak PSU menyediakan ratusan stand bertenda yang siap diisi oleh siapa saja yang berminat. Setiap fakultas memamerkan produk unggulan masing-masing. Mahasiswa pun diberikan kesempatan untuk berkreasi semaksimalnya, baik pertunjukan seni, maupun keterampilan lainnya.

 

“Open PSU” yang dilaksanakan setiap semester, yang waktunya disesuaikan dengan liburan sekolah. Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkenalkan secara lebih dekat berbagai program yang terdapat di PSU. Para pengunjung pada acara ini tidak hanya siswa setingkat SMA tetapi juga siswa setingkat SD dan SMP.

 

Pusat Pelayanan Masyarakat” yang terdapat pada setiap fakultas dan/atau program studi. Tujuan utama kegiatan ini adalah memberikan konsultasi secara profesional kepada masyarakat sesuai dengan bidang masing-masing.

 

Dari serangkaian agenda ekstra kurikuler tersebut, kami bisa memanfaatkannya terkait dengan visi dan misi kami selama enam bulan di kampus ini, dalam program yang sinergis.

 

(2) Gambaran Umum Program Melayu Studies

Program Studi Melayu Studies merupakan program di bawah Jurusan Bahasa-bahasa Asia Timur. Jurusan ini mempunyai enam program, yaitu Program Bahasa Thailand, Program Bahasa Jepang, Program Bahasa Korea, Program Bahasa Cina, Program Bahasa Melayu, dan Program Pengkajian Melayu (Malay Studies). Dari kelima program tersebut, Program Pegkajian Melayu merupakan program termuda, bediri pada tahun 1998. Setiap tahun hanya membuka satu kelas. Jumlah setiap kelas tidak merata karena tergantung pada jumlah peminat ketika program itu dibuka.

 

Mahasiswa tingkat I berjumlah 50 orang, tingkat II 50 orang, tingkat III 26 orang, dan tingkat IV (tingkat akhir) berjumlah 30 orang. Jumlah tenaga dosennya pun paling sedikit dibanding dengan program yang lain, yaitu hanya 4 orang. Pada tahun mendatang, Program Pengkajian Melayu tidak lagi berinduk ke Jurusan Bahasa-bahasa Asia Timur, tetapi dialihkan ke Fakulas Ilmu Politik (Faculty of Political Science).

 

Program Studi Melayu Studies ini mempunyai Pusat Informasi Melayu Studies (Malay Studies Information Center). Di tempat ini terdapat berbagai data terkait dengan keperluan Pengkajian Melayu, mulai dari buku-buku referensi, berbagai jurnal dan majalah, berbagai peta, dan monograf sosial budaya (cetak, audio, dan audio-visual); juga karya-karya mahasiswa dan dosen. Hanya saja, sebagian besar “sumber informasi” tersebut didominasi oleh dan bernapas Ke-Malaysia-an. Sumber informasi tentang Nusantara dan/atau Indonesia amat terbatas.

 

Dalam praktik kesehariannya, tempat ini dipakai sebagai “ajang” berdiskusi dan berkreasi para mahasiswa dan dosen baik dari Program Bahasa Melayu maupun Pengkajian Melayu. Pelayanan kepada masyarakat yang terkait dengan Pengkajian Melayu pun dipusatkan di tempat ini, misalnya penerjemahan, pelatihan seni, penelitian, pemberian informasi sosial-budaya, dan sebagainya.

 

Dari gambaran ini kami optimis bahwa keterlibatan kami di Program Pengkajian Melayu ini sangat diperlukan.

 

(3) Gambaran Umum Mahasiswa Program Melayu Studies

 

Sebagian besar (95%) mahasiswa Program Pengkajian Melayu beragama Islam. Komunikasi sehari-hari mereka menggunakan bahasa Thai. Lebih dari 80% mereka juga bisa berbahasa Melayu walaupun dialeknya berbeda dengan bahasa Melayu di Malaysia. Tetapi, ketika diajak berkomunikasi dengan bahasa Melayu dan bahasa Indonesia, mereka bisa memahaminya, walaupun pemahamannya kurang maksimal, yang disebabkan oleh perbedaan beberapa pilihan kata (diksi). Kemampuan rata-rata pemahaman bahasa Inggris mereka sangat kurang, sehingga tidak memungkinkan penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar perkuliahan.

Pada umumnya wawasan mereka tentang Nusantara dan/atau Indonesia saat kurang. Bahkan, hal yang sangat umum, misalnya nama presiden RI Pertama dan hari kemerdekaan RI, banyak yang tidak mengetahuinya. Tetapi, tentang Malaysia – sampai hal-hal kecil – mereka memahaminya, misalnya tentang Petronas (semacam Pertaminanya Indonesia), nama dan pimpinan partai politik, dan peristiwa mutakhir lainnya.

 

Secara umum, pandangan mahasiswa (juga dosen dan masyarakat Thailand Selatan pada umumnya) terhadap Indonesia adalah positif, walaupun ada beberapa hal yang sampai sekarang menjadi “tanda tanya besar” bagi mereka, yaitu tentang “Aceh”, “Ambon”, dan “Irian Jaya”. Kepositifan itu terlihat pada penilaian dan sikap mereka bahwa “Bangsa Indonesia itu ramah”, “Bangsa Indonesia adalah saudara kita sesama muslim”, “Bangsa Indonesia tidak ada perbedaan dengan kita”, dan sebagainya.

 

Dari gambaran kondisi mahasiswa tersebut, kami akan bisa menentukan strategi dan kiat perkuliahan bagi mereka, mulai dari bahasa pengantar yang kami gunakan dalam perkuliahan, topik perkuliahan, dan hal-hal lain yang mengarah kepada “pemberian wawasan tentang Nusantara/Indonesia”.

  

Program

Berdasarkan hasil orientasi singkat tersebut dan hasil konsultasi kami dengan Ketua Program Pengkajian Melayu, kami menyusun dua jenis program, yaitu (1) program intra kurikuler dan (2) program ekstra kurikuler. Program intra kurikuler berkaitan dengan penyusunan silabus matakuliah yang akan kami ampu; sedangkan program ekstra kurikuler berkaitan dengan rencana serangkaian kegiatan di luar perkuliahan yang mendukung visi dan misi “keindosiaan”.

  

(1) Program Intra Kurikuler

 

Pada semester Juni-Oktober 2006, kami mendapatlan kepercayaan untuk membina 4 (empat) matakuliah, yaitu (1) Politics and Government in Nusantara, (2) Seminar in Malay Studies, (3) Malay Civilization, dan (4) History of Nusantara. Keempat matakuliah yang masing-masing dihargai 3 sks tersebut kami laksanakan secara team teacihng dengan dosen setempat. Pada semester November-Maret 2006 kami hanya memberikan advis materi kepada dosen pembina untuk empat matakuliah, yaitu Malay Society I, Malay Intellectual Tradition, Political Economy in Nusantara, dan Legal System in Nusantara dan memberikan kuliah awal (masing-masing 4empat kali pertemuan) karena keberadaan kami di PSU sampai dengan awal Desember 2006. Oleh karena itu, kami tidak menyusun topik atas keempat matakuliah yang disebut terakhir ini.

 

Berdasarkan silabus keempat matakuliah tersebut, dan berdasarkan hasil pembicaraan kami dengan masing-masing dosen yang bersangkutan, topik-topik setiap matakuliah tersusun sebagai berikut.

 

a. Topik Matakuliah “Politics and Government in Nusantara” (Khusus Politik dan Pemerintahan Indonesia)

 

Gambaran Umum Negara Indonesia: Bentuk Negara, Bendera, Lagu Kebangsaan, Dasar Negara, Ibu Kota, Bahasa Resmi, Bentuk Pemerintahan, Presiden dan Wakil Presiden, Luas Wilayah, Penduduk, Agama, Kekayaan atau Potensi Alam, Tanggal Kemerdekaan, Pendapatan Total dan Per Kapita, Mata Uang


Sistem Kekuasaan Indonesia (Orientasi pada kedudukan dan fungsi masing-masing Lembaga): Legislatif: MPR, DPR, DPRD, Eksekutif: Presiden, Gubernur, Bupati/Walikota, Yudikatif: Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi, Pengadilan Negeri Struktur Pemerintahan Indonesia (Orientasi pada tugas dan tanggung jawab masing-masing): Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Tingkat I, Pemerintah Daerah Tingkat II, Daerah Kecamatan, Desa/Kelurahan, Kampung/RW/RT

 

Sistem Politik Indonesia: Organisasi Politik, Sifat Kekuasaan dan Kewenangan Presiden, Hak-hak Rakyat Sistem Pemilihan Umum (Orientasi pada jenis dan tahapan pemilu): Pemilihan Parlemen (Pusan dan Daerah): Pemilihan Presiden: Pemilihan Gubernur dan Bupati/Walikota Pelaksanaan Pemerintahan Indonesia: (Orientasi pada upaya Indonesia masa lalu): Susunan Kabinet Indonesia Bersatu: Lemabaga Departemen dan Non Departemen: Lembaga Non Pemerintah Kasus-kasus Politik di Indonesia (Orientasi pada kasus politik yang aktual): Kasus Timor Timur: Kasus Aceh: Kasus Irian Jaya: Kasus Teroris: Kasus Ambon

 

b. Topik Matakuliah “Seminar in Malay Studies” (Orientasi pada Indonesian Studies)

 

Pengertian Melayu Studies

Kehidupan Masyarakat Melayu

Fungsi Keluarga dalam Tradisi Malayu

Upacara Kelahiran

Upacara Perkawinan

Upacara Kematian

Gotong Royong

Koperasi

Pengaruh Kepercayaan dalam Kehidupan Masyarakat

Dukun

Hantu

Tabu

Ruwatan

Perobatan Tradisional

Budaya Tradisional Masyarakat Melayu

Permainan Tradisional

Kesenian Tradisional

Pengaruh Budaya Populer dalam Masyarakat Melayu

 

c. Topik Matakuliah “Malay Civilization” (Orientasi pada Kebudayaan Indonesia)

 

Pengertian Peradaban

Jenis-jenis Peradaban: Sistem Kepercayaan, Sistem Kekerabatan, Sistem Sosial, Sistem Ekonomi

Suku Melayu

Suku Minangkabau

Suku Aceh

Suku Batak

Suku Jawa

Suku Sunda

Suku Madura

Suku Dayak

Suku Bugis

Suku Bali

 

d. Topik Matakuliah “History of Nusantara” (Khusus Sejarah Indonesia)

 

Prasejarah (Orientasi pada jenis dan ciri-ciri fisik manusia purba Indonesia)

Masa Kerajaan dan Kesultanan (Orientasi pada kejayaan bangsa Indonesia pada masa lalu, baik dari segi ekonomi maupun sosial-budaya): Kerajaan Kutai: Kerajaan Tarumanagara: Kerajaan Sriwijaya: Kerajaan Singasari: Kerajaan Majapahit: Kerajaan Demak: Kesultanan Mataram: Kesultanan Samudara Pasai: Kesultanan Ternate dan Tidore

 

Masa Kolonial (Orientasi pada kegigihan perjuangan bangsa Indonesia): Kedatangan Portugis: Kedatangan Belanda: Kedatangan Inggris: Penyerahan Kekuasaan Inggris ke Belanda: Kedudukan Jepang

 

Proklamasi (Orientasi pada langkah konkret upaya pendirian negara Indonesia): Dasar Negara, Lambang Negara, Teks Proklamasi, UUD 1945

 

Orde Lama (Orientasi pada pelaksanaan pemerintahan Indonesia): Sistem Pemerintahan, Penggalangan Kerja Sama dengan Luar Negeri, Pembangunan Ekonomi, Beberapa Kasus yang Menonjol dan Upaya Pemecahannya

 

Orde Baru (Orientasi pada upaya pemakmuran bangsa dan stabilisasi nasional): Pembangunan Manusia Indonesia Seutuhnya, Penggalakan Penanaman Modal Luar Negeri

Orde Reformasi (Orientasi pada penataan masa depan Indonesia secara menyeluruh): Penataan Politik, Penataan Ekonomi, Penataan Sosial dan Budaya


 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan