Ekonomi/Bisnis

Selasa, 25 Januari 2022

Machmud Badaruddin II

 Machmud Badaruddin II

 

di atas kijing rumah limas

keris dihunus ke depan

belanda dan keparat

yang menginjak-injak

harga diri,

menyusun strategi.

 

dalam gemuruh ombak kali musi

gelegak dendam dan darah yang

tercecer di kain songket pun

merebak ke ubun-ubun

hingga kebencian menjadi

api

 

dalam perjalanan

iring-iringan kapal belanda

berlayar dari neraka

moncong meriam dan

selongsong peluru pun

bertebaran ke kajang angkap

 

:‘’Nadjamudin, Nadjamudin !!’’

teriakan itu menusuk pilu

 

lalu,

di atas perapian,

Sultan Machmud Badaruddin

menitikkan kemarahan

dalam cairan darah

di jantungnya.

 

pistol dan  kelewang pun

kocar-kacir dalam kepungan

yang lengkap

 

tak hanya darah

siasat dan kekejian pun mengalir

di atas pengkhianatan Nadjamudin

maka,

sejarah pun menghilang

tanpa jejak

 

’’Machmud Badaruddin!’’

teriakan itu berlayar ke

laut lepas

 

rantai panjang dan belenggu

membelit di sekujur

perlawanan yang lelah. 

 

tak ada lagi garis komando

tak ada lagi pekik perlawanan

laut hanya lorong sepi

yang membawa kepedihan

sepanjang sejarah gelap

di ternate.

 

Machmud Badarrudin!

bawalah Plembang ke

perlawanan yang jauh dan jauh

sebab,

di ujung kemudi kapal

itulah apimu meranggas

dendam.


anto narasoma

September 1985



Tiada ulasan:

Catat Ulasan