Ekonomi/Bisnis

Sabtu, 28 Disember 2019

JEJAK DARA PORTUGIS DI ACEH

Oleh Tengku Puteh (https://tengkuputeh.com/)

   
Menurut catatan sejarah ketika armada Portugis dibawah pimpinan Alfonso Alberqueque hendak menaklukkan kota Malaka tahun 1511 M, Raja Portugis mengirimkan pasukan untuk membantu namun sayang pasukan tersebut tidak pernah sampai karena terdampar dipesisir Barat Sumatera tepatnya kota Lamno, Aceh dan kehilangan kontak dengan pasukan induknya di Goa/ India (pusat koloni Portugis saat itu) maupun dengan pasukan Portugis di Malaka. Dengan segera pasukan Portugis tersebut ditawan oleh Sultan Aceh saat itu, dan pasukan Portugis itu segera dimanfaatkan oleh Sultan Aceh saat itu yaitu Sultan Ali Mogayatsyah untuk mengembangkan armada perang Aceh meliputi pembuatan meriam, kapal perang, mesiu sehingga nantinya Kesultanan Aceh dapat memerdekakan diri dari Kerajaan Pedir Hindu (didaerah Aceh Pidie sekarang). Fakta sejarah tidak tercatat secara resmi, sehingga lebih meyerupai sebuah legenda.


Tak pelak keturunan bangsa Portugis tersebut ada yang tetap tinggal di Aceh dan berbaur dengan penduduk lokal, sehingga di Aceh terkenal sebuah idiom yaitu Bule Lamno, yaitu orang hasil perkawinan campur antara bekas keturunan Portugis dengan penduduk lokal (kebanyakan bermata coklat) namun bercakap-cakap dengan bahasa lokal.
Daerah tersebut juga terdapat sebuah suku eksklusif (Sebagian keturunan Eropa tersebut menutup diri yang tidak berkawin campur dengan penduduk lokal) bernama “suku mata biru” namun jumlahnya relativif sangat sedikit. Bahkan banyak pemuda dari dalam dan luar Aceh terkadang sengaja mencari jodoh kepesisir Barat, siapa tahu mendapatkan “Dara Portugis” tersebut.


Sedangkan menurut cerita penduduk lokal, kaum keturunan Eropa tersebut adalah rombongan keturunan dari umat Muslim yang melarikan diri dari Renquista dari Ratu Isabella dan Ferdinand dari Castilla/Arragorn (Spanyol sekarang) hingga keujung dunia ketika Andalusia ditaklukkan oleh pasukan Salib.

Ketika mudik kemarin ke pesisir Barat setelah sekian lama Abu tidak menjejakkan kaki dipesisir Barat, Abu secara iseng ingin melihat apa yang dinamakan “Dara Portugis.” Ketika melewati kota Lamno (Sekitar 80 Km dari kota Banda Aceh), maka Abu menanyakan kepada penduduk lokal mengenai ilwal keberadaan Dara Portugis tersebut (Siapa tahu………?).

Menurut SBR (32 tahun) penduduk kota Lamno “Setelah Tsunami menghantam pesisir Barat Aceh Desember 2004 suku mata biru tidak pernah terlihat lagi, sedangkan yang yang bermata coklat masih ada namun sudah banyak yang meninggalkan kota tersebut kebanyakan menikah dengan pendatang dan meninggalkan kampung halaman.

Cerita penduduk itu mengingatkan kepada nenek Abu, beliau pernah bercerita kalau ibu beliau yaitu nenek buyut Abu memiliki mata biru, dan satu kaitan lagi ketika Abu masih kecil ada satu lagu yang popular yaitu lagu ISABELLA yang dinyanyikan oleh Grup Band SEACH asal Malaysia, waktu itu lagu tersebut sangat popular sehingga Abu yang masih kecil sangat menyukai lagu tersebut. Tapi ketika Abu menyanyikan lagu tersebut didepan nenek, beliau sangat marah dan menyuruh Abu untuk tidak pernah lagi menyanyikan lagu tersebut.

Ketika Abu menanyakan korelasi antara kedua hal tersebut kepada ibu Abu, beliau hanya angkat bahu. Dan ketika Abu menanyakan apakah ada kemungkinan bahwa Abu memiliki keturunan muslim Eropa yang diusir oleh Ratu Isabella, beliau hanya tersenyum. Dan ketika Abu menanyakan mengapa Abu ini tidak memiliki kemiripan dengan keturunan Portugis tersebut, ibu Abu menjawab dengan santainya “Mungkin kamu terlalu banyak kandungan lokalnya!”

Terlalu banyak kandungan lokal? Memangnya Abu produk Assembling githu? Memangnya orang bisa dirakit apa?

Isnin, 23 Disember 2019

Situs Benteng Iskandar Muda di desa Berandeh Kecamatan Masjid Raya Kab. Aceh Besa

 Oleh Nordin (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/)


Situs Benteng Iskandar Muda

BPCB Aceh – Situs Benteng Iskandar Muda adalah salah satu peninggalan Kerajaraan Aceh yang berada di desa Beurandeh, Kecamatan Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar. Benteng ini di bangun pada abad 16 masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda  untuk melindungi  wilayah kekuasaannya dari serangan Belanda dan Portugis.

Situs Benteng Iskandar Muda berbatasan  sebagai berikut :

Sebelah Utara : Jalan Raya lintas Pelabuhan Malahayati
Sebelah Selatan : Kebun kelapa dan rumah penduduk
Sebelah Barat : Perkampungan  penduduk
Sebelah Timur : Perkampungan  penduduk
Untuk mencapai ke Benteng ini dengan menempuh jarak sekitar 30 Km dari Kota Banda Aceh atau Ibukota Provinsi, benteng ini tidak begitu jauh dari  Pelabuhan Malahayati  hanya menempuh jarak sekiktat 1 Km ke arah Utara.

Benteng Iskandar Muda berbentuk empat segi /bujur sangkar yang dibangun di pinggir sungai Krueng Raya., struktur pondasi   terbuat dari batu kali berwarna hitam dan berpori-pori,  bahan perekat susunan batuan menggunakan campuran lempung dan kapur. dinding luar dan dalam ditutup dengan plester dari bahan campuran pasir, lempung dan karbonat. Benteng ini  terdiri dari tiga lapisan dinding yang bagian terluar tampak lebih tinggi dibandingkan dua dinding bagian dalam,  bagian atas dan bawah dinding benteng dan dalamnya berbentuk oyief., juga pada bagian tengah atas benteng terdapat pula dinding yang diduga bekas ruangan. 
 Benteng Iskandar Muda tampak dari arah timur



Benteng Iskandar Muda tampak dari arah utara

Benteng sejarah ini termasuk dalam trail Aceh Lhee Sagoe (tiga kerajaan Hindu yang meliputi Banda Aceh dan Aceh Besar) dan saat ini menjadi lokasi ojek wisata yang ramai dikunjungi oleh wisata lokal maupun mancanegara, pengujung yang sanagat padat umumnya pada hari libur tahun. (nrd)


Rabu, 27 November 2019

Mengenal Tipologi Nisan Kuno Sultan-sultan Kerajaan Aceh Darussalam

Oleh: Ambo Asse Ajis,
(Tim Ahli Cagar Budaya Kota Banda Aceh)

Makam kuno peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam dapat dikenali dengan ciri khas yang dimilikinya. Ciri yang dimaksud , pertama, penggunaan material khusus untuk nisan (kaki dan kepala) serta badan makam(jirat); kedua, bentuk atau tipologi nisan kuno dan badan makam; ketiga, keletakan makam yang istimewa dalam lansekap lingkungan sekitarnya; dan keempat, lokasi makam kuno umumnya berkarakter pemakaman keluarga dengan ditandai adanya tokoh utama yang memiliki nisan yang lebih baik dari segi ukiran, ukuran dan posisi makamnya. 

Dalam tulisan ini, penulis tertarik membahas khusus tipologi nisan kuno yang digunakan para sultan Kerajaan Aceh Darussalam semenjak didirikan oleh Ali Mughayat Syah tahun 1514 Masehi sampai era sebelum perang dengan kolonial Belanda di Tahun 1873. Untuk mempermudah pemahaman bagi siapapun yang tertarik menelaah historiografi nisan kuno para sultan Kerajaan Aceh Darussalam ataupun tokoh-tokoh Kerajaan Aceh Darussalam lainnya,

sangat disarankan agar memperhatikan betul kerangka waktu (inskripsi) yang ada di nisan-nisan tersebut. Dari dasar kerangka waktu inilah kita bisa mengurut urutan peristiwa sekaligus menanda tipe nisan yang digunakan. Jika hal ini bisa dilakukan, maka setiap orang akan mudah mengetahui berapa jumlah tipologi nisan Kerajaan Aceh Darussalam, 

pada era apa tipe nisan tertentu digunakan dan banyak lagi hal yang bisa diperoleh darinya. Kronik Nisan Kuno Sultan-Sultan Kerajaan Aceh Darussalam Secara historis, nisan kuno yang pertamakali digunakan Sultan Kerajaan Aceh Darussalam adalah nisan Sultan Ali Mughayat Syah, tertera angka wafatnya tahun 1530. Ciri nisannya, mulai dari kaki sampai badan berbentuk segi empat (balok); di bagian bahu (sebelum puncak) ada ornamen bungong awang; di bagian puncak (kepala/atas) berbentuk bulatan (sering disebut mahkota) yang bersusun 3 (tiga). 

Bahan batuan yang digunakan jenis batu pasir (sands stone) yang bisa dilihat di Situs Kompleks Makam Kandang XII. Saya menyebut tipe nisan ini sebagai tipe Ali Mughayat Syah karena sebelum tahun 1530 , belum ditemukan nisan sejenis yang usianya lebih tua dari nisan Sultan Ali Mughayat Syah. Rentang masa penggunaan tipe nisan ini berlanjut hingga era Sultan Iskandar Muda yang meninggal tahun 1636 dan diduga juga digunakan pada nisan Sultan Iskandar Tsani yang wafat tahun 1641. 

Jika dihitung usai penggunaan tipe nisan ini dari Sultan Ali Mughayat Syah sampai dengan Sultan Iskandar Tsani maka tipe nisan Ali Mughayat Syah telah digunakan para sultan Kerajaan Aceh Darussalam kurang lebih 111 tahun, meliputi 15 (lima belas) orang sultan Aceh. Setelah wafatnya Sultan Iskandar Tsani (1641), Kerajaan Bandar Aceh Darussalam mulai berada di bawah kepemimpinan keturunan bugis garis matrilineal yang pangkalnya dari Tengku Chiek Di Ribe/Daeng Mansur (mertua sekaligus guru Sultan Iskandar Muda). 

Pernikahan Iskandar Muda dengan anak Tengku Chiek Di Ribe/Daeng Mansur melahirkan keturunan “tuwanku putroe” yang kelak menjadi sultanah-sultanah Kerajaan Aceh Darussalam. Ketika memegang jabatan sebagai pemimpin agung Kerajaan Aceh menjadi sultanah. Mereka adalah Sultanah Sri Ratu Safiatuddin Tajul Alam (wafat 1675), Sri Ratu Naqiatuddin Nurul Akam (wafat 1678), Sri Ratu Zaqiatuddin Inayat Syah (wafat 1688) dan Sri Ratu Zainatuddin Kemalat Syah (wafat 1699). Sampai hari ini, makam dan nisan para sultanah ini belum ditemukan dan sehingga sangat terbuka melakukan riset untuk menginvestigasi keberadaannya. 

Pasca kekuasaan para sultanah, Kerajaan Aceh Darussalam kembali dipimpin seorang sultan, dimulai dari suami sultanan keempat (terakhir) Ratu Zainatuddin Kemalat Syah, bernama Sultan Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin (wafat 1702) yang asalnya dari Mekkah Al-Mukarram. Dalam beberapa literatur, kepmeimpinan sultan ini menandai era kepemimpinan Dinasti Arab di Kerajaan Aceh Darussalam. Sampai hari ini, makam Sultan Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin belum diketahui keberadaanya. Sepeninggal Sultan Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin, penguasa berikutnya bernama Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui yang dalam beberapa sumber wafat tahun 1703 dan lokasi makamnya disebut berada satu kompleks dengan lokasi makam anaknya bernama Sultan Jamalul Alam Badrul Munir (wafat 1726). 

Baik badan makam dan nisan Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui tidak ada lagi, disinyalir sengaja dimusnahkan kolonial Belanda karena mendirikan rumah di atas badan makam sultan dan istrinya. Sultan Jamalul Alam Badrul Munir (wafat 1726) adalah Sultan Kerajaan Aceh Darussalam yang ke-22 dimakamkan ditanah wakafnya, sisi selatan Mesjid Baturrahman, yang sekarang berada di belakang usaha Bakso Hendra Hendri. Dahulu, lokasi makam ini memiliki luasan areal 100 depa x 100 depa sebagaimana isi salah satu sumber berbahasa arab jawi. 

Tetapi kini, akibat penggunaan lahan yang sembrono, hilangnya rasa hormat serta buta sejarah, areal makam sultan telah jadi korban sehingga dibuat jadi sangat sempit dan bahkan diposisikan berdampingan dengan WC dan dapur masak bakso. Hal yang istimewa dari makam Sultan Jamalul Alam Badrul Munir, 

kita menemukan bentuk nisan berbeda dengan tipe Ali Mughayat Syah yang digunakan para sultan Kerajaan Aceh Darussalam sebelumnya. Nisan Sultan Jamalul Alam Badrul Munir berbentuk dasar bulat lonjong; bagian kakinya atau dasar badan dipahat berbentuk heksagon (segi delapan); bagian badan secara umum bulat lonjong , di bagian bawah lebih kecil dan makin ke atas berukuran lebih besar (lebar); pada bagian puncak (kepala/atas) ada lingkaran dan dipuncaknya ada mahkota berukuran kecil di pusat puncaknya. 

Bahan dasar nisan ini adalah batu andesit yang diukir dengan sedikit ornamen. Tipe nisan ini saya sebut sebagai tipe Jamalul Alam Badrul Munir. Hal yang unik dari nisan ini bahwa penggunaan nisan tipe Jamalul Alam Badrul Munir telah digunakan pada era Sultanah Ratu Safiatuddin (wafat 1673) sebagaimana nisan yang digunakan di Kompleks Makam Syeikh Kuala (wafat 1693). Dengan kata lain, nisan tipe Jamalul Alam Badrul Munir kemungkinan besar adalah nisan yang dibuat khusus kepada mereka yang memiliki hubungan ke-ulama-an yang pada masa yang sama juga seorang pemimpin umat di Kerajaan Aceh Darussalam yang telah eksis dari masa Ratu Safiatuddin. Kemudian, 

pasca kepemimpinan keturunan Arab, Kerajaan Aceh Darussalam kembali di bawah kepemimpinan keturunan Bugis. Namun dari sekian banyak sultan keturunan bugis, hanya Sultan Mansyur Syah (wafat 1870) yang baru diketahui memiliki model nisan kunonya sendiri. Nisan kuno yang digunakan di makam Sultan Mansyur Syah sepertinya memiliki hubungan bentuk dengan Tipe Ali Mughayat Syah dan Tipe Jamalul Alam Badrul Munir. 

Secara bentuk (form) nisan Sultan Mansyur Syah berbentuk dasar heksagonal (segi delapan); dari dasar badan ke bagian atas berbentuk segi delapan dengan ukuran bagian bawah lebih kecil dan melebar atau membesar di bagian atas; di bagian puncak (kepala/atas) terdapat fitur bersusun tiga (mirip dengan puncak nisan Tipe Ali Mughayat Syah). 

Tipe nisan ini saya sebut sebagai tipe Mansyur Syah. Kesimpulan Berdasarkan kajian kronologi keberadaan nisan sultan-sultan Aceh yang telah ditemukan saat ini (catatan: argumen ini akan berubah bila ada temuan baru di masa depan), dapat disampaikan bahwa baru ada 3 (tiga) tipe nisan yang digunakan sultan-sultan Kerajaan Aceh Darussalam, yaitu: pertama, tipe Ali Mughayat Syah yang digunakan dari tahun 1530-1641 dengan jumlah pengguna sultan mencapai 15 orang; kedua, tipe Jamalul Alam Badrul Munir yang digunakan sejak era Ratu Safiatuddin dan kemungkinan besar telah digunakan sultan keturunan Arab dimulai dari Sultan Badrul Alam Syarif Hasyim Jamaluddin (wafat 1702), Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (wafat 1703), Sultan Jamalul Alam Badrul Munir (wafat 1726), Sultan Jauharul Alam Aminuddin (wafat 1726) dan Sultan Syamsul Alam (wafat 1727). 

Dengan kata lain, tipe nisan ini khas digunakan pemimpin dengan garis ulama-Arab meliputi penggunaan 5 (lima) orang sultan; dan ketiga, Tipe Sultan Mansur Syah yang diperkirakan juga umum digunakan para sultan keturunan Bugis pasca tergantinya kepemimpinan sultan keturunan Arab. 

Penggunaan tipe nisan ini diduga mulai eksis dari Sultan Alauddin Ahmad Syah (wafat 1737) sampai dengan Sultan Mahmud Syah (wafat 1874) yang meliputi sebanyak 19 Sultan Kerajaan Aceh Darussalam. Ketiga tipe nisan sultan kerajaan Aceh Darussalam di atas, memiliki hubungan bentuk satu sama lain, yang saling melengkapi, menguatkan serta saling memperindah yang menandakan berlangsung kesinambungan kejayaan seni pahat batu di Kerajaan Aceh Darussalam dari awal hingga era sebelum perang dengan kolonial Belanda laknatullah tahun 1873. 

Penjajah inilah yang bertanggungjawab telah mematikan kekayaan warisan budaya Kerajaan Aceh Darussalam. Penulis adalah Tim Ahli Cagar Budaya Kota Banda Aceh.








Sabtu, 24 Ogos 2019

āļāļēāļĢāļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ี

āđ‚āļ”āļĒ āļ™ิāļ­ัāļšāļ”ุāļĨāļĢāļēāļิ๊āļš āļšิāļ™āļ™ิāļŪัāļŠāļ‹ัāļ™
     āļ‚่āļēāļ§āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒāđ„āļ”้āļĢัāļšāļ„āļ§āļēāļĄāļŠāļ™āđƒāļˆāļ­ีāļāļ„āļĢั้āļ‡ āđ€āļĄื่āļ­āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāđ‚āļˆāđ‚āļ āļ§ีāđ‚āļ”āđ‚āļ” āđ„āļ”้āļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāļ‚āļ­āļ­āļ™ุāļāļēāļ•āļˆāļēāļāļĢัāļāļŠāļ āļēāđ€āļžื่āļ­āļ‚āļ­āļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļˆāļēāļāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāđ„āļ›āļĒัāļ‡āđ€āļāļēāļ°āļāļēāļĨีāļĄีāļ™āļ•ัāļ™ āļ„āļĢั้āļ‡āļ™ี้āđ„āļĄ่āđƒāļŠ่āļ„āļĢั้āļ‡āđāļĢāļāļ‚āļ­āļ‡āļāļēāļĢāļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒ āļ”้āļ§āļĒāļāļĢุāļ‡āļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ—ี่āļĄีāļ›āļĢāļ°āļŠāļēāļāļĢāļ›āļĢāļ°āļĄāļēāļ“ 10 āļāļ§่āļēāļĨ้āļēāļ™āļ„āļ™ āļĄีāļ›ัāļāļŦāļēāđƒāļ™āļ”้āļēāļ™āļāļēāļĢāļ„āļĄāļ™āļēāļ„āļĄ āļĄีāļāļēāļĢāļˆāļĢāļˆāļĢāļ—ี่āļ•ิāļ”āļ‚ัāļ” āļšāļēāļ‡āđ€āļŠ้āļ™āļ—āļēāļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļ–āļ™āļ™ āļ•้āļ­āļ‡āļĄีāļāļēāļĢāļšัāļ‡āļ„ัāļšāđƒāļŦ้āļĄีāļāļēāļĢāđƒāļŠ้āļ–āļ™āļ™ āđ‚āļ”āļĒāļŠāļĨัāļšāļ§ัāļ™āļัāļ™āļĢāļ°āļŦāļ§่āļēāļ‡āļĢāļ–āļ—ี่āļĄีāļ›้āļēāļĒāđ€āļĨāļ‚āļ„ู่āđāļĨāļ°āđ€āļĨāļ‚āļ„ี่
     āļāļēāļĢāļˆัāļ”āļāļēāļĢāđ€āļĢื่āļ­āļ‡āļ—ี่āļĄีāļ­āļēāļĻัāļĒāļ็āļ„่āļ­āļ™āļ‚้āļēāļ‡āļĄีāļ›ัāļāļŦāļē āļ„āļ™āļĢāļ§āļĒ āļ„āļ™āļˆāļ™āļ„่āļ­āļ™āļ‚้āļēāļ‡āļˆāļ°āļĄีāļŠ่āļ­āļ‡āļ§่āļēāļ‡āļĄāļēāļ āđƒāļ™āļŦāļĨāļēāļĒāđ†āļžื้āļ™āļ—ี่āļˆāļ°āđ€āļŦ็āļ™āļŠāļ āļēāļžāļ‚āļ­āļ‡āļŠāļĨัāļĄ āđāļŦāļĨ่āļ‡āļ„āļ™āļˆāļ™ āļ”้āļ§āļĒāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āđƒāļŦāļ่ āļ—āļģāđƒāļŦ้āļĨāļģāļšāļēāļāđƒāļ™āļāļēāļĢāđāļ้āđ„āļ‚
     āļāļĢุāļ‡āļˆāļēāļāļēāļĢ์āļēāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļ—ี่āļĄีāļ‚āļ™āļēāļ”āđƒāļŦāļ่ āļ—āļģāđƒāļŦ้āļ•้āļ­āļ‡āđāļš่āļ‡āļāļēāļĢāļ›āļāļ„āļĢāļ­āļ‡āļ­āļ­āļāđ€āļ›็āļ™ 4 āđ€āļ—āļĻāļšāļēāļĨāļ™āļ„āļĢ āļัāļšāļ­ีāļ 1 āļ­āļģāđ€āļ āļ­  āļŠāļģāļŦāļĢัāļšāđ€āļ—āļĻāļšāļēāļĨāļ™āļ„āļĢāļ›āļĢāļ°āļāļ­āļšāļ”้āļ§āļĒāđ€āļ—āļĻāļšāļēāļĨāļ™āļ„āļĢāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāļāļĨāļēāļ‡ āđ€āļ—āļĻāļšāļēāļĨāļ™āļ„āļĢāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāđƒāļ•้ āđ€āļ—āļĻāļšāļēāļĨāļ™āļ„āļĢāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāđ€āļŦāļ™ืāļ­ āđ€āļ—āļĻāļšāļēāļĨāļ™āļ„āļĢāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāļ•āļ°āļ§ัāļ™āļ­āļ­āļ āđāļĨāļ°āđ€āļ—āļĻāļšāļēāļĨāļ™āļ„āļĢāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāļ•āļ°āļ§ัāļ™āļ•āļ āđāļĨāļ°āļāļĢุāļ‡āļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāļžิāđ€āļĻāļĐāļ­ีāļ āļ™ั้āļ™āļ„ืāļ­ āļĄีāļŦāļĄู่āđ€āļāļēāļ°āļŦāļ™ึ่āļ‡ āđ€āļĢีāļĒāļāļ§่āļē āļŦāļĄู่āđ€āļāļēāļ°āļ‹ืāļ­āļĢีāļšู  āļˆึāļ‡āđ„āļ”้āļˆัāļ”āļ•ั้āļ‡āđ€āļ›็āļ™āļ­āļģāđ€āļ āļ­āļŦāļĄู่āđ€āļāļēāļ°āļ‹ืāļ­āļĢีāļšู āđ€āļ›็āļ™āđāļŦāļĨ่āļ‡āļ—่āļ­āļ‡āđ€āļ—ี่āļĒāļ§āļ—ี่āļŠāļ§āļĒāļ‡āļēāļĄāļĄāļēā  āļ­āļģāđ€āļ āļ­āļŦāļĄู่āđ€āļāļēāļ°āļ‹ืāļ­āļĢีāļšู āļĄีāļĻูāļ™āļĒ์āļāļēāļĢāļ›āļāļ„āļĢāļ­āļ‡āļ­āļĒู่āļ—ี่āđ€āļāļēāļ°āļ›āļĢāļēāļĄูāļāļē
     āđ€āļĢāļēāļĄāļēāļĢู้āļˆัāļāļ›āļĢāļ°āļ§ัāļ•ิāļāļēāļĢāļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒāļ™āļ°āļ„āļĢัāļš
     āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒ āđ„āļ”้āļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļĄāļēāđāļĨ้āļ§ 3 āļ„āļĢั้āļ‡ āļ™ัāļšāļ•ั้āļ‡āđāļ•่āļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāđ€āļ­āļāļĢāļēāļŠāđ€āļĄื่āļ­āļ§ัāļ™āļ—ี่ 17 āļŠิāļ‡āļŦāļēāļ„āļĄ 1945 āđāļĨāļ°āļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļē āļ็āļāļĨāļēāļĒāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ™ัāļšāđāļ•่āļ™ั้āļ™āļĄāļē āļ•่āļ­āļĄāļēāđ€āļĄื่āļ­āļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāļ–ูāļāļāļ­āļ‡āļāļģāļĨัāļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļŪāļ­āļĨัāļ™āļ”āļēāļĒึāļ”āļ„āļĢāļ­āļ‡ āđƒāļ™āļ§ัāļ™āļ—ี่ 4 āļĄāļāļĢāļēāļ„āļĄ 1946 āļ็āđ„āļ”้āļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāđƒāļŦ้āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļĒāļ­āļāļĒāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡ āđ‚āļ”āļĒāđ„āļ”้āļĒ้āļēāļĒāļŠิ่āļ‡āļ‚āļ­āļ‡āđ€āļ‡ีāļĒāļšāđ†āļ—āļēāļ‡āļĢāļ–āđ„āļŸāļ•āļ­āļ™āļāļĨāļēāļ‡āļ„ืāļ™āļˆāļēāļāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāļŠู่āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļĒāļ­āļāļĒāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļē
     āļ•่āļ­āļĄāļēāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļĒāļ­āļāļĒāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāļ–ูāļāļāļ­āļ‡āļāļģāļĨัāļ‡āļŪāļ­āļĨัāļ™āļ”āļēāđ‚āļˆāļĄāļ•ีāđāļĨāļ°āļ–ูāļāļĒึāļ”āļ„āļĢāļ­āļ‡ āļˆāļ™āļ—āļģāđƒāļŦ้āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļŠุāļāļēāļĢ์āđ‚āļ™ āđāļĨāļ°āļĢāļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļĄูāļŪัāļĄāļŦāļĄัāļ” āļŪัāļ•āļ•āļē āļ–ูāļāļŪāļ­āļĨัāļ™āļ”āļēāļˆัāļšāļุāļĄ āđāļĨāļ°āļ–ูāļāļĒ้āļēāļĒāļัāļāļšāļĢิāđ€āļ§āļ“āļšāļ™āđ€āļāļēāļ°āļšāļēāļĨีāļ•āļ‡ āļˆāļ™āļ™āļēāļĒāļ‹ัāļŸāļĢุāļ”āļ”ิāļ™ āļ›āļĢāļēāļ§ีāļĢāļēāļ™āļēāļ†āļēāļĢāļē āđ„āļ”้āļˆัāļ”āļ•ั้āļ‡āļĢัāļāļšāļēāļĨāđƒāļ™āļŠāļ–āļēāļ™āļāļēāļĢāļ“์āļ›āļิāļ§ัāļ• āđ€āļĄื่āļ­āļ§ัāļ™ 19 āļ˜ัāļ™āļ§āļēāļ„āļĄ 1948 āđ„āļ”้āļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāđƒāļŦ้āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļšูāļิāļ•āļ•ิāļ‡āļ†ี āđƒāļ™āđ€āļāļēāļ°āļŠุāļĄāļēāļ•āļĢāļēāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡
     āđ€āļĄื่āļ­āļ§ัāļ™āļ—ี่ 6 āļāļĢāļāļŽāļēāļ„āļĄ 1949 āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļŠุāļāļēāļĢ์āđ‚āļ™ āđāļĨāļ°āļĢāļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļĄูāļŪัāļĄāļŦāļĄัāļ” āļŪัāļ•āļ•āļē āļ–ูāļāļ›āļĨ่āļ­āļĒāļ•ัāļ§āđāļĨāļ°āļāļĨัāļšāļŠู่āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļĒāļ­āļāļĒāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļē āļ™āļēāļĒāļ‹ัāļŸāļĢุāļ”āļ”ิāļ™ āļ›āļĢāļēāļ§ีāļĢāļēāļ™āļēāļ†āļēāļĢāļē āļĄāļ­āļšāļ­āļģāļ™āļēāļˆāļ„ืāļ™āļŠู่āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļŠุāļāļēāļĢ์āđ‚āļ™ āđāļĨāļ°āļĢāļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļĄูāļŪัāļĄāļŦāļĄัāļ” āļŪัāļ•āļ•āļē āļ”ัāļ‡āļ™ั้āļ™āļ•ั้āļ‡āđāļ•่āļ§ัāļ™āļ—ี่ 13 āļāļĢāļāļŽāļēāļ„āļĄ 1949 āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļĒāļ­āļāļĒāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļē āļāļĨัāļšāļĄāļēāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒ
     āļ•่āļ­āļĄāļēāđ„āļ”้āļĄีāļāļēāļĢāđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āđāļ›āļĨāļ‡āļĢāļ°āļšāļšāļāļēāļĢāļ›āļāļ„āļĢāļ­āļ‡ āđ‚āļ”āļĒāđƒāļŠ้āļĢāļ°āļšāļšāļŠāļŦāļžัāļ™āļ˜āļŠāļēāļ˜āļēāļĢāļ“āļĢัāļ āđ‚āļ”āļĒāļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒ (Republik Indonesia)āļ—ี่āļĄีāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļĒāļ­āļāļĒāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ™ั้āļ™ āđ„āļ”้āđ€āļ›็āļ™āļŠ่āļ§āļ™āļŦāļ™ึ่āļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļŠāļŦāļžัāļ™āļ˜āļŠāļēāļ˜āļēāļĢāļ“āļĢัāļāļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒ (Republik Indonesia Serikat) āļ—ี่āļĄีāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡ āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļŠāļŦāļžัāļ™āļ˜āļŠāļēāļ˜āļēāļĢāļ“āļĢัāļāļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒ āļĄีāļ­āļēāļĒุāđ„āļĄ่āļ™āļēāļ™āļ™ัāļ āļ•่āļ­āļĄāļēāļŠāļĨāļēāļĒāļ•ัāļ§āđ„āļ”้āļĢāļ§āļĄāļ•ัāļ§āļัāļ™āļˆāļēāļāļŦāļĨāļēāļĒāđ†āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļĄāļēāļĢāļ§āļĄāđ€āļ›็āļ™āļŦāļ™ึ่āļ‡āđ€āļ”ีāļĒāļ§ āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđ„āļ”้āđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āļœ่āļēāļ™āļĢāļ°āļšāļšāļāļēāļĢāļ›āļāļ„āļĢāļ­āļ‡āļˆāļēāļāļĢāļ°āļšāļšāļŠāļŦāļžัāļ™āļ˜์āļŠāļēāļ˜āļēāļĢāļ“āļĢัāļāļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒāļŠู่āļĢāļ°āļšāļšāļŠāļēāļ˜āļēāļĢāļ“āļĢัāļāđ€āļ”ีāļĒāļ§ āđāļĨāļ°āļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāļ็āļāļĨัāļšāļĄāļēāđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ­ีāļāļ„āļĢั้āļ‡āļŦāļ™ึ่āļ‡āđƒāļ™āļ§ัāļ™āļ—ี่ 28 āļŠิāļ‡āļŦāļēāļ„āļĄ1961
     āđƒāļ™āļĒุāļ„āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļŠุāļāļēāļĢ์āđ‚āļ™ āđƒāļ™āļ›ี 1957 āļ็āđ€āļ„āļĒāļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āđ„āļ›āļĒัāļ‡āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļ›āļēāļĨัāļ‡āļāļēāļĢāļēāļĒāļē āđ€āļĄืāļ­āļ‡āđ€āļ­āļāļ‚āļ­āļ‡āļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļāļēāļĨีāļĄัāļ™āļ•ัāļ™āļāļĨāļēā āļ•่āļ­āļĄāļēāđƒāļ™āļĒุāļ„āļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļŠุāļŪāļēāļĢ์āđ‚āļ• āļ็āļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāđƒāļŦ้āļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āđ„āļ›āļĒัāļ‡āļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļŠāļ§āļēāļ•āļ°āļ§ัāļ™āļ•āļ āļ‹ึ่āļ‡āļ•ั้āļ‡āļ­āļĒู่āđ„āļĄ่āļŦ่āļēāļ‡āļˆāļēāļāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļē āđƒāļ™āļ—ี่āļŠุāļ”āļ็āļĨ้āļĄāđ€āļŦāļĨāļ§ āļžāļĢ้āļ­āļĄāđ†āļัāļšāļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļŠุāļŪāļēāļĢ์āđ‚āļ•āļŦāļĄāļ”āļ­āļģāļ™āļēā āđƒāļ™āļĒุāļ„āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļŠุāļ‹ีāđ‚āļĨ āļšัāļĄāļšัāļ‡ āļĒูāđ‚āļ˜āđ‚āļĒāđ‚āļ™ āđƒāļ™āļ›ี 2009 āļ็āđ€āļĢิ่āļĄāļ„āļ§āļēāļĄāļ„ิāļ”āļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ­ีāļāļ„āļĢั้āļ‡ āļ•่āļ­āļĄāļēāđƒāļ™āļ›ี 2013 āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāļŠุāļ‹ีāđ‚āļĨ āļšัāļĄāļšัāļ‡ āļĒูāđ‚āļ˜āđ‚āļĒāđ‚āļ™ āđ„āļ”้āļˆāļĢิāļ‡āļˆัāļ‡āļัāļšāļāļēāļĢāļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡ āđāļ•่āļĢัāļāļšāļēāļĨāļāļĨ่āļēāļ§āļ§่āļēāļ•้āļ­āļ‡āđƒāļŠ้āđ€āļ§āļĨāļēāļ–ึāļ‡ 12 āļ›ี āđ€āļžāļĢāļēāļ°āļ•้āļ­āļ‡āļĄีāļāļŽāļŦāļĄāļēāļĒāļŦāļĨัāļāļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĨุāļĄāđƒāļ™āļāļēāļĢāļ›āļิāļšัāļ•ิāļ‡āļēāļ™
     āđƒāļ™āļĒุāļ„āļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāđ‚āļˆāđ‚āļ āļ§ีāđ‚āļ”āđ‚āļ” āđ„āļ”้āļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāđƒāļ™āļĢัāļāļŠāļ āļēāđ€āļĄื่āļ­āļ§ัāļ™āļ—ี่ 16 āļŠิāļ‡āļŦāļēāļ„āļĄ 2019 āļ‚āļ­āļ­āļ™ุāļāļēāļ•āļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļˆāļēāļāļˆāļēāļāļēāļĢ์āļ•āļēāđ„āļ›āļĒัāļ‡āļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļāļēāļĨีāļĄัāļ™āļ•ัāļ™āļ•āļ°āļ§ัāļ™āļ­āļ­āļ
     āļ•āļ­āļ™āđāļĢāļāļ›āļĢāļ°āļ˜āļēāļ™āļēāļ˜ิāļšāļ”ีāđ‚āļˆāđ‚āļ āļ§ีāđ‚āļ”āđ‚āļ” āđ€āļžีāļĒāļ‡āļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāļ§่āļēāļˆāļ°āļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āđ„āļ›āļĒัāļ‡āđ€āļāļēāļ°āļāļēāļĨีāļĄัāļ™āļ•ัāļ™ āđāļ•่āļĒัāļ‡āđ„āļĄ่āļāļģāļŦāļ™āļ”āļžื้āļ™āļ—ี่ āļ•่āļ­āļĄāļēāļ็āļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāļŠัāļ”āđ€āļˆāļ™āļ§่āļēāļžื้āļ™āļ—ี่āđ„āļŦāļ™āļˆāļ°āđƒāļŠ้āđ€āļ›็āļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āđƒāļŦāļĄ่āļ‚āļ­āļ‡āļ­ิāļ™āđ‚āļ”āđ€āļ™āđ€āļ‹ีāļĒ āļ™āļ­āļāļˆāļēāļāļˆāļ°āļĄีāļžื้āļ™āļ—ี่āļŠāļēāļ˜āļēāļĢāļ“āļ°āļ‚āļ­āļ‡āļĢัāļāļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĄāļēāļāđāļĨ้āļ§ āļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļ™ี้āļĒัāļ‡āļ›āļĢāļ°āļŠāļēāļāļĢāđ€āļžีāļĒāļ‡ 3.5 āļĨ้āļēāļ™āļ„āļ™āđ€āļ—่āļēāļ™ั้āļ™ āđāļĨāļ°āļ›āļĢāļ°āļŠāļēāļāļĢāļ—ี่āļ­āļēāļĻัāļĒāđƒāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļ”ัāļ‡āļāļĨ่āļēāļ§  āļ›āļĢāļ°āļāļ­āļšāļŠāļ™āđ€āļœ่āļēāļ”āļēāļĒัā Dayak 30.24%  āđ€āļœ่āļēāļšัāļ™āļˆāļēāļĢ์ 20.81% āđ€āļœ่āļēāļูāđ„āļ• 12.45% āđ€āļœ่āļēāļ›āļēāđ€āļ‹āļĢ์ 9.94%  āđ€āļœ่āļēāļŠāļ§āļē 7.80%  āđāļĨāļ°āđ€āļœ่āļēāļ­ื่āļ™āđ†āđ€āļŦāļ•ุāļœāļĨāđƒāļ™āļāļēāļĢāđ€āļĨืāļ­āļāļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļāļēāļĨีāļĄัāļ™āļ•ัāļ™āļ•āļ°āļ§ัāļ™āļ­āļ­āļ
     7 āļ›āļĢāļ°āļāļēāļĢāļ—ี่āļ—āļģāđ„āļĄāļ•้āļ­āļ‡āđ€āļĨืāļ­āļāļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļāļēāļĨีāļĄัāļ™āļ•ัāļ™āļ•āļ°āļ§ัāļ™āļ­āļ­āļ
     1. āļžื้āļ™āļ—ี่āļ‚āļ­āļ‡āļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļĄีāļ—ั้āļ‡āļŦāļĄāļ” 180,965 āđ€āļŪāļāđ€āļ•āļ­āļĢ์ āđāļĨāļ°āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āļ™āļģāļžื้āļ™āļ—ีāļĄāļēāđƒāļŠ้āđ„āļ”้āļ–ึāļ‡ 85,885 āđ€āļŪāļāđ€āļ•āļ­āļĢ์
     2. āđāļŦāļĨ่āļ‡āļ™้āļģāļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āļ™āļģāļĄāļēāđƒāļŠ้āļˆāļēāļ 3 āđāļŦ่āļ‡āļŦāļĨัāļ
     3. āļĄีāđāļŦāļĨ่āļ‡āļ™้āļģāđƒāļ•้āļ”ิāļ™āļ—ี่āļĄีāļĄāļēāļ
     4. āļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļāļēāļĨีāļĄัāļ™āļ•ัāļ™āļ•āļ°āļ§ัāļ™āļ­āļ­āļ āđ„āļĄ่āļĄีāļ›āļĢāļ°āļ§ัāļ•ิāļ‚āļ­āļ‡āļāļēāļĢāđ„āļŦāļĄ้āļ›่āļēāļš่āļ­āļĒ āļĄีāđ€āļžีāļĒāļ‡āđ€āļิāļ”āļ‚ึ้āļ™āđƒāļ™āļ›ี 2015
     5. āđƒāļāļĨ้āļัāļšāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļšāļēāļĨิāļāļ›āļēāļ›ัāļ™āđāļĨāļ°āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļ‹āļēāļĄāļēāļĢิāļ™āļ”āļē āļĄีāļāļēāļĢāļ„āļĄāļ™āļēāļ„āļĄāļ—ี่āļ”ี āļĄีāļŠāļ­āļ‡āļŠāļ™āļēāļĄāļšิāļ™ āđāļĨāļ°āļĄีāļ—่āļēāđ€āļĢืāļ­
     6. āđ€āļ›็āļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļ—ี่āđ€āļิāļ”āļ„āļ§āļēāļĄāļ‚ัāļ”āđāļĒ้āļ‡āļĢāļ°āļŦāļ§่āļēāļ‡āđ€āļœ่āļēāđ„āļ”้āļ™้āļ­āļĒāļĄāļēā āđ€āļ›็āļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļ‚āļ­āļ‡āļœู้āļ­āļžāļĒāļžāļˆāļēāļāđ€āļœ่āļēāļŠāļ§āļē āđ€āļœ่āļēāļšูāļิāļŠ āđāļĨāļ°āđ€āļœ่āļē
   āļšัāļ™āļˆāļēāļĢ์
     7. āđƒāļ™āļ”้āļēāļ™āļāļēāļĢāļĢัāļāļĐāļēāļ„āļ§āļēāļĄāļ›āļĨāļ­āļ”āļ ัāļĒāļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻ āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āļ›้āļ­āļ‡āļัāļ™āđ„āļ”้āļ—ั้āļ‡āļ—āļēāļ‡āļšāļ āļ—āļēāļ‡āđ€āļĢืāļ­ āđāļĨāļ°āļ—āļēāļ‡āļ­āļēāļāļēāļĻ
          āļŠิ่āļ‡āļ—ี่āđ€āļ›็āļ™āļŦāļ™ึ่āļ‡āđƒāļ™āļ›ัāļˆāļˆัāļĒāļŦāļĨัāļāđƒāļ™āļāļēāļĢāļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ„āļĢั้āļ‡āļ™ี้āļ§่āļēāļˆāļ°āļŠāļģāđ€āļĢ็āļˆāļŦāļĢืāļ­āđ„āļĄ่āļŠāļģāđ€āļĢ็āļˆ āļ™ั้āļ™āļ„ืāļ­āđ€āļĢื่āļ­āļ‡āļ‡āļšāļ›āļĢāļ°āļĄāļēāļ“ āļ‹ึ่āļ‡āļ•้āļ­āļ‡āđƒāļŠ้āļ‡āļšāļ›āļĢāļ°āļĄāļēāļ“āļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĄāļŦāļēāļŠāļēāļĢ āļ„āļĢั้āļ‡āļ™ี้āđ„āļĄ่āđƒāļŠ่āļ„āļĢั้āļ‡āđāļĢāļāļ—ี่āļĄีāļāļēāļĢāļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡ āļ„āļ‡āļ•้āļ­āļ‡āļ”ูāļ•่āļ­āđ„āļ›āļ§่āļēāļāļēāļĢāļ›āļĢāļ°āļāļēāļĻāļĒ้āļēāļĒāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļŦāļĨāļ§āļ‡āļ„āļĢั้āļ‡āļ™ี้ āļˆāļ°āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āļĒ้āļēāļĒāđ„āļ”้āļŠāļģāđ€āļĢ็āļˆāļˆāļĢิāļ‡āļŦāļĢืāļ­āđ„āļĄ่

Rabu, 31 Julai 2019

āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāļ•้āļ­āļ‡āļ›āļĢัāļšāļ•ัāļ§ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāđāļšāļšāđ„āļŦāļ™āļ—ี่āļˆāļ°āđ„āļ›āļĢāļ­āļ” āļŦāļĢืāļ­ āđ„āļ›āđ„āļĄ่āļĢāļ­āļ”?

āđ‚āļ”āļĒ  āļ™ิāļ­ัāļšāļ”ุāļĨāļĢāļēāļิ๊ā āļšิāļ™āļ™ิāļŪัāļŠāļ‹ัāļ™
    āļŠāļ–āļēāļšัāļ™āļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāđ„āļ—āļĒāđāļĨāļ°āļ•่āļēāļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđƒāļ™āļ›ัāļˆāļˆุāļšัāļ™ āļ­āļĒู่āđƒāļ™āļ‚ั้āļ™āļ§ิāļāļĪāļ•ิ āļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļ—ี่āđ€āļ‚้āļēāđ€āļĢีāļĒāļ™āļĄีāļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĨāļ”āļĨāļ‡āđ€āļ›็āļ™āļ­āļĒ่āļēāļ‡āļĄāļēāļ āļšāļēāļ‡āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒ āđ€āļŠ่āļ™ āđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļĄāļēāđ€āļĨāđ€āļ‹ีāļĒ āļĄีāļāļēāļĢāļĨāļ‡āļŦāļ™ัāļ‡āļŠืāļ­āļžิāļĄāļž์āļ§่āļē āđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ•่āļēāļ‡āđ† āļ•้āļ­āļ‡āļĒุāļšāļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļēāļ§ิāļĻāļ§āļāļĢāļĢāļĄāļĻāļēāļŠāļ•āļĢ์ āđ€āļ›็āļ™āļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļ–ึāļ‡ 50 āļŠāļēāļ‚āļē āļ”้āļ§āļĒāļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļœู้āđ€āļĢีāļĒāļ™āļĨāļ”āļĨāļ‡āđ€āļ›็āļ™āļ­āļĒ่āļēāļ‡āļĄāļēāļ āļŠāļģāļŦāļĢัāļšāļāļēāļĢāļĨāļ”āļĨāļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļĄีāļ›ัāļˆāļˆัāļĒ āļŦāļĨāļēāļāļŦāļĨāļēāļĒāļ›ัāļˆāļˆัāļĒ āļĄีāļ—ั้āļ‡āļ„่āļēāđ€āļ—āļ­āļĄāđāļžāļ‡ āļĄีāļ—ั้āļ‡āļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļēāļ™ั้āļ™āđ† āđ„āļĄ่āļ•āļ­āļšāđ‚āļˆāļ—āļĒ์āļœู้āļ›āļāļ„āļĢāļ­āļ‡ āļ”ัāļ‡āļ™ั้āļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒ āļ•้āļ­āļ‡āļĄีāļāļēāļĢāļ›āļĢัāļšāļ•ัāļ§ āđ€āļžื่āļ­āļ„āļ§āļēāļĄāļ­āļĒู่āļĢāļ­āļ”āļ‚āļ­āļ‡āļŠāļ–āļēāļšัāļ™ āļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļē āļœู้āđ€āļ‚ีāļĒāļ™āđ€āļŦ็āļ™āļ§่āļē āļšāļ—āļ„āļ§āļēāļĄāļŦāļ™ึ่āļ‡āļ™่āļēāļŠāļ™āđƒāļˆ āļŠื่āļ­āļ§่āļē “āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāđāļšāļšāđ„āļŦāļ™āļ—ี่āļˆāļ°āđ„āļ›āļĢāļ­āļ” āļŦāļĢืāļ­ āđ„āļ›āđ„āļĄ่āļĢāļ­āļ”?” āļ‹ึ่āļ‡āđ€āļ‚ีāļĒāļ™āđ‚āļ”āļš āļœู้āļŠ่āļ§āļĒāļĻāļēāļŠāļ•āļĢāļēāļˆāļēāļĢāļĒ์ āļ”āļĢ.āļ­āļēāļ™āļ™āļ—์ āļĻัāļāļ”ิ์āļ§āļĢāļ§ิāļŠāļ์ āđ€āļ›็āļ™āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļ›āļĢāļ°āļˆāļģāļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļē Business Analytics and Intelligence
āđāļĨāļ° Actuarial Science and Risk Management āļ‚āļ­āļ‡āļ„āļ“āļ°āļŠāļ–ิāļ•ิāļ›āļĢāļ°āļĒุāļāļ•์ āļŠāļ–āļēāļšัāļ™āļšัāļ“āļ‘ิāļ•āļžัāļ’āļ™āļšāļĢิāļŦāļēāļĢāļĻāļēāļŠāļ•āļĢ์ āļ‹ึ่āļ‡āļĨāļ‡āđƒāļ™āļŦāļ™ัāļ‡āļŠืāļ­āļžิāļĄāļž์āļœู้āļˆัāļ”āļāļēāļĢāļ­āļ­āļ™āđ„āļĨāļ™์

āļœู้āđ€āļ‚ีāļĒāļ™āļˆึāļ‡āļ‚āļ­āļ™āļģāđ€āļŠāļ™āļ­āļšāļ—āļ„āļ§āļēāļĄāļ‚āļ­āļ‡āļœู้āļŠ่āļ§āļĒāļĻāļēāļŠāļ•āļĢāļēāļˆāļēāļĢāļĒ์ āļ”āļĢ.āļ­āļēāļ™āļ™āļ—์ āļĻัāļāļ”ิ์āļ§āļĢāļ§ิāļŠāļ์āļĄāļē āļ“ āļ—ี่āļ™ี้

āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāđāļšāļšāđ„āļŦāļ™āļ—ี่āļˆāļ°āđ„āļ›āļĢāļ­āļ” āļŦāļĢืāļ­ āđ„āļ›āđ„āļĄ่āļĢāļ­āļ”?
āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāđāļĨāļ°āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ั่āļ§āđ‚āļĨāļāļāļģāļĨัāļ‡āđ€āļ›็āļ™āļ‚āļēāļĨāļ‡āđ€āļ™ื่āļ­āļ‡āļˆāļēāļāļ āļēāļ§āļ°āļ›āļĢāļ°āļŠāļēāļāļĢāļŠูāļ‡āļ§ัāļĒāļŦāļĢืāļ­ Aging society āļ—ี่āđ€āļิāļ”āļ‚ึ้āļ™āđƒāļ™āļĒุāđ‚āļĢāļ› āļี่āļ›ุ่āļ™ āļŠāļŦāļĢัāļāļ­āđ€āļĄāļĢิāļāļē āđāļĨāļ°āđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđ„āļ—āļĒāđ€āļ­āļ‡ āļĒāļāđ€āļ§้āļ™āļˆีāļ™āļ—ี่āđāļĄ้āļˆāļ°āļĄีāļ›ัāļāļŦāļē Aging society āđāļ•่āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ั้āļ‡āļŦāļĄāļ”āđ€āļ›็āļ™āļ‚āļ­āļ‡āļĢัāļāđāļĨāļ°āļĄีāļ™āđ‚āļĒāļšāļēāļĒāļāļēāļĢāļ§āļēāļ‡āđāļœāļ™āļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāđāļšāļšāļĢāļ§āļĄāļĻูāļ™āļĒ์āļ—āļģāđƒāļŦ้āļˆāļģāļัāļ”āļāļēāļĢāļœāļĨิāļ•āđ‚āļ”āļĒāļžāļĢāļĢāļ„āļ„āļ­āļĄāļĄิāļ§āļ™ิāļŠāļ•์āđāļĨāļ°āđ€āļ™้āļ™āđ„āļ›āļ—ี่ STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematics) āļ—ี่āļ—āļģāđƒāļŦ้āļˆีāļ™āļ้āļēāļ§āļāļĢāļ°āđ‚āļ”āļ”āļ”้āļēāļ™āļ­ุāļ•āļŠāļēāļŦāļāļĢāļĢāļĄāđāļĨāļ°āļ™āļ§ัāļ•āļāļĢāļĢāļĄāļ­āļĒ่āļēāļ‡āļĢāļ§āļ”āđ€āļĢ็āļ§ āđƒāļ™āļ‚āļ“āļ°āļ—ี่āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāđ€āļ™้āļ™āļāļēāļĢāđ€āļ›ิāļ”āļŠāļ­āļ™āđƒāļ™āļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļēāļ—ี่āđ€āļ›ิāļ”āļŠāļ­āļ™āđ„āļ”้āļ‡่āļēāļĒāļ•้āļ™āļ—ุāļ™āļ•่āļģāļ„ืāļ­āļŠāļēāļĒāļŠัāļ‡āļ„āļĄāļĻāļēāļŠāļ•āļĢ์āļ‹ึ่āļ‡āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļˆāļģāđ€āļ›็āļ™āļ•้āļ­āļ‡āļĄีāļĄāļēāļāļ‚āļ™āļēāļ”āļ™ี้āđāļĨāļ°āđ„āļĄ่āļ•āļ­āļšāđ‚āļˆāļ—āļĒ์āđƒāļ™āļāļēāļĢāļžัāļ’āļ™āļēāļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻ

āļ—ี่āļœ่āļēāļ™āļĄāļēāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāļžāļĒāļēāļĒāļēāļĄāļāļĢāļ°āđ€āļŠืāļ­āļāļāļĢāļ°āļŠāļ™āļ›āļĢัāļšāļ•ัāļ§āđ€āļžื่āļ­āđ€āļ­āļēāļ•ัāļ§āļĢāļ­āļ” āđ‚āļ”āļĒāļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāļŦāļĨāļēāļĒāļ­āļĒ่āļēāļ‡ TCAS āđāļ•่āļĨāļ°āļĢāļ­āļšāļāļĢāļ­āļ‡āļĢ่āļ­āļ™āļ­āļ­āļāļˆāļ™āđ„āļĄ่āđ€āļŦāļĨืāļ­āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļ—ี่āļˆāļ°āđƒāļŦ้āļāļĢāļ­āļ‡āļĢ่āļ­āļ™āđ€āļ‚้āļēāļĄāļē āđ€āļ”็āļāļ™ัāļāđ€āļĢีāļĒāļ™āļĄีāļ™้āļ­āļĒāļāļ§่āļēāļ—ี่āļ™ั่āļ‡āđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒ āļŦāļĨāļēāļĒāđāļŦ่āļ‡āđ€āļĢิ่āļĄ lay off āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļŦāļĨāļēāļĒāđāļŦ่āļ‡āļ›ิāļ”āļิāļˆāļāļēāļĢ āļ‚āļēāļĒāđƒāļŦ้āļ—ุāļ™āļˆีāļ™ āļ‚āļēāļĒāļ—ี่āļ”ิāļ™āļ—āļģāļ„āļ­āļ™āđ‚āļ”āļĄิāđ€āļ™ีāļĒāļĄ āđāļĨāļ°āļ­ื่āļ™ āđ† āļ—ี่āļˆāļģāđ€āļ›็āļ™āļ•้āļ­āļ‡āļ—āļģāđ€āļžāļĢāļēāļ°āđ„āļ›āđ„āļĄ่āļĢāļ­āļ” āļ„āļ§āļēāļĄāļžāļĒāļēāļĒāļēāļĄāļŦāļĨāļēāļĒāļ­āļĒ่āļēāļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāļ—ี่āļœāļĄāđ€āļŦ็āļ™āđāļĨāļ°āļĄāļ­āļ‡āļˆāļēāļāļŠāļēāļĒāļ•āļēāļ‚āļ­āļ‡āļ„āļ™āļ™āļ­āļāļ„ิāļ”āļ§่āļēāļĄีāļāļēāļĢāļ›āļĢัāļšāļ•ัāļ§āļŦāļĨāļēāļĒāļ­āļĒ่āļēāļ‡āļ—ี่āđ„āļĄ่āļ™่āļēāļˆāļ°āđ€āļ›็āļ™āļ›āļĢāļ°āđ‚āļĒāļŠāļ™์ āđ„āļĄ่āļ™่āļēāļˆāļ°āļĒั่āļ‡āļĒืāļ™ āđāļĨāļ°āđ„āļĄ่āļ™่āļēāļˆāļ°āļŠ่āļ§āļĒāđƒāļŦ้āļĢāļ­āļ”āđ„āļ”้āđāļ่

āļŦāļ™ึ่āļ‡ āļŠāļĢ้āļēāļ‡ course online āļŦāļĢืāļ­ e-learning āļ”้āļ§āļĒāđ€āļ™ื้āļ­āļŦāļēāđ€āļ”ิāļĄāđ† āđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļ•āļāļĒุāļ„āļ•āļāļŠāļĄัāļĒ āđ„āļĄ่āļĄีāđƒāļ„āļĢāļ­āļĒāļēāļāđ€āļĢีāļĒāļ™ āļŦāļĢืāļ­āļ—ี่āđāļĒ่āļāļ§่āļēāļ™ั้āļ™āđ€āļ›ิāļ”āļŠāļ­āļ™āļ›āļĢิāļāļāļēāļ•āļĢีāļŦāļĢืāļ­āļ›āļĢิāļāļāļēāđ‚āļ—āļ­āļ­āļ™āđ„āļĨāļ™์ āđ‚āļ”āļĒāļāļēāļĢ spoil āđ€āļ™ื้āļ­āļŦāļē āļŠāļ­āļ™āđāļ•่āđ€āļ™ื้āļ­āļŦāļēāļ‡่āļēāļĒ āđ† āļ‡่āļēāļĒāļāļ§่āļēāļ—ี่āļŠāļ­āļ™āđ€āļ”ิāļĄāđƒāļ™āļŠั้āļ™āđ€āļĢีāļĒāļ™ off line āđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđāļšāļšāđ€āļ”ิāļĄ āđ† āđ€āļŠีāļĒāļ­ีāļ āđ‚āļ”āļĒāļ„āļēāļ”āļŦāļ§ัāļ‡āļ§่āļēāļˆāļ°āđ€āļ›็āļ™āļāļēāļĢāļ­่āļ­āļĒāđ€āļŦāļĒื่āļ­āđƒāļŦ้āļ­āļĒāļēāļāļĄāļēāđ€āļĢีāļĒāļ™āđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒ āđ€āļĢีāļĒāļāļ§่āļē bait and switch āļŦāļĢืāļ­āļ—ี่āđāļĒ่āļāļ§่āļēāđ€āļžื่āļ­āļ™āļ„ืāļ­āļāļēāļĢāđ€āļŦ่āļ­āļŠāļĢ้āļēāļ‡ smart classroom āđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒ āđ€āļ™้āļ™āļāļēāļĢāļŠāļĢ้āļēāļ‡āļ•ึāļ āļ­āļēāļ„āļēāļĢ āļŦ้āļ­āļ‡āđ€āļĢีāļĒāļ™ āđāļ•่āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļ›āļĢัāļšāļ›āļĢุāļ‡āđ€āļ™ื้āļ­āļŦāļēāļāļēāļĢāđ€āļĢีāļĒāļ™āļāļēāļĢāļŠāļ­āļ™ āļŦāļĢืāļ­āļ—āļģāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđƒāļŦ้āđ€āļ›็āļ™ smart city āļ‹ึ่āļ‡āļ็āđ„āļĄ่āļĄีāļ›āļĢāļ°āđ‚āļĒāļŠāļ™์āļ­ีāļāđ€āļŠ่āļ™āļัāļ™āđƒāļ™āđāļ‡่āļ„āļ§āļēāļĄāļ­āļĒู่āļĢāļ­āļ” āļĄีāđāļ•่āđƒāļŠ้āđ€āļ‡ิāļ™ āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļĄีāļ›āļĢāļ°āđ‚āļĒāļŠāļ™์āļ­āļ°āđ„āļĢāļĄāļēāļāļĄāļēāļĒāļ—ี่āļˆāļ°āļŠ่āļ§āļĒāļ—āļģāđƒāļŦ้āđ€āļิāļ”āļĢāļēāļĒāđ„āļ”้āļŦāļĢืāļ­āļ—āļģāđƒāļŦ้āļĄีāļŠื่āļ­āđ€āļŠีāļĒāļ‡āļ—ี่āļˆāļ°āļ”ึāļ‡āļ”ูāļ”āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāđƒāļŦ้āļĄāļēāđ€āļĢีāļĒāļ™

āļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāđāļšāļšāļ™ี้ āđ„āļĄ่āļĒั่āļ‡āļĒืāļ™āđāļ™่āļ™āļ­āļ™ āđ€āļžāļĢāļēāļ° content āļ„ืāļ­āļžāļĢāļ°āļĢāļēāļŠāļēāļšāļ™āđ‚āļĨāļāļ­āļ­āļ™āđ„āļĨāļ™์ āđāļĨāļ°āļ„ู่āđāļ‚่āļ‡āļ—ี่āļ—āļģ content āļ”ี āđ† āļĄีāļĄāļēāļāđ„āļĄ่āļ§่āļēāļˆāļ°āđ€āļ›็āļ™ Khan Academy, Courserra, Udacity, EdX, MIT open courseware āđāļĨāļ°āļ­ื่āļ™ āđ† āļ­ีāļāļĄāļēāļ āļ–้āļēāđ„āļĄ่āļ—āļģ content āđƒāļŦ้āļ”ีāļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāļ™ี้āļˆāļ°āļ‰āļēāļšāļ‰āļ§āļĒ āļ›āļĢāļ°āđ€āļ”ี๋āļĒāļ§āļ›āļĢāļ°āļ”๋āļēāļ§ āđ„āļĄ่āļĒั่āļ‡āļĒืāļ™ āļĒิ่āļ‡āļ—ี่āđ€āļ™้āļ™āđ„āļ›āļ—ี่āļ—āļģ Smart Classroom āļŦāļĢืāļ­ Smart City āđ‚āļ”āļĒāđ„āļĄ่āļĄี Smart Content āļŦāļĢืāļ­ Smart Professor āļĒิ่āļ‡āļˆāļ°āļ­āļēāļāļēāļĢāļŦāļ™ัāļ āļŠ่āļ§āļ™ course online āļ—ี่ Spoil āđ€āļ™ื้āļ­āļŦāļē āļĨāļ”āļĢāļ°āļ”ัāļšāļ„āļ§āļēāļĄāļĨุ่āļĄāļĨึāļ āļ—āļģāđƒāļŦ้āļ‡่āļēāļĒāļ‚ึ้āļ™āļāļ§่āļēāļ—ี่āļŠāļ­āļ™āđ€āļ”ิāļĄāđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒ āļĒิ่āļ‡āļˆāļ°āļĄีāļ­āļēāļāļēāļĢāļŦāļ™ัāļāļĄāļēāļ āđ€āļžāļĢāļēāļ°āļˆāļ°āļāļĨāļēāļĒāđ€āļ›็āļ™āļ§่āļēāđ€āļĄื่āļ­āļˆāļšāļ­āļ­āļāđ„āļ›āļˆāļ°āļ—āļģāļ‡āļēāļ™āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļˆāļĢิāļ‡ āđāļĨāļ°āļšāļĢิāļĐัāļ—āļ•่āļēāļ‡ āđ† āļˆāļ°āļžูāļ”āļ›āļēāļāļ•่āļ­āļ›āļēāļ āđāļĄ้āļāļĢāļ°āļ—ั่āļ‡āļ„āļ™āđ€āļĢีāļĒāļ™āļ็āđ€āļŠ่āļ™āļัāļ™āļ็āļˆāļ°āļžูāļ”āļ›āļēāļāļ•่āļ­āļ›āļēāļāđ„āļ›āđ€āļĢื่āļ­āļĒ āđ† āļĄีāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĄāļēāļāļ—ี่āđ€āļĨืāļ­āļāļ›āļĢัāļšāļ•ัāļ§āļ”้āļ§āļĒāļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāļ—ี่āđ„āļĄ่āļĒั่āļ‡āļĒืāļ™āđāļĨāļ°āļˆāļ°āđ„āļĄ่āļŠ่āļ§āļĒāđƒāļŦ้āļĢāļ­āļ”āđāļ•่āļ­āļĒ่āļēāļ‡āđƒāļ”āđ€āļŠ่āļ™āļ™ี้āđ€āļ›็āļ™āļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĄāļēāļ āļ”้āļ§āļĒāļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ‚้āļēāđƒāļˆāļœิāļ”āļ§่āļēāļāļēāļĢ Go online āļˆāļ°āļ—āļģāđƒāļŦ้āļ—ัāļ™āļŠāļĄัāļĒ āļ—āļģāđƒāļŦ้āļ­āļĒู่āļĢāļ­āļ” āđāļ•่āđƒāļ™āļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ›็āļ™āļˆāļĢิāļ‡ āļāļēāļĢ go online āđƒāļ„āļĢāļ—ี่āļžāļ­āļĄีāđ€āļ‡ิāļ™āļ็āļžāļ­āļˆāļ°āļ—āļģāđ„āļ”้ āđāļĨāļ°āļ–้āļēāļ—ุāļ āđ† āļ„āļ™ go online āļัāļ™āđ„āļ”้āļŦāļĄāļ” āļŠุāļ”āļ—้āļēāļĒāļ็āļ•้āļ­āļ‡āļ•ัāļ”āļŠิāļ™āļัāļ™āļ”้āļ§āļĒ content āļ­āļĒู่āļ”ี āđ„āļĄ่āđƒāļŠ่āļ—ี่āļŠ่āļ­āļ‡āļ—āļēāļ‡āđƒāļ™āļāļēāļĢāđ€āļĢีāļĒāļ™āļāļēāļĢāļŠāļ­āļ™āļ­āļ­āļ™āđ„āļĨāļ™์āđāļ•่āļ­āļĒ่āļēāļ‡āđƒāļ”

āļŠāļ­āļ‡ āļĢัāļšāļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļ•่āļēāļ‡āļŠāļēāļ•ิ āđ€āļ‚้āļēāļĄāļēāđāļ—āļ™āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāđ„āļ—āļĒ āđ‚āļ”āļĒāđ€āļ‰āļžāļēāļ°āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļˆีāļ™ āļŦāļĨāļēāļĒāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—āļģāđ€āļŠ่āļ™āļ™ั้āļ™ āļŠāļģāļŦāļĢัāļšāļˆีāļ™āļ™ั้āļ™āđ€āļ‚āļēāđ„āļĄ่āđƒāļŦ้āļĄีāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ€āļ­āļāļŠāļ™ āđāļĨāļ°āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļˆีāļ™āļ—ี่āđ€āļ่āļ‡ āđ† āļ็āļŠāļ­āļšāđ€āļ‚้āļēāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļŠั้āļ™āļ™āļģāļ‚āļ­āļ‡āļˆีāļ™āđ€āļŠ่āļ™ āļ›ัāļāļิ่āļ‡āļŦāļĢืāļ­ āļŠิāļ‡āļŦัāļ§ āđ€āļ›็āļ™āļ­āļēāļ—ิ āļŦāļĢืāļ­āļŦāļēāļāđ€āļ่āļ‡āđāļĨāļ°āļžāļ­āļĄีāļŠāļ•āļēāļ‡āļ„์āļ็āđ„āļ›āļĻึāļāļĐāļēāļ•่āļ­āđƒāļ™āļ•่āļēāļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđ€āļŠ่āļ™āđƒāļ™ āļŠāļŦāļĢัāļāļ­āđ€āļĄāļĢิāļāļēāļŦāļĢืāļ­āđƒāļ™āļĒุāđ‚āļĢāļ› āđ€āļ›็āļ™āļ•้āļ™ āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļˆีāļ™āļ—ี่āļĄāļēāđ€āļĢีāļĒāļ™āđƒāļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āđ„āļ—āļĒāļ„ืāļ­āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļˆีāļ™āļ—ี่āļĄัāļāļˆāļ°āļŠāļ­āļšāđ€āļ‚้āļēāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļˆีāļ™āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āđāļĨāļ°āđ„āļĄ่āļĄีāļāļēāļ™āļ°āļ—āļēāļ‡āļāļēāļĢāđ€āļ‡ิāļ™āļ”ีāđ€āļžีāļĒāļ‡āļžāļ­āļ—ี่āļˆāļ°āđ„āļ›āļĻึāļāļĐāļēāļ•่āļ­āđƒāļ™āļ•่āļēāļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ—ี่āđ€āļ›็āļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ—ี่āļžัāļ’āļ™āļēāđāļĨ้āļ§ āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļˆีāļ™āđƒāļ™āđ„āļ—āļĒāļˆึāļ‡āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āđ€āļ›็āļ™āļ„āļĢีāļĄāđāļĨāļ°āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļĄีāļŠāļ•āļēāļ‡āļ„์āļĄāļēāļāļ™ัāļ āļ—ี่āļĄāļēāđ€āļžāļĢāļēāļ°āļŦāļ§ัāļ‡āļˆāļ°āļŦāļēāļ‡āļēāļ™āļ—āļģāđƒāļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āđ„āļ—āļĒ āđāļĨāļ°āļ„่āļēāļ„āļĢāļ­āļ‡āļŠีāļžāđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđ„āļ—āļĒāļ™ั้āļ™āļ•่āļģāļāļ§่āļēāđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļˆีāļ™āđ‚āļ”āļĒāđ€āļ‰āļžāļēāļ°āđƒāļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āđƒāļŦāļ่ āđ† āļ‹ึ่āļ‡āđāļžāļ‡āļĄāļēāļ

āļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāđāļšāļšāļ™ี้āļ็āđ„āļĄ่āļĒั่āļ‡āļĒืāļ™ āđ€āļžāļĢāļēāļ°āļ§่āļēāđ€āļĢāļēāđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļˆีāļ™āļ—ี่āđ€āļ่āļ‡ āđ† āļŦāļĢืāļ­āļĄีāļāļēāļ™āļ°āļ”ี āđāļ•่āđ„āļ”้āđ€āļĻāļĐ āđ† āļĄāļēāđ€āļĢีāļĒāļ™āļัāļšāđ€āļĢāļē āđ‚āļ­āļāļēāļŠāļ—ี่āļˆāļ°āļˆāļšāļ­āļ­āļāđ„āļ›āļ›āļĢāļ°āļŠāļšāļ„āļ§āļēāļĄāļŠāļģāđ€āļĢ็āļˆāļŦāļĢืāļ­āļŠāļĢ้āļēāļ‡āļŠื่āļ­āđ€āļŠีāļĒāļ‡āđƒāļŦ้āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđƒāļ™āļāļēāļ™āļ°āļĻิāļĐāļĒ์āđ€āļ่āļēāļ็āļ„āļ‡āđ„āļĄ่āļĄāļēāļāļ™ัāļ āđāļ•่āļ็āđ„āļĄ่āđƒāļŠ่āļ§่āļēāļˆāļ°āđ„āļĄ่āļĄีāđ€āļĨāļĒ āļ™āļ­āļāļˆāļēāļāļ™ี้āļĒัāļ‡āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļŠี่āļĒāļ‡āļˆāļēāļāļāļēāļĢāļŦāļĨāļšāļŦāļ™ีāđ€āļ‚้āļēāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļĄāļēāļ—āļģāļĄāļēāļ„้āļēāļ‚āļēāļĒāļ–āļēāļ§āļĢ āļ—āļģāđƒāļŦ้āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļĢัāļšāļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļˆีāļ™āđ€āļŦāļĨ่āļēāļ™ี้āđ€āļŠี่āļĒāļ‡āļ•่āļ­āļāļēāļĢāđ€āļŠีāļĒāļŠื่āļ­āđ€āļŠีāļĒāļ‡ āļŦāļēāļāļŠāļģāļ™ัāļāļ‡āļēāļ™āļ•āļĢāļ§āļˆāļ„āļ™āđ€āļ‚้āļēāđ€āļĄืāļ­āļ‡āļˆāļ°āļšุāļāđ„āļ›āļ•āļĢāļ§āļˆāļˆัāļš āļŦāļĨāļēāļĒāļ„āļ™āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļĄāļēāđ€āļĢีāļĒāļ™ āđāļ•่āļĄāļēāļ‚āļēāļĒāļ‚āļ­āļ‡āļĢāļ­āļš āđ† āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒ āđāļĨāļ°āļŦāļēāļāđ€āļĄื่āļ­āđ„āļŦāļĢ่āļ็āļ•āļēāļĄāļ—ี่āļĢัāļāļšāļēāļĨāļˆีāļ™āđ„āļĄ่āđƒāļŠ้āļāļēāļĢāļ§āļēāļ‡āđāļœāļ™āļāļēāļĢāļ­ุāļ”āļĄāļĻึāļāļĐāļēāđāļšāļšāļĢāļ§āļĄāļĻูāļ™āļĒ์āđ„āļ§้āļ—ี่āļžāļĢāļĢāļ„āļ„āļ­āļĄāļĄิāļ§āļ™ิāļŠāļ•์ āđ€āļŠ่āļ™ āļ›āļĨ่āļ­āļĒāđƒāļŦ้āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ‚āļ­āļ‡āļĢัāļ āļœāļĨิāļ•āđ„āļ”้āđ€āļžิ่āļĄāļ‚ึ้āļ™ āļŦāļĢืāļ­ āļĒāļ­āļĄāđƒāļŦ้āļĄีāļāļēāļĢāđ€āļ›ิāļ”āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ€āļ­āļāļŠāļ™āđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļˆีāļ™ āļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāļ™ี้āļ็āļˆāļ°āļŦāļĄāļ”āļŠāļ āļēāļž āļ„ืāļ­āļˆāļ°āđ„āļĄ่āļĄีāļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļˆีāļ™āļ­āļĒāļēāļāļĄāļēāđ€āļĢีāļĒāļ™āļ•่āļ­āđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđ„āļ—āļĒāļ­ีāļāļ•่āļ­āđ„āļ›

āļŠāļēāļĄ āđƒāļŠ้āļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāļ—āļēāļ‡āļāļēāļĢāļ•āļĨāļēāļ”āđāļšāļšāđ€āļ•็āļĄāļĢูāļ›āđāļšāļš hard sale āđ€āļ•็āļĄāļ—ี่ āļĨāļ”āđāļĨāļāđāļˆāļāđāļ–āļĄ āđ€āļŠ่āļ™ āļŠāļĄัāļ„āļĢāđ€āļĢีāļĒāļ™āđāļˆāļāđ„āļ­āđ‚āļŸāļ™āļŦāļĢืāļ­āđ„āļ­āđāļžāļ” āļŦāļĢืāļ­āļžāļēāđ€āļžื่āļ­āļ™āļĄāļēāļŠāļĄัāļ„āļĢāļˆāļ°āđ„āļ”้āļŠ่āļ§āļ™āļĨāļ” āļŦāļĢืāļ­āđ„āļ”้āļ„่āļēāļ„āļ­āļĄāļĄิāļŠāļŠั่āļ™ āļŦāļĢืāļ­āļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāļ­ื่āļ™āđ† āļ­ีāļāļĄāļēāļ āļšāļēāļ‡āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđƒāļŦ้āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āđ„āļ›āļŦāļēāļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļĄāļēāđ€āļĢีāļĒāļ™āđ‚āļ”āļĒāđƒāļŦ้āļ—āļģāļāļēāļĢāļ•āļĨāļēāļ”āļัāļ™āđ€āļ•็āļĄāļ—ี่ āļœāļĄāđ€āļ„āļĒāđ€āļ‚ีāļĒāļ™āļšāļ—āļ„āļ§āļēāļĄ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ„āļ—āļĒāļˆāļ°āđ„āļ›āđ„āļĄ่āļĢāļ­āļ” āļ–้āļēāļĒัāļ‡āđƒāļŠ้āļāļēāļĢāļ•āļĨāļēāļ”āļ™āļģāļŦāļ™้āļēāļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļē āđ€āļžāļĢāļēāļ°āđ€āļŦ็āļ™āļ§่āļēāļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāđ€āļ›็āļ™āļ‚āļ­āļ‡āļŠูāļ‡āļ„่āļē āļ•้āļ­āļ‡āļ§āļēāļ‡āļ•āļģāđāļŦāļ™่āļ‡āļ—āļēāļ‡āļāļēāļĢāļ•āļĨāļēāļ” (Market positioning) āđƒāļŦ้āļ”ี āļŦāļēāļāļ§āļēāļ‡āļ•āļģāđāļŦāļ™่āļ‡āđāļšāļšāļ™ี้āļ„ืāļ­āđƒāļŠ้āļāļēāļĢāļŠ่āļ‡āđ€āļŠāļĢิāļĄāļāļēāļĢāļ‚āļēāļĒ (promotion) āļĄāļēāļ āđ† āļˆāļ°āđ„āļĢ้āļ„่āļē āđ€āļŠีāļĒāļ•āļģāđāļŦāļ™่āļ‡āļ—āļēāļ‡āļāļēāļĢāļ•āļĨāļēāļ” āđ€āļ›็āļ™āļ‚āļ­āļ‡āđ‚āļŦāļĨ āđ„āļĄ่āļĄีāļ„่āļē āļ”ูāđāļĒ่ āļˆ่āļēāļĒāļ„āļĢāļš āļˆāļšāļ‡่āļēāļĒ āđ„āļĄ่āļ™่āļēāļ āļēāļ„āļ ูāļĄิāđƒāļˆ āļāļĨāļēāļĒāđ€āļ›็āļ™āļ‚āļ­āļ‡āđ€āļāļĢāļ”āļ•่āļģ āđāļĨāļ°āļ‚āļēāļĒāđ„āļĄ่āļ­āļ­āļāđƒāļ™āļ—้āļēāļĒāļ—ี่āļŠุāļ”

āļŠี่ āļ—ู่āļ‹ี้ āļ”ื้āļ­āļ”ึāļ‡ āđ„āļĄ่āļĒāļ­āļĄāļ›ิāļ”āļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļēāļ—ี่āđ„āļĄ่āļœ่āļēāļ™āđƒāļ™āđāļ‡่āļ„ุāļ“āļ āļēāļž āđāļĨāļ°āđ„āļĄ่āļĄีāļ„āļ™āđ€āļĢีāļĒāļ™ āđ€āļžāļĢāļēāļ°āļ•้āļ­āļ‡āļāļēāļĢāļĢัāļāļĐāļēāļāļēāļ™āđ€āļŠีāļĒāļ‡āļ—āļēāļ‡āļāļēāļĢāđ€āļĄืāļ­āļ‡āđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļŦāļĢืāļ­āđ„āļĄ่āļĄีāđƒāļ„āļĢāļāļĨ้āļēāļ—ุāļšāļŦāļĄ้āļ­āļ‚้āļēāļ§āļ‚āļ­āļ‡āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļ—ี่āļ•āļāļĒุāļ„ āđ„āļĄ่āļĄีāļāļēāļĢ re-skill āđāļĨāļ° up-skill āļ­ัāļ™āļ™ี้āļ็āđ€āļ›็āļ™āđ€āļĢื่āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āļŦāļĨāļēāļ” āļŦāļĨāļēāļĒāļ„āļ“āļ°āļŦāļĨāļēāļĒāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļˆāļ°āļ—ู่āļ‹ี้āļ‚āļēāļĒāļŦāļĨัāļāļŠูāļ•āļĢāļŦāļĢืāļ­āļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļēāļ—ี่āļ•āļāļĒุāļ„ āļ•āļāļŠāļĄัāļĒāđ„āļĄ่āļĄีāļ„āļ™āļ­āļĒāļēāļāļˆāļ°āđ€āļĢีāļĒāļ™āđāļĨ้āļ§ āļžูāļ”āļ‡่āļēāļĒ āđ† āđ€āļ›็āļ™āļĢ้āļēāļ™āļ„้āļēāļŦāļĢืāļ­āļ˜ุāļĢāļิāļˆāļ—ี่āļˆāļ°āđ€āļ­āļēāļ‚āļ­āļ‡āđ€āļ™่āļē āđ† āļ‚āļ­āļ‡āđ€āļŠีāļĒ āđ† āļŦāļĢืāļ­āļ‚āļ­āļ‡āļžัāļ‡ āđ† āļ—ี่āļ‚āļēāļĒāđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļ­āļ­āļāļĄāļēāļ§āļēāļ‡āļ‚āļēāļĒāļŦāļ™้āļēāļĢ้āļēāļ™ āļˆāļ°āļ‚āļēāļĒāļĒัāļ‡āđ„āļ‡ āļˆāļ°āđ‚āļ†āļĐāļ“āļēāļĒัāļ‡āđ„āļ‡āļ็āđ„āļ›āđ„āļĄ่āļĢāļ­āļ” āļ„āļ§āļĢāđ‚āļĨāļ°āļ—ิ้āļ‡āđāļĨ้āļ§āļ—āļģāļ‚āļ­āļ‡āđƒāļŦāļĄ่āļ—ี่āļ”ีāļāļ§่āļēāļĄāļēāļ‚āļēāļĒ āļ„āļ§āļĢāļ›ิāļ”āļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļēāļ—ี่āđ„āļĄ่āļœ่āļēāļ™āđƒāļ™āđāļ‡่āļ„ุāļ“āļ āļēāļžāđāļĨāļ°āđ„āļĄ่āļĄีāļ„āļ™āđ€āļĢีāļĒāļ™ āđ„āļ›āđƒāļŦ้āļŦāļĄāļ” āļŠ่āļ‡āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļ—ี่āļ•āļāļĒุāļ„āđ„āļ› re-skill āļŦāļĢืāļ­ up-skill āļĄāļēāļŠāļ­āļ™āļŠิ่āļ‡āļ—ี่āđ‚āļĨāļāļ›ัāļˆāļˆุāļšัāļ™āļ•้āļ­āļ‡āļāļēāļĢ āđ„āļĄ่āđƒāļŠ่āļŠāļ­āļ™āļŠิ่āļ‡āļ—ี่āļ•ัāļ§āđ€āļ­āļ‡āđ€āļĢีāļĒāļ™āļĄāļēāđ€āļĄื่āļ­ 20 āļ›ี āļ่āļ­āļ™āđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āđ„āļĄ่āļĄีāđƒāļ„āļĢāđƒāļŠ้āļ‡āļēāļ™āđāļĨ้āļ§ āļ­āļĒ่āļēāļ‡āļ™ี้āļ„ืāļ­āđ„āļĄ่āļ›āļĢัāļšāļ•ัāļ§ āļĄีāđāļ•่āļ•āļēāļĒāļัāļšāļ•āļēāļĒ

āļŦ้āļē āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļžāļĒāļēāļĒāļēāļĄāđ€āļ›ิāļ”āļŠāļēāļ‚āļēāđƒāļŦāļĄ่ āđ† āļ—ี่āļ„ิāļ”āļ§่āļēāļˆāļ°āļĄีāļ„āļ™āđ€āļĢีāļĒāļ™ āđ‚āļ”āļĒāđ„āļĄ่āļĄีāļžื้āļ™āļāļēāļ™āļŦāļĢืāļ­āļ„āļ§āļēāļĄāļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āļ”้āļēāļ™āļ™ั้āļ™ āđ† āđ€āļžีāļĒāļ‡āļžāļ­ āļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāļ™ี้āļ—āļģāļัāļ™āļĄāļēāļ āđ€āļŦāļĨ้āļēāđ€āļ่āļēāđƒāļ™āļ‚āļ§āļ”āđƒāļŦāļĄ่ āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļĒัāļ‡āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāļĢู้āđƒāļŦāļĄ่āļ­āļ°āđ„āļĢ āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāļŠāļģāļ™āļēāļāđƒāļ™āļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļēāđƒāļŦāļĄ่ āđ† āļ­āļĒ่āļēāļ‡āđāļ—้āļˆāļĢิāļ‡ āļ­āļēāļĻัāļĒāđ„āļ›āļĨāļ­āļāļŦāļĨัāļāļŠูāļ•āļĢāđƒāļŦāļĄ่ āđ† āļˆāļēāļāļ•่āļēāļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđāļĨāļ°āļˆāļēāļāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ­ื่āļ™āđƒāļ™āđ„āļ—āļĒāļ—ี่āļ้āļēāļ§āļŦāļ™้āļēāđ„āļ›āļ่āļ­āļ™āđ€āļžื่āļ­āļ™āļĄāļēāđ€āļ›็āļ™āļ•้āļ™āđāļšāļš āđāļ—้āļˆāļĢิāļ‡āļĒัāļ‡āļāļģāļĄāļ°āļĨāļ­ āđ„āļĄ่āđ€āļ›็āļ™āļ‚āļ­āļ‡āļˆāļĢิāļ‡ āļ„āļ™āđ„āļ›āđ€āļĢีāļĒāļ™āļŠัāļāļžัāļāļ็āļˆāļ°āļ—āļĢāļēāļšāļ§่āļēāļ—ี่āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ™ี้āđ€āļ›ิāļ”āļŠāļ­āļ™āļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļēāđƒāļŦāļĄ่ āđ† āļ™ั้āļ™ āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļĄีāļ•ัāļ§āļˆāļĢิāļ‡ āđāļĨāļ°āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļĄีāļ‚āļ­āļ‡āļˆāļĢิāļ‡ āđ€āļ›็āļ™āļāļēāļĢāļ•āļšāļ•āļēāļŦāļĨāļ­āļāļ‚āļēāļĒāļ‚āļ­āļ‡ āļ—ี่āđ„āļĄ่āļ™āļēāļ™āļ„āļ™āļ็āļˆāļ°āđ€āļĢิ่āļĄāļĢู้āļ§่āļēāļ–ูāļāļŦāļĨāļ­āļ āļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāđāļšāļšāļ™ี้āđ„āļĄ่āļĒั่āļ‡āļĒืāļ™ āđƒāļ„āļĢāļˆāļ°āļĒāļ­āļĄāđƒāļŦ้āļŦāļĨāļ­āļāđ„āļ›āđ„āļ”้āļ•āļĨāļ­āļ”āļāļēāļĨ āļ•้āļ­āļ‡āļĄีāļ•ัāļ§āļˆāļĢิāļ‡ āđ€āļŠีāļĒāļ‡āļˆāļĢิāļ‡ āļ•้āļ­āļ‡āđ„āļ›āļ—āļģāļ§ิāļˆัāļĒāđāļĨāļ°āđ„āļ›āļ—āļģāļ‡āļēāļ™āļ—ี่āļ›āļĢึāļāļĐāļēāļ”้āļēāļ™āļ™ั้āļ™āđ† āļĄāļēāļ่āļ­āļ™āļ–ึāļ‡āļˆāļ°āļĄāļēāļŠāļ­āļ™āđ„āļ”้ āđ„āļĄ่āđ€āļŠ่āļ™āļ™ั้āļ™āļˆāļ°āļāļĨāļēāļĒāđ€āļ›็āļ™āļ„āļ™āļŠāļ­āļ™āđ„āļĄ่āđ€āļ„āļĒāļ—āļģāļ‡āļēāļ™āđƒāļ™āļŠิ่āļ‡āļ—ี่āļŠāļ­āļ™āđ€āļĨāļĒāđ€āļ›็āļ™āđāļ„่āļāļēāļĢāļāļēāļ‡āļ•āļģāļĢāļēāļĄāļēāļŠāļ­āļ™āļŦāļĢืāļ­āļĨāļ­āļāļ‚ี้āļ›āļēāļāļĄāļēāļŠāļ­āļ™ āđāļ•่āļ—āļģāđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļˆāļĢิāļ‡

āļ—ั้āļ‡āļŦāļĄāļ”āļ™ี้āļ„ืāļ­āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđāļšāļšāļ—ี่āđ„āļ›āđ„āļĄ่āļĢāļ­āļ” āđāļĄ้āļˆāļ°āļžāļĒāļēāļĒāļēāļĄāļ›āļĢัāļšāļ•ัāļ§āđāļĨ้āļ§āļ็āļ•āļēāļĄ āļĄāļēāļĨāļ­āļ‡āļžิāļˆāļēāļĢāļ“āļēāļัāļ™āļ”ูāļ§่āļēāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđāļšāļšāđ„āļŦāļ™āļ—ี่āļˆāļ°āđ„āļ›āļĢāļ­āļ”

āļŦāļ™ึ่āļ‡ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ€āļ่āļēāđāļ่āļ—ี่āļĄีāļŠื่āļ­āđ€āļŠีāļĒāļ‡ āļĄีāļ—āļĢัāļžāļĒ์āļŠิāļ™ āļĄีāļ—ุāļ™āđ€āļ”ิāļĄ āļŠāļ°āļŠāļĄāļĄāļēāļ”ี āļ„āļ™āđ„āļ—āļĒāđāļĨāļ°āļ™ัāļāđ€āļĢีāļĒāļ™āđ„āļ—āļĒāļ็āļĒัāļ‡āļš้āļēāđāļšāļĢāļ™āļ”์āļ­āļĒู่āđ€āļŠāļĄāļ­ āļŦāļēāļāļĄีāļ•āļĢāļēāļĒี่āļŦ้āļ­āļ”ี āļĄีāļŠื่āļ­āđ€āļŠีāļĒāļ‡āļŠāļ°āļŠāļĄāļĄāļēāļ”ี āļ็āļĒัāļ‡āđ„āļ”้āļĢัāļšāļ„āļ§āļēāļĄāļ™ิāļĒāļĄāđ„āļĄ่āđ€āļŠื่āļ­āļĄāļ„āļĨāļēāļĒ āđ€āļĄื่āļ­āđ„āļ”้āļĢัāļšāļ„āļ§āļēāļĄāļ™ิāļĒāļĄāđ„āļĄ่āđ€āļŠื่āļ­āļĄāļ„āļĨāļēāļĒāļ็āļĄีāđ‚āļ­āļāļēāļŠāđ„āļ”้āļ„āļĢีāļĄāļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻ āļ—āļģāđƒāļŦ้āļœāļĨิāļ•āļšัāļ“āļ‘ิāļ•āđ„āļ”้āļ”ีāļĄีāļ„ุāļ“āļ āļēāļžāđāļĨāļ°āļĄีāđ‚āļ­āļāļēāļŠāļ—ี่āļˆāļ°āļŠāļģāđ€āļĢ็āļˆāļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāļ­āļ­āļāđ„āļ›āđāļĨ้āļ§āļ—āļģāļ‡āļēāļ™āđ„āļ”้āļ›āļĢāļ°āļŠāļšāļ„āļ§āļēāļĄāļŠāļģāđ€āļĢ็āļˆāļŠāļĢ้āļēāļ‡āļŠื่āļ­āđ€āļŠีāļĒāļ‡āļāļĨัāļšāļ„ืāļ™āļĄāļēāđƒāļŦ้āļŠāļ–āļēāļšัāļ™āļ—ี่āļ•āļ™āļˆāļšāļĄāļē āļ™āļ­āļāļˆāļēāļāļ™ี้āļāļēāļĢāļĄีāļ—āļĢัāļžāļĒ์āļŠิāļ™āļˆāļģāļ™āļ§āļ™āļĄāļēāļāļ”ัāļ‡āđ€āļŠ่āļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđƒāļ™āļ•่āļēāļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ•้āļ­āļ‡āļĄี Endowment āļĄāļŦāļēāļĻāļēāļĨāļ—āļģāđƒāļŦ้āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļĄีāļ—ุāļ™āļˆāļ°āļŠ่āļ‡āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āđ„āļ›āđ€āļĢีāļĒāļ™āļ•่āļ­āđƒāļ™āļŠāļēāļ‚āļēāļ§ิāļŠāļēāļ—ี่āļ‚āļēāļ”āđāļ„āļĨāļ™ āļĄีāļ—ุāļ™āļ—āļģāļ§ิāļˆัāļĒ āļŦāļĢืāļ­āļĄีāļ—ุāļ™āļ—ี่āļˆāļ°āđ„āļ›āļ•่āļ­āļĒāļ­āļ” āļ—āļģāđƒāļŦ้āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āđ€āļ­ื้āļ­āđ€āļŸื้āļ­āļ—ุāļ™āļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāđƒāļ™āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļ—ี่āļ‚āļēāļ”āđāļ„āļĨāļ™āđ„āļ”้āļ็āļĒ่āļ­āļĄāļ—āļģāđƒāļŦ้āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđāļŦ่āļ‡āļ™ั้āļ™āļĄีāļ‚้āļ­āđ„āļ”้āđ€āļ›āļĢีāļĒāļšāđāļĨāļ°āļ”ึāļ‡āļ”ูāļ”āđƒāļˆ āļ§่āļēāļ‡่āļēāļĒ āđ† āļ§่āļēāļĄีāļšุāļāđ€āļ่āļēāđƒāļŦ้āļิāļ™āđ„āļ”้āļ­ีāļāļĒāļēāļ§āļ™āļēāļ™ āđāļ•่āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ€āļŠ่āļ™āļ—ี่āļ§่āļēāļ™ี้ āļ•้āļ­āļ‡āđ„āļĄ่āļŦāļĨāļ‡āļĨāļģāļžāļ­āļ‡āđ„āļ›āļ§่āļē āļāļēāļĢāđ€āļ›็āļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ€āļ่āļēāđāļ่ āļĄีāļŠื่āļ­āđ€āļŠีāļĒāļ‡ āļĄีāļ—āļĢัāļžāļĒ์āļŠิāļ™āļĄāļēāļāļĄāļŦāļēāļĻāļēāļĨāļ็āļ­āļēāļˆāļˆāļ°āļŦāļĄāļ”āļ—ุāļ™āđāļĨāļ°āļŦāļĄāļ”āļšุāļāđ„āļ”้ āļŦāļēāļāļĄัāļ§āđāļ•่āļิāļ™āļšุāļāđ€āļ่āļē āđāļĨāļ°āđ„āļĄ่āļŠāļĢ้āļēāļ‡āļšุāļāđƒāļŦāļĄ่āđƒāļŦ้āļ”ีāļ‚ึ้āļ™āļĄāļē

āļŠāļ­āļ‡ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļ›āļĢัāļšāļ•ัāļ§āđ„āļ”้āđ„āļ§ āļŠāļ­āļ™āđ€āļ™ื้āļ­āļŦāļēāļ—ัāļ™āļŠāļĄัāļĒ āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļĄีāļāļēāļĢ re-skill āđāļĨāļ° up-skill āđ€āļžื่āļ­āļĄāļēāļŠāļ­āļ™āđƒāļ™āļŠิ่āļ‡āļ—ี่āļ­ุāļ•āļŠāļēāļŦāļāļĢāļĢāļĄāđāļĨāļ°āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ•้āļ­āļ‡āļāļēāļĢ āļŦāļĢืāļ­āļŠāļēāļ‚āļēāļ—ี่āļ‚āļēāļ”āđāļ„āļĨāļ™ āļĄีāļ„ุāļ“āļ āļēāļž āļˆāļšāđ„āļ›āļ—āļģāļ‡āļēāļ™āđ„āļ”้āđ€āļĨāļĒ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ•้āļ­āļ‡āļ„ิāļ”āļŦāļĨัāļāļŠูāļ•āļĢāļŦāļĢืāļ­āđ€āļ™ื้āļ­āļŦāļēāļ§ิāļŠāļēāļ—ี่āļ•āļĢāļ‡āļัāļšāļ„āļ§āļēāļĄāļ•้āļ­āļ‡āļāļēāļĢāļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻ āļ้āļēāļ§āđƒāļŦ้āđ„āļ§ āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļ•้āļ­āļ‡āđ„āļ§āļĄāļēāļāđƒāļ™āļāļēāļĢ re-skill āđāļĨāļ° up-skill āđ€āļžื่āļ­āļĄāļēāļŠāļ­āļ™āđ€āļ™ื้āļ­āļŦāļēāļ§ิāļŠāļēāđƒāļŦāļĄ่ āđ† āļ—ี่āļŠัāļ‡āļ„āļĄ āļ˜ุāļĢāļิāļˆ āđāļĨāļ°āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļ•้āļ­āļ‡āļāļēāļĢ āļāļēāļĢāļĢ่āļēāļ‡āđāļĨāļ°āļāļēāļĢāļŠāļĢ้āļēāļ‡āļŦāļĨัāļāļŠูāļ•āļĢāļ•้āļ­āļ‡āļĢāļ§āļ”āđ€āļĢ็āļ§ āļ—āļģāļ‚āļ­āļ‡āļ—ี่āļ”ีāđāļĨāļ°āļ—ัāļ™āļŠāļĄัāļĒāļ•āļĢāļ‡āļัāļšāļ„āļ§āļēāļĄāļ•้āļ­āļ‡āļāļēāļĢāļ‚āļ­āļ‡āļ•āļĨāļēāļ” āļŦāļĢืāļ­āđāļĄ้āļāļĢāļ°āļ—ั่āļ‡āļŠี้āļ™āļģāļŠัāļ‡āļ„āļĄāđ€āļžื่āļ­āđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āđāļ›āļĨāļ‡āļāļēāļĢāļ›āļิāļšัāļ•ิāđƒāļ™āļ§āļ‡āļāļēāļĢāļŦāļĢืāļ­āđƒāļ™āļ˜ุāļĢāļิāļˆāļŦāļĢืāļ­āđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻ āđƒāļŦ้āļ้āļēāļ§āļŦāļ™้āļē āļ•้āļ­āļ‡āđ€āļ›็āļ™ change leader āļŦāļĢืāļ­āļœู้āļ™āļģāļāļēāļĢāđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āđāļ›āļĨāļ‡ āđ‚āļ”āļĒāđ€āļ‰āļžāļēāļ°āđƒāļ™āļ—āļēāļ‡āļ§ิāļŠāļēāļāļēāļĢ āđ€āļžื่āļ­āđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđāļĨāļ°āļŠัāļ‡āļ„āļĄ āļ้āļēāļ§āļŦāļ™้āļēāļ„่āļ­āļ™āļ‚้āļēāļ‡āļĄāļēāļ āđāļ•่āđ„āļĄ่āđƒāļŠ่āļ้āļēāļ§āļŦāļ™้āļēāļ่āļ­āļ™āļāļēāļĨāđ€āļ§āļĨāļēāļĄāļēāļāđ€āļิāļ™āđ„āļ› āļ•ีāđ€āļŦāļĨ็āļāļ•้āļ­āļ‡āļĢ้āļ­āļ™āđāļĨāļ°āļ–ูāļāļˆัāļ‡āļŦāļ§āļ°āļžāļ­āļ”ี āđ† āđƒāļ™āđ€āļ§āļĨāļēāļ—ี่āđ€āļŦāļĄāļēāļ°āļŠāļĄ

āļŠāļēāļĄ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļĄี Network āļŦāļĢืāļ­ connection āđƒāļ™āļĨัāļāļĐāļ“āļ°āļ‚āļ­āļ‡āļŠāļŦāļิāļˆāļĻึāļāļĐāļē āđ€āļ›็āļ™ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ‚āļ­āļ‡āļ˜ุāļĢāļิāļˆ (corporate university) āļ—ี่āļ˜ุāļĢāļิāļˆāđ€āļ•ิāļšāđ‚āļ• āļ”้āļ§āļĒ āļ­ัāļ™āļ—ี่āļˆāļĢิāļ‡ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ€āļŠ่āļ™āļ™ี้āļ”ึāļ‡āļ”ูāļ”āļ™ัāļāđ€āļĢีāļĒāļ™āļĄāļēāļ āđ€āļžāļĢāļēāļ°āđ€āļ›็āļ™āļœู้āļ§่āļēāļˆ้āļēāļ‡āļ‡āļēāļ™āļŦāļĨัāļ‡āļˆāļš āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļ—ี่āļˆāļšāđ„āļ›āđāļĨ้āļ§āđ„āļ”้āļ‡āļēāļ™āļ—ัāļ™āļ—ีāđāļ™่āļ™āļ­āļ™ āđ‚āļ”āļĒāļĄีāļšāļĢิāļĐัāļ—āļ—ี่āđ€āļ›็āļ™āđ€āļˆ้āļēāļ‚āļ­āļ‡āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ™ั้āļ™āđ€āļ›็āļ™āļœู้āļˆ้āļēāļ‡āļ‡āļēāļ™ āļĒāļāļ•ัāļ§āļ­āļĒ่āļēāļ‡āļ—ี่āļŠัāļ”āđ€āļˆāļ™āļ—ี่āļŠุāļ”āļ„ืāļ­āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ›ัāļāļāļēāļ ิāļ§ัāļ’āļ™์ āļ—ี่āļĄีāļŠāļŦāļิāļˆāļĻึāļāļĐāļēāļัāļš CP-All āļŦāļĢืāļ­ 7-11 āļ™ัāļāđ€āļĢีāļĒāļ™āļ™ิāļĒāļĄāđ€āļĢีāļĒāļ™āļĄāļēāļ āđ€āļžāļĢāļēāļ°āļĄั่āļ™āđƒāļˆāđ„āļ”้āļ§่āļēāļˆāļšāđ„āļ›āļˆāļ°āļĄีāļ‡āļēāļ™āļ—āļģāļ—ัāļ™āļ—ี āļāļĨāļēāļĒāđ€āļ›็āļ™āļ§่āļēāļ™ัāļāļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāļ•้āļ­āļ‡āđ€āļ›็āļ™āļ™āļēāļĒāļˆ้āļēāļ‡āđāļĨāļ°āļ™ัāļāļ˜ุāļĢāļิāļˆāļ”้āļ§āļĒ āļˆāļ°āļŠ่āļ§āļĒāļ”ึāļ‡āļ”ูāļ”āļ™ัāļāđ€āļĢีāļĒāļ™āđ„āļ”้āļĄāļēāļ āļĒิ่āļ‡āļ˜ุāļĢāļิāļˆāđ‚āļ•āđāļĨāļ°āļĄีāļāļēāļĢāļ§่āļēāļˆ้āļēāļ‡āļĄāļēāļāđ€āļ—่āļēāđƒāļ” corporate university āļĒิ่āļ‡āļ”ึāļ‡āļ”ูāļ”āđƒāļˆāļ™ัāļāđ€āļĢีāļĒāļ™āļĄāļēāļāđ€āļ—่āļēāļ™ั้āļ™ āļŦัāļ§āđƒāļˆāļŠāļģāļ„ัāļāļ„ืāļ­āļŠāļ­āļ™āđ„āļ›āđāļĨ้āļ§āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļ—ี่āļˆāļšāđ„āļ›āļ•้āļ­āļ‡āđ„āļ”้āļ‡āļēāļ™āļ—ัāļ™āļ—ีāļŦāļĨัāļ‡āļˆāļš

āļŠี่ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļĄีāļ—āļĢัāļžāļĒ์āļŠิāļ™āļ—āļēāļ‡āļ›ัāļāļāļē āļ—āļģāļ‡āļēāļ™āļ§ิāļˆัāļĒāļ—ี่āđ„āļ”้āļŠิāļ—āļ˜ิāļšัāļ•āļĢ āļĢ่āļ§āļĄāļĄืāļ­āļัāļšāļ­ุāļ•āļŠāļēāļŦāļāļĢāļĢāļĄ āļœāļĨิāļ•āļ™āļ§ัāļ•āļāļĢāļĢāļĄ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđāļšāļšāļ™ี้āļĒัāļ‡āđ„āļĄ่āļĄีāđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđ„āļ—āļĒ āđāļ•่āđƒāļ™āđ„āļ•้āļŦāļ§ัāļ™āļĄีāļ­āļĒู่āļŦāļĨāļēāļĒāđāļŦ่āļ‡ āļšāļēāļ‡āđāļŦ่āļ‡āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ•ั้āļ‡āļ­āļĒู่āđƒāļ™āļ™ิāļ„āļĄāļ­ุāļ•āļŠāļēāļŦāļāļĢāļĢāļĄāđ„āļŪāđ€āļ—āļ„āđ€āļĨāļĒ āļ­ุāļ•āļŠāļēāļŦāļāļĢāļĢāļĄāļĄāļēāļˆ้āļēāļ‡āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļœāļĨิāļ•āļ‡āļēāļ™āļ§ิāļˆัāļĒāđāļĨāļ°āļ™āļ§ัāļ•āļāļĢāļĢāļĄāđ€āļžื่āļ­āļˆāļ”āļŠิāļ—āļ˜ิāļšัāļ•āļĢ āđāļĨāļ°āļœāļĨิāļ•āļ‚āļ­āļ‡āļ—ี่āļ•้āļ­āļ‡āđ€āļ­āļēāđ„āļ›āļ‚āļēāļĒāđ„āļ”้āļŦāļĢืāļ­ commercialize āđ„āļ”้ āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāļ›āļĢิāļāļāļēāđ€āļ­āļāđ€āļ›็āļ™āļĄืāļ­āļ—āļģāļ§ิāļˆัāļĒāđƒāļŦ้āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์ āđ„āļ”้āļ—ุāļ™āđ€āļĢีāļĒāļ™āļŸāļĢี āđ‚āļˆāļ—āļĒ์āļ§ิāļˆัāļĒāļŠัāļ”āđ€āļˆāļ™āļ•ั้āļ‡āđāļ•่āļ่āļ­āļ™āđ€āļ‚้āļēāļĄāļēāđ€āļĢีāļĒāļ™ āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒ āđāļĨāļ°āļ™ัāļāļĻึāļāļĐāļēāđ„āļ”้āļŠ่āļ§āļ™āđāļš่āļ‡āļˆāļēāļāļ—āļĢัāļžāļĒ์āļŠิāļ™āļ—āļēāļ‡āļ›ัāļāļāļēāđāļĨāļ°āļĒāļ­āļ”āļ‚āļēāļĒāļˆāļēāļāļ™āļ§ัāļ•āļāļĢāļĢāļĄāđāļĨāļ°āļŠิāļ—āļ˜ิāļšัāļ•āļĢāļ—ี่āļ•āļ™āđ€āļ­āļ‡āļ„ิāļ”āļ„้āļ™āļ‚ึ้āļ™ āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āđāļ•่āļĨāļ°āļ„āļ™āļĄี lab āđāļĨāļ°āļĄีāļšāļĢิāļĐัāļ—āļœāļĨิāļ•āļ™āļ§ัāļ•āļāļĢāļĢāļĄāđƒāļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđāļĨāļ°āđ€āļŠื่āļ­āļĄāđ‚āļĒāļ‡āļัāļšāļ­ุāļ•āļŠāļēāļŦāļāļĢāļĢāļĄāļ­āļĒ่āļēāļ‡āļŠัāļ”āđ€āļˆāļ™ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđƒāļ™āđ„āļ—āļĒāļ—ี่āļžāļĒāļēāļĒāļēāļĄāđ€āļ”ิāļ™āļ•āļēāļĄāđāļ™āļ§āļ—āļēāļ‡āļ™ี้āļ­āļĒู่āļ„่āļ­āļ™āļ‚้āļēāļ‡āļŠัāļ”āđ€āļˆāļ™āļ„ืāļ­āļŠāļ–āļēāļšัāļ™āđ€āļ—āļ„āđ‚āļ™āđ‚āļĨāļĒีāļžāļĢāļ°āļˆāļ­āļĄāđ€āļāļĨ้āļē āļ˜āļ™āļšุāļĢี āļŦāļĢืāļ­āļšāļēāļ‡āļĄāļ” āļ‹ึ่āļ‡āļ„āļ‡āđƒāļŠ้āđ€āļ§āļĨāļēāļ­ีāļāļŠัāļāļžัāļ āļ§ิāļ˜ีāļāļēāļĢāļ™ี้āļĒั่āļ‡āļĒืāļ™āđ€āļžāļĢāļēāļ°āđ„āļ”้āļ„่āļēāļ•āļ­āļšāđāļ—āļ™āļĒāļēāļ§āđ† āļˆāļēāļāļŠิāļ—āļ˜ิāļšัāļ•āļĢ āđāļĨāļ°āđ„āļ”้āļ„āļ™āđ€āļ่āļ‡āļĄāļēāđ€āļĢีāļĒāļ™āđ€āļžื่āļ­āļŠāļĢ้āļēāļ‡āļŠิāļ—āļ˜ิāļšัāļ•āļĢāđāļĨāļ°āļ™āļ§ัāļ•āļāļĢāļĢāļĄ āđāļ•่āļ•้āļ­āļ‡āđ€āļ”่āļ™āļ”้āļēāļ™āļ§ิāļ—āļĒāļēāļĻāļēāļŠāļ•āļĢ์ āđ€āļ—āļ„āđ‚āļ™āđ‚āļĨāļĒี āđāļĨāļ°āļ§ิāļĻāļ§āļāļĢāļĢāļĄāļĻāļēāļŠāļ•āļĢ์ āļŦāļĢืāļ­āļāļēāļĢāđāļžāļ—āļĒ์ āļˆึāļ‡āļˆāļ°āđƒāļŠ้āļ•ัāļ§āđāļšāļšāļ™ี้āđƒāļ™āļāļēāļĢāļžัāļ’āļ™āļēāđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āđāļ›āļĨāļ‡āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđƒāļŦ้āļ­āļĒู่āļĢāļ­āļ”āđ„āļ”้

āļŦ้āļē āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļˆิ๋āļ§āđāļ•่āđāļˆ๋āļ§ āļĄี distinctive competence āđ€āļ่āļ‡āđ€āļĢื่āļ­āļ‡āđ€āļ”ีāļĒāļ§ āđāļ•่āđ€āļ่āļ‡āļˆāļĢิāļ‡ āļŠāļĄัāļĒāļ่āļ­āļ™ āļ–้āļēāļ่āļ­āļŠāļĢ้āļēāļ‡āļ•้āļ­āļ‡āļ­ุāđ€āļ—āļ™āļ–āļ§āļēāļĒ āļ–้āļēāđ€āļ„āļĢื่āļ­āļ‡āļāļĨāļ•้āļ­āļ‡āļŠ่āļēāļ‡āļāļĨāļ›āļ—ุāļĄāļ§ัāļ™ āļ–้āļēāļ”้āļēāļ™āļšัāļāļŠีāļ•้āļ­āļ‡āļžāļēāļ“ิāļŠāļĒ์āļžāļĢāļ°āļ™āļ„āļĢ āļ–้āļēāļ āļēāļžāļ–่āļēāļĒ-āļāļēāļĢāļžิāļĄāļž์āļ•้āļ­āļ‡āđ€āļ—āļ„āļ™ิāļ„āļ—ุ่āļ‡āļĄāļŦāļēāđ€āļĄāļ† āļ–้āļēāļĻิāļĨāļ›āļ°āļ•้āļ­āļ‡āđ€āļžāļēāļ°āļŠ่āļēāļ‡ āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ่āļ‡āđ‚āļ”āļ”āđ€āļ”่āļ™āļ”้āļēāļ™āđ€āļ”ีāļĒāļ§ āļ”้āļēāļ™āđƒāļ”āļ”้āļēāļ™āļŦāļ™ึ่āļ‡ āđ„āļĄ่āđƒāļŠ่āđ€āļ›āļĢāļ­āļ°āđ„āļ›āļŠāļēāļĢāļžัāļ” āđ€āļ›็āļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ‚āļŦāļĨāđ† āđāļĨāļ°āđ„āļĄ่āđ€āļ่āļ‡āļˆāļĢิāļ‡āļŠัāļāļ­āļĒ่āļēāļ‡ āļ”ัāļ‡āļ™ั้āļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļˆāļ°āļ­āļĒู่āļĢāļ­āļ” āļ•่āļ­āđƒāļŦ้āđ€āļĨ็āļāđ† āđāļ•่āđ€āļˆ๋āļ‡āđ€āļ›้āļ‡ āđ€āļ่āļ‡āļ”้āļēāļ™āđ€āļ”ีāļĒāļ§āļˆāļĢิāļ‡āđ† āļŠāļ­āļ™āđ„āļ”้āļ”ีāļ—ี่āļŠุāļ” āđ€āļ่āļ‡āļ—ี่āļŠุāļ”āļ”้āļēāļ™āļ™ั้āļ™āļ็āļˆāļ°āļĒัāļ‡āļ­āļĒู่āđ„āļ”้ āđ€āļžāļĢāļēāļ° āļ­ัāļ™āļ„āļ§āļēāļĄāļĢู้āļĢู้āļāļĢāļ°āļˆ่āļēāļ‡āđāļ•่āļ­āļĒ่āļēāļ‡āđ€āļ”ีāļĒāļ§ āđāļ•่āđƒāļŦ้āđ€āļŠี่āļĒāļ§āļŠāļēāļāđ€āļ–ิāļ”āļˆāļ°āđ€āļิāļ”āļœāļĨ āđ„āļĄ่āđƒāļŠ่āļžāļĒāļēāļĒāļēāļĄāđ€āļ›็āļ™āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ‚āļŦāļĨāđ† āļŠāļ­āļ™āđ„āļ”้āđ€āļŦāļĄืāļ­āļ™āļ—ุāļāļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒ āđāļ•่āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āđ€āļĢื่āļ­āļ‡āļŠัāļāļ­āļĒ่āļēāļ‡ āđāļĨāļ°āļāļēāļĢāļĄีāļ‚āļ™āļēāļ”āđƒāļŦāļ่āļĒิ่āļ‡āđ€āļ›āļĨืāļ­āļ‡ āļ­ุ้āļĒāļ­้āļēāļĒ āļ—āļģāđƒāļŦ้āļĄีāļ āļēāļĢāļ°āļ„่āļēāđƒāļŠ้āļˆ่āļēāļĒāļĄāļēāļ āļĒิ่āļ‡āļĄีāđ‚āļ­āļāļēāļŠāļĢāļ­āļ”āļĒāļēāļ āļ•้āļ­āļ‡ Small but beautiful āđ€āļĨ็āļāđāļ•่āļŠāļ§āļĒāļŠāļ”āļ‡āļ”āļ‡āļēāļĄ āđƒāļ„āļĢāļ็āļ­āļĒāļēāļāđ€āļĢีāļĒāļ™ āđ€āļžāļĢāļēāļ°āđ€āļ่āļ‡āļˆāļĢิāļ‡āđ€āļ›็āļ™āđ€āļĢื่āļ­āļ‡āđ† āđ„āļ› āđ„āļĄ่āđƒāļŠ่āđ€āļ›็āļ”āļ—ี่āļ—āļģāđ„āļ”้āļ—ุāļāļ­āļĒ่āļēāļ‡āđāļ•่āđ„āļĄ่āđ€āļ่āļ‡āļˆāļĢิāļ‡āļŠัāļāļ­āļĒ่āļēāļ‡

āļŦāļ āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļĒāļ­āļĄāđ€āļˆ็āļšāļ•ัāļ§āļœ่āļēāļ•ัāļ”āļ•ัāļ§āđ€āļ­āļ‡ āđ‚āļ”āļĒāļāļēāļĢāļ„āļ§āļšāļĢāļ§āļĄāđƒāļŦ้āđƒāļŦāļ่āļ‚ึ้āļ™ āđ€āļžื่āļ­āđ€āļ›็āļ™āļāļēāļĢāđāļš่āļ‡āļ›ัāļ™āļ—āļĢัāļžāļĒāļēāļāļĢ āđ€āļžิ่āļĄāļ„āļ™āđ€āļ่āļ‡ āđāļ•่āļāļēāļĢāļ„āļ§āļšāļĢāļ§āļĄāļĒ่āļ­āļĄāļ•้āļ­āļ‡āļĄีāļāļēāļĢāđ€āļ‰ืāļ­āļ™āđ„āļ‚āļĄัāļ™āļŦāļĢืāļ­āļ•ิ่āļ‡āđ€āļ™ื้āļ­āļ—ี่āđ„āļĄ่āļˆāļģāđ€āļ›็āļ™āļ­āļ­āļāđ„āļ› āđ€āļŠ่āļ™āļ•้āļ­āļ‡āđ€āļ­āļēāļ„āļ™āļ­āļ­āļ āļ„āļ“āļšāļ”ีāļŦāļĢืāļ­āļ•āļģāđāļŦāļ™่āļ‡āļ­āļ˜ิāļāļēāļĢāļšāļ”ี āļŦāļĢืāļ­āļ•āļģāđāļŦāļ™่āļ‡āļšāļĢิāļŦāļēāļĢāļ็āļˆāļ°āļĨāļ”āļĨāļ‡ āļ„่āļēāļ•āļ­āļšāđāļ—āļ™āļ็āļˆāļ°āļĨāļ”āļĨāļ‡ āđ„āļĄ่āļĄีāđƒāļ„āļĢāļĒāļ­āļĄāđƒāļ„āļĢ āļšāļēāļ‡āđāļŦ่āļ‡āļŠāļ­āļ‡āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ€āļĨ็āļāđ† āļ­āļĒู่āļĢั้āļ§āļ•ิāļ”āļัāļ™ āļ•่āļēāļ‡āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āđ€āļĢื่āļ­āļ‡āļ—ั้āļ‡āļ„ู่ āđāļ•่āļ็āđāļ‚่āļ‡āļัāļ™ āđ„āļĄ่āļĒāļ­āļĄāļĢāļ§āļĄāļัāļ™ āđ€āļžื่āļ­āđƒāļŦ้āđƒāļŦāļ่āļ‚ึ้āļ™ āđ€āļ่āļ‡āļ‚ึ้āļ™āļ”ีāļ‚ึ้āļ™ āđ€āļžāļĢāļēāļ°āđ€āļ›็āļ™āļĻึāļāļĻัāļāļ”ิ์āļĻāļĢีāđāļĨāļ°āļĻึāļāđāļĒ่āļ‡āļŠิāļ‡āļ•āļģāđāļŦāļ™่āļ‡ āļŦāļĢืāļ­āđ€āļิāļ”āļˆāļēāļāļ„āļ§āļēāļĄāļāļĨัāļ§āļ—ี่āļˆāļ°āļ•้āļ­āļ‡āļĄีāļ„āļ™āļ•้āļ­āļ‡āļ–ูāļāđƒāļŦ้āļ­āļ­āļāđ„āļ› āđāļ•่āđ„āļĄ่āđ€āļ›็āļ™āđ„āļĢāđ€āļ”ี๋āļĒāļ§āļŠāļ–āļēāļ™āļāļēāļĢāļ“์āļˆāļ°āđ€āļ›็āļ™āļ™āļēāļĒāļ‚āļ­āļ‡āļ—ุāļāļ„āļ™ āļžāļ­āđ„āļ›āđ„āļĄ่āļĢāļ­āļ”āļˆāļĢิāļ‡āđ† āļ็āļˆāļ°āļ–ูāļāļĒุāļšāļŦāļĢืāļ­āļ„āļ§āļšāļĢāļ§āļĄāđ„āļ›āđ€āļ­āļ‡ āđƒāļŦ้āļ­āļĒู่āļĢāļ­āļ”āđ„āļ”้ āđāļ•่āļˆāļ°āđ€āļˆ็āļšāļ›āļ§āļ”āļĒิ่āļ‡āļāļ§่āļēāđ€āļžāļĢāļēāļ°āđ€āļĢāļēāļ•้āļ­āļ‡āđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āđāļ›āļĨāļ‡āļ่āļ­āļ™āļ—ี่āļˆāļ°āļ–ูāļāļšัāļ‡āļ„ัāļšāđƒāļŦ้āđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āđāļ›āļĨāļ‡

āđ€āļˆ็āļ” āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ี่āļĄุ่āļ‡āđ€āļ™้āļ™āļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāļ•่āļ­āđ€āļ™ื่āļ­āļ‡ āļāļēāļĢ Re-training āļāļēāļĢ Re-skill āļāļēāļĢ up-skill āļ™่āļēāļˆāļ°āđ„āļ›āļĢāļ­āļ” āđ€āļžāļĢāļēāļ°āļ—ุāļāļ§ัāļ™āļ™ี้āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ€āļ™้āļ™āļŠāļ­āļ™āđ€āļ”็āļāļ™ัāļāđ€āļĢีāļĒāļ™āļĄāļēāļāļāļ§่āļēāļŠāļ­āļ™āļœู้āđƒāļŦāļ่āļ—ี่āļ—āļģāļ‡āļēāļ™āđāļĨ้āļ§ āđƒāļ™āļ‚āļ“āļ°āļ—ี่āļŦāļ™ึ่āļ‡ āđ‚āļĨāļāļˆāļ°āđ€āļ‚้āļēāļŠู่ Aging society āļ­āļĒ่āļēāļ‡āļĢุāļ™āđāļĢāļ‡ āļŠāļ­āļ‡ āļāļēāļĢāļĢāļ°āđ€āļšิāļ”āļ”ิāļˆิāļ—ัāļĨ (Digital Disruption) āļˆāļ°āļ—āļģāđƒāļŦ้āļ„āļ™āļ•āļāļ‡āļēāļ™āļ­ีāļāļĄāļēāļāļĄāļēāļĒ āļ›ัāļāļāļēāļ›āļĢāļ°āļ”ิāļĐāļ์āđāļĨāļ°āļŦุ่āļ™āļĒāļ™āļ•์āļˆāļ°āđ€āļ่āļ‡āļ‚ึ้āļ™āļĄāļēāļāļˆāļ™āđāļ—āļ™āļ„āļ™āļ—āļģāļ‡āļēāļ™āđ„āļ”้āđƒāļ™āļŦāļĨāļēāļĒāđ† āļ‡āļēāļ™ āđāļĨāļ°āļ—āļģāđƒāļŦ้āļ„āļ™āļ•āļāļ‡āļēāļ™ āļ•āļāļĒุāļ„āļĄีāļĄāļēāļāļ‚ึ้āļ™ āļŦāļ™้āļēāļ—ี่āļ‚āļ­āļ‡āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ•่āļ­āļŠัāļ‡āļ„āļĄāļ›āļĢāļ°āļāļēāļĢāļŦāļ™ึ่āļ‡āļ็āļ„ืāļ­āļāļēāļĢāļŠāļ­āļ™āđƒāļŦ้āļ„āļ™āļĄีāļ—ัāļāļĐāļ°āļ—ี่āļ”ีāļžāļ­āļ—ี่āļˆāļ°āļāļĨัāļšāđ„āļ›āļ—āļģāļ‡āļēāļ™āđ„āļ”้āļ­ีāļāļ„āļĢั้āļ‡ āļ•āļĨāļēāļ”āļ™ี้āļˆāļ°āđ€āļ›็āļ™āļ•āļĨāļēāļ”āļ—ี่āđƒāļŦāļ่āļĄāļēāļ āđāļ•่āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđ€āļ­āļ‡āđ‚āļ”āļĒāđ€āļ‰āļžāļēāļ°āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļœู้āļŠāļ­āļ™āļ•้āļ­āļ‡āļ›āļĢัāļšāļ•ัāļ§āđ„āļĄ่āđƒāļŦ้āļ•ัāļ§āđ€āļ­āļ‡āļ•āļāļĒุāļ„āđ€āļŠีāļĒāļ่āļ­āļ™āļˆึāļ‡āļˆāļ°āļ—āļģāļŦāļ™้āļēāļ—ี่āļ™ี้āđ„āļ”้āļŠāļģāđ€āļĢ็āļˆ

āļ็āļ­āļĒāļēāļāļāļēāļāđƒāļŦ้āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđāļĨāļ°āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļ—ั้āļ‡āļŦāļĨāļēāļĒāđ„āļ›āļĨāļ­āļ‡āļ„ิāļ”āļ”ูāļ§่āļēāļ•āļ™āđ€āļ­āļ‡āđ„āļ”้āļ—āļģāļ­āļ°āđ„āļĢāđ„āļ›āđāļĨ้āļ§āļš้āļēāļ‡ āļŦāļĢืāļ­āļĒัāļ‡āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļ—āļģāļ­āļ°āđ„āļĢāđ€āļĨāļĒ āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļĢู้āļĢ้āļ­āļ™āļĢู้āļŦāļ™āļēāļ§āđƒāļ”āđ† āđ€āļĨāļĒ āļ—้āļēāļĒāļ—ี่āļŠุāļ”āļ—ั้āļ‡āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāđāļĨāļ°āļ­āļēāļˆāļēāļĢāļĒ์āļĄāļŦāļēāļ§ิāļ—āļĒāļēāļĨัāļĒāļˆāļ°āđ„āļ›āđ„āļĄ่āļĢāļ­āļ” āļ—่āļēāļ™āļˆāļ°āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āđ„āļ›āļ•่āļ­ āđ€āļ•āļĢีāļĒāļĄāļŦāļēāļ‡āļēāļ™āđƒāļŦāļĄ่āđ€āļ–ิāļ”āļŦāļēāļāļĒัāļ‡āđ„āļĄ่āļĨāļ‡āļĄืāļ­āļ—āļģāļ­āļ°āđ„āļĢāđ€āļĨāļĒ

Isnin, 15 Julai 2019

āļ„āļ§āļēāļĄāļŠัāļĄāļžัāļ™āļ˜์āđ€āļŠิāļ‡āļŠāļēāļ•ิāļžัāļ™āļ˜ุ์āđ‚āļ”āļĒāļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์āļĢāļ°āļŦāļ§่āļēāļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļัāļšāļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜

āđ‚āļ”āļĒ āļ™ิāļ­ัāļšāļ”ุāļĨāļĢāļēāļิ๊ā āļšิāļ™āļ™ิāļŪัāļŠāļ‹ัāļ™
    āļšāļ—āļ„āļ§āļēāļĄāļĒ่āļ­āđƒāļ™āđ€āļĢื่āļ­āļ‡āļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์āļĢāļ°āļŦāļ§่āļēāļ‡āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļัāļšāļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āļ™ี้ āđ€āļ›็āļ™āļŠ่āļ§āļ™āļŦāļ™ึ่āļ‡āļ‚āļ­āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ§ิāļˆัāļĒ āļ—ี่āļ—āļģāđ€āļĄื่āļ­āļŦāļĨāļēāļĒāļ›ีāļ่āļ­āļ™ āđāļ•่āļĒัāļ‡āđ€āļŦ็āļ™āļ§่āļē āļĄีāļ›āļĢāļ°āđ‚āļĒāļŠāļ™์ āļˆึāļ‡āļ„ัāļ”āļĄāļēāđ€āļžื่āļ­āđƒāļŠ้āđƒāļ™āļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāļ•่āļ­āļĒāļ­āļ”āļ•่āļ­āđ„āļ› āđ€āļ›็āļ™āļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāļ§ิāļˆัāļĒāļĢāļ°āļŦāļ§่āļēāļ‡āļžื้āļ™āļ—ี่āļĢัāļāļāļĨัāļ™āļ•ัāļ™āđāļĨāļ°āļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļ™āļĢāļēāļ˜ิāļ§āļēāļŠ
    āđƒāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļ‡āļēāļ™āļ§ิāļˆัāļĒ  āļ”้āļ§āļĒāļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāđāļĨāļ°āļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āļ—ั้āļ‡āđƒāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāđ„āļ—āļĒāđāļĨāļ°āļĄāļēāđ€āļĨāđ€āļ‹ีāļĒ  āļ—ั้āļ‡āļŠāļ­āļ‡āļāļĨุ่āļĄāļŠāļ™āļ­āļĒู่āļĢāļ§āļĄāļัāļ™āđƒāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āđƒāļāļĨ้āđ€āļ„ีāļĒāļ‡āļัāļ™  āļ”ัāļ‡āļ™ั้āļ™āļ—ั้āļ‡āļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āđāļĨāļ°āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļšāļēāļ‡āļŠ่āļ§āļ™āļˆึāļ‡āļĄีāļāļēāļĢāļŠāļĄāļĢāļŠāļ‚้āļēāļĄāļŠāļēāļ•ิāļžัāļ™āļ˜ุ์  āļŠิ่āļ‡āļ™ี้āļ็āđ€āļ›็āļ™āļ›ัāļˆāļˆัāļĒāļŦāļ™ึ่āļ‡āļ—ี่āļ่āļ­āđƒāļŦ้āđ€āļิāļ”āļāļēāļĢāļœāļŠāļĄāļœāļŠāļēāļ™āļัāļ™āļ—āļēāļ‡āļ§ัāļ’āļ™āļ˜āļĢāļĢāļĄ āđ‚āļ”āļĒāđ€āļ‰āļžāļēāļ°āļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āļัāļšāļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļ—ี่āļŠāļĄāļĢāļŠāļัāļ™ āļŠ่āļ§āļĒāļ่āļ­āđƒāļŦ้āđ€āļิāļ”āļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ‚้āļēāđƒāļˆāļ­ัāļ™āļ”ีāļ•่āļ­āļัāļ™āļĄāļēāļāļĒิ่āļ‡āļ‚ึ้āļ™ āļāļēāļĢāļŠāļĄāļĢāļŠāđ€āļ›็āļ™āļāļēāļĢāļĒāļ­āļĄāļĢัāļšāļ—ั้āļ‡āļ—āļēāļ‡āļ”้āļēāļ™āļžāļĪāļ•ิāļ™ัāļĒāđāļĨāļ°āļ™ิāļ•ิāļ™ัāļĒ āļš่āļ‡āļŠี้āđƒāļŦ้āđ€āļŦ็āļ™āļ–ึāļ‡āļŠāļ āļēāļžāļ‚āļ­āļ‡āļāļēāļĢāļĒāļ­āļĄāļĢัāļšāđƒāļ™āļžื้āļ™āļāļēāļ™āļ‚āļ­āļ‡āļāļēāļĢāļ­āļĒู่āļĢ่āļ§āļĄāļัāļ™āđƒāļ™āļ”ิāļ™āđāļ”āļ™āđ€āļ”ีāļĒāļ§āļัāļ™ āđ€āļĄื่āļ­āđ€āļิāļ”āļāļēāļĢāļĒāļ­āļĄāļĢัāļšāļ็āļ—āļģāđƒāļŦ้āđ€āļิāļ”āļāļēāļĢāļœāļŠāļĄāļœāļŠāļēāļ™āļ—āļēāļ‡āļ§ัāļ’āļ™āļ˜āļĢāļĢāļĄāļ‹ึ่āļ‡āļัāļ™āđāļĨāļ°āļัāļ™

āļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āđ‚āļ”āļĒāļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์āđƒāļ™āļŠāļēāļĄāļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļŠāļēāļĒāđāļ”āļ™āļ āļēāļ„āđƒāļ•้ āļ—āļģāđƒāļŦ้āđ€āļิāļ”āļāļēāļĢāļĢัāļšāļ§ัāļ’āļ™āļ˜āļĢāļĢāļĄāđ„āļ—āļĒ āđ€āļŠāļēāļ§āļ“ีāļĒ์  āļˆิāļ•āļ•์āļŦāļĄāļ§āļ” āđ„āļ”้āđƒāļŦ้āđāļ™āļ§āļ—āļēāļ‡āļ—ี่āļ„āļ™āļĄāļĨāļēāļĒูāļ—ี่āđ„āļ”้āļĢัāļšāļ§ัāļ’āļ™āļ˜āļĢāļĢāļĄāđ„āļ—āļĒ  āļĄี 3 āļāļĢāļ“ี
   āļāļĢāļ“ีāļ—ี่āļŦāļ™ึ่āļ‡ āđ„āļ”้āļĢัāļšāļ§ัāļ’āļ™āļ˜āļĢāļĢāļĄāđ„āļ—āļĒāđ‚āļ”āļĒāļ•ั้āļ‡āļŠื่āļ­āļŠāļุāļĨ
   āļāļĢāļ“ีāļ—ี่āļŠāļ­āļ‡ āđ„āļ”้āļĢัāļšāļ§ัāļ’āļ™āļ˜āļĢāļĢāļĄāđ„āļ—āļĒāđ‚āļ”āļĒāđ„āļĄ่āļĢู้āļ•ัāļ§ āđ€āļ›็āļ™āđ€āļĢื่āļ­āļ‡āļ›āļāļ•ิāļ˜āļĢāļĢāļĄāļ”āļē
   āļāļĢāļ“ีāļ—ี่āļŠāļēāļĄāđ„āļ”้āļĢัāļšāļ§ัāļ’āļ™āļ˜āļĢāļĢāļĄāđ‚āļ”āļĒāļ—ั้āļ‡āļŦāļĄāļ” āļ—ั้āļ‡āļāļēāļĒ āđƒāļˆ āđāļĨāļ°āļĒāļ­āļĄāđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļˆāļēāļāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄāđ„āļ›āđ€āļ›็āļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļžุāļ—ā
   
   āļ—ั้āļ‡āļŠāļēāļĄāļāļĢāļ“ีāļ™ี้āđ„āļ”้āļ›āļĢāļēāļāļāđƒāļ™āļŠัāļ‡āļ„āļĄāļĄāļĨāļēāļĒูāļ‚āļ­āļ‡āļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļŠāļēāļĒāđāļ”āļ™āļ āļēāļ„āđƒāļ•้  āļŠāļģāļŦāļĢัāļšāđƒāļ™āļāļĨุ่āļĄāļŦāļĄู่āļš้āļēāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļāļēāļĢāļ§ิāļˆัāļĒāļ™ั้āļ™  āļ็āđ„āļ”้āđ€āļิāļ”āļāļĢāļ“ีāļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์āļ”้āļ§āļĒ āļŠāļĄัāļĒāļ่āļ­āļ™āļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āđƒāļ™āļŠัāļ‡āļ„āļĄāļĄāļĨāļēāļĒูāļ‚āļ­āļ‡āļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļŠāļēāļĒāđāļ”āļ™āļ āļēāļ„āđƒāļ•้  āļāļēāļĢāđ€āļĨืāļ­āļāļ„ู่āļ„āļĢāļ­āļ‡āđ€āļ›็āļ™āļ‚āļ­āļ‡āļž่āļ­āđāļĄ่ āļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āđƒāļ™āļĢāļ°āļšāļšāđ€āļ„āļĢืāļ­āļāļēāļ•ิ āļŦāļĢืāļ­āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāļšุāļ„āļ„āļĨāļ—ี่āļĄีāļŠāļ–āļēāļ™āļ°āđ€āļ”ีāļĒāļ§āļัāļ™ āđ€āļŠ่āļ™ āļู āļ™ิ āļŦāļĢืāļ­ āļ§ัāļ™ āđ€āļ›็āļ™āļ•้āļ™

   āđƒāļ™āļ›ัāļˆāļˆุāļšัāļ™āļ™ี้āđ„āļ”้āđ€āļิāļ”āļāļēāļĢāđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āđāļ›āļĨāļ‡āļˆāļēāļāđ€āļ”ิāļĄ āļ„ืāļ­āđ„āļĄ่āļ™ิāļĒāļĄāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāđ€āļ„āļĢืāļ­āļāļēāļ•ิ āđ€āļžāļĢāļēāļ°āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļŠื่āļ­āļ§่āļē āļ–้āļēāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāđ€āļ„āļĢืāļ­āļāļēāļ•ิāļĨูāļāļ—ี่āđ€āļิāļ”āļĄāļēāļˆāļ°āđ„āļĄ่āļ‰āļĨāļēāļ” āļŠิ่āļ‡āļ™ี้āđ€āļ›็āļ™āļŠิ่āļ‡āļ—ี่āđ„āļ”้āļĢัāļšāļ­ิāļ—āļ˜ิāļžāļĨāļˆāļēāļāļāļēāļĢāļ‚ัāļ”āđ€āļāļĨāļēāļˆāļēāļāļĢāļ°āļšāļšāļāļēāļĢāļĻึāļāļĐāļēāļŠāļĄัāļĒāđƒāļŦāļĄ่

āļŠุāļĄāļŠāļ™āđƒāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļāļēāļĢāļ§ิāļˆัāļĒāļ—ี่āļ­āļēāļĻัāļĒāļ­āļĒู่āđƒāļ™āļŠāļēāļĄāļˆัāļ‡āļŦāļ§ัāļ”āļŠāļēāļĄāļŠāļēāļĒāđāļ”āļ™āļ āļēāļ„āđƒāļ•้āđāļĨāļ°āļĢัāļāļāļĨัāļ™āļ•ัāļ™ āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļĄāļēāđ€āļĨāđ€āļ‹ีāļĒ āđāļš่āļ‡āđ„āļ”้āđ€āļ›็āļ™āļŠāļ­āļ‡āļŠ่āļ§āļ™  āļ„ืāļ­āļŦāļ™ึ่āļ‡ āļŠุāļĄāļŠāļ™āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄ āļŠāļ­āļ‡ āļŠุāļĄāļŠāļ™āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āđāļĨāļ°āļˆีāļ™āļžุāļ—ā  āļ‹ึ่āļ‡āļŠุāļĄāļŠāļ™āļˆีāļ™āļŦāļĢืāļ­āļ„āļ™āļˆีāļ™āļ™ั้āļ™ āļ–้āļēāđ€āļ›็āļ™āļœู้āļ—ี่āļ­āļēāļĻัāļĒāļ­āļĒู่āđƒāļ™āđ€āļĄืāļ­āļ‡āļˆāļ°āļĄีāļāļēāļĢāļœāļŠāļĄāļœāļŠāļĄāļāļĨืāļ™āļัāļšāļŠุāļĄāļŠāļ™āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜ āđāļ•่āļ–้āļēāļ­āļēāļĻัāļĒāļ­āļĒู่āđƒāļ™āļ­āļģāđ€āļ āļ­āļĢāļ­āļšāļ™āļ­āļāļŦāļĢืāļ­āđƒāļ™āļŠāļ™āļšāļ—āļˆāļ°āļĄีāļāļēāļĢāļĢัāļšāļ­ิāļ—āļ˜ิāļžāļĨāļ‚āļ­āļ‡āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄāļēāļāļāļ§่āļē  āļšāļēāļ‡āļ„āļ™āļˆāļ°āļĄีāļŠื่āļ­āđ€āļ›็āļ™āļ āļēāļĐāļēāļĄāļĨāļēāļĒู āļšāļēāļ‡āļ„āļ™āļ™ั้āļ™āļˆāļ°āļžูāļ”āļ āļēāļĐāļēāļĄāļĨāļēāļĒูāđ„āļĄ่āļœิāļ”āđ€āļžี้āļĒāļ™āļˆāļēāļāļ„āļ™āļĄāļĨāļēāļĒูāđ€āļĨāļĒ āđāļ•่āđ€āļĄื่āļ­āļ”ูāļŦāļ™้āļēāļ•āļēāļˆึāļ‡āļĢู้āļ§่āļēāđ€āļ›็āļ™āļ„āļ™āļˆีāļ™  āļāļēāļĢāļ—ี่āļŠุāļĄāļŠāļ™āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāđƒāļ™āļāļĨุ่āļĄāļŦāļĄู่āļš้āļēāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļāļēāļĢāļ§ิāļˆัāļĒāđ„āļ”้āļĄีāļāļēāļĢāļ›āļิāļŠัāļĄāļžัāļ™āļ˜์āļัāļšāļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āđāļĨāļ°āļ„āļ™āļˆีāļ™   āļ—āļģāđƒāļŦ้āđ€āļิāļ”āļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์  

āļ‹ึ่āļ‡āļŠิ่āļ‡āđ€āļŦāļĨ่āļēāļ™ี้āļ็āđ€āļิāļ”āļ‚ึ้āļ™āđāļĨāļ°āļĄีāļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāļŠāļēāļ•ิāļžัāļ™āļ˜ุ์āļ‚ึ้āļ™āđ€āļŠ่āļ™āļัāļ™āđƒāļ™āļŦāļĄู่āļš้āļēāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļāļēāļĢāļ§ิāļˆัāļĒāđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļĄāļēāđ€āļĨāđ€āļ‹ีāļĒ  āđ‚āļ”āļĒāļ—ั้āļ‡āļŦāļĄāļ”āđ€āļĄื่āļ­āđ€āļิāļ”āļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์ āļ”้āļ§āļĒāļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ„āļĢ่āļ‡āđāļĨāļ°āļĒึāļ”āļ–ืāļ­āđƒāļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ‚āļ­āļ‡āļ•āļ™āđ€āļ­āļ‡ āļāļŽāļ‚āļ­āļ‡āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄāļāļĨ่āļēāļ§āļ§่āļēāļŠāļēāļ§āļĄุāļŠāļĨิāļĄāļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāļŠāļēāļ§āļĄุāļŠāļĨิāļĄāļ”้āļ§āļĒāļัāļ™āđ€āļ—่āļēāļ™ั้āļ™ āļ”ัāļ‡āļ™ั้āļ™āđ€āļĄื่āļ­āļĄีāļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļ™  āļœู้āļ—ี่āļ™ัāļšāļ–ืāļ­āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ื่āļ™  āđ„āļĄ่āļ§่āļēāļˆāļ°āđ€āļ›็āļ™āļœู้āļŦāļิāļ‡āļŦāļĢืāļ­āļœู้āļŠāļēāļĒāļĄัāļāļ•้āļ­āļ‡āđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļĄāļēāļ™ัāļšāļ–ืāļ­āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄ

āđƒāļ™āļŠุāļĄāļŠāļ™āļ‚āļ­āļ‡āļŦāļĄู่āļš้āļēāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļāļēāļĢāļ§ิāļˆัāļĒāđāļŦ่āļ‡āļ—ี่āļŦāļ™ึ่ā āđ€āļิāļ”āļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์  āđ‚āļ”āļĒāļ่āļēāļĒāļŠāļēāļĒāđ€āļ›็āļ™āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄ  āđāļĨāļ°āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āđ€āļ›็āļ™āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—ā āļ™āļēāļĒāļ­āļ”ุāļĨāļĒ์(āļ™āļēāļĄāļŠāļĄāļĄāļ•ิ) āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļœู้āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āļāļĨ่āļēāļ§āļ§่āļē

āļ•āļ­āļ™āđāļĢāļāļ—āļēāļ‡āļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āđ„āļĄ่āđ€āļŦ็āļ™āļ”้āļ§āļĒāļ­āļĒ่āļēāļ‡āļĄāļēā  āđ€āļžāļĢāļēāļ°āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āđ€āļ›็āļ™āļ‚้āļēāļĢāļēāļŠāļāļēāļĢ  āļŠ่āļ§āļ™āļœāļĄāđ€āļ›็āļ™āļŠāļēāļ§āļš้āļēāļ™āļ˜āļĢāļĢāļĄāļ”āļē  āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āļŦāļēāļœู้āļŠāļēāļĒāļ—ี่āļ”ีāļāļ§่āļēāļœāļĄāđ„āļ”้āļ­ีā āļ—āļēāļ‡āļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ•้āļ­āļ‡āļāļēāļĢāļ—ี่āļˆāļ°āđƒāļŦ้āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāļœู้āļŠāļēāļĒāļžุāļ—āļ˜āļĄāļēāļāļāļ§่āļē  āļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āđ€āļ‚āļēāļีāļ”āļั้āļ™āļœāļĄāļ­āļĒ่āļēāļ‡āļĄāļēā āđāļ•่āđƒāļ™āļ—ี่āļŠุāļ”āļœāļĄāļ็āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āđ„āļ”้   āļ—āļēāļ‡āļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āđ‚āļāļĢāļ˜āļĄāļēā āđ€āļ›็āļ™āđ€āļ§āļĨāļēāļ™āļēāļ™āļ—ี่āļœāļĄāđ„āļĄ่āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āđ€āļ‚้āļēāđ„āļ›āđƒāļ™āļš้āļēāļ™āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āđ„āļ”้ āļˆāļ™āđ€āļĢāļēāļĄีāļšุāļ•āļĢāļ”้āļ§āļĒāļัāļ™ āļ—āļģāđƒāļŦ้āļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āđ€āļĢิ่āļĄāļ­่āļ­āļ™āļĨā āđƒāļ™āļ—ี่āļŠุāļ”āļœāļĄāļ็āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āđ€āļ‚้āļēāļš้āļēāļ™āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āđ„āļ”้ āļœāļĄāđ€āļ­āļ‡āļ็āđ€āļĢิ่āļĄāļŠāļĢ้āļēāļ‡āļ„āļ§āļēāļĄāļ”ีāļัāļšāļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ่āļēāļĒāļŦāļิāāđƒāļ™āļ›ัāļˆāļˆุāļšัāļ™āđ€āļĄื่āļ­āļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āļ•้āļ­āļ‡āļāļēāļĢāļˆāļ°āļ—āļģāļ­āļ°āđ„āļĢ āļŦāļĢืāļ­āļ‚āļ­āļ„āļ§āļēāļĄāļŠ่āļ§āļĒāđ€āļŦāļĨืāļ­āļ­āļ°āđ„āļĢ āļ„āļ™āđāļĢāļāļ—ี่āļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āļˆāļ°āļ‚āļ­āļ„āļ§āļēāļĄāļŠ่āļ§āļĒāđ€āļŦāļĨืāļ­āļ„ืāļ­āļœāļĄ āļœāļĄāļัāļšāļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āđ€āļ‚้āļēāļัāļ™āđ„āļ”้  āļšุāļ•āļĢāļœāļĄāļ็āđ„āļ›āđ€āļĒี่āļĒāļĄāļ•āļēāļĒāļēāļĒāđ€āļ‚āļē  āđ‚āļ”āļĒāļŠ่āļ§āļ™āļ•ัāļ§āļœāļĄāļ§่āļēāļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļัāļšāļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—ā āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āļ­āļĒู่āļĢ่āļ§āļĄāļัāļ™āđ„āļ”้  āļ‚āļ­āđƒāļŦ้āđāļ•่āļĨāļ°āļ่āļēāļĒāđ€āļ„āļēāļĢāļžāđƒāļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ‚āļ­āļ‡āđāļ•่āļĨāļ°āļ่āļēāļĒ  āļ­āļĒ่āļēāļ‡āļœāļĄāļāļēāļ•ิāļžี่āļ™้āļ­āļ‡āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āļ็āļ„ืāļ­āļāļēāļ•ิāļžี่āļ™้āļ­āļ‡āļœāļĄ āđ€āļžāļĢāļēāļ°āđ€āļ›็āļ™āđ€āļ„āļĢืāļ­āļāļēāļ•ิāļ‚āļ­āļ‡āļšุāļ•āļĢāļœāļĄ

āļŠิ่āļ‡āđ€āļŦāļĨ่āļēāļ™ี้āđ€āļžื่āļ­āļ™āļ‚āļ­āļ‡āļ™āļēāļĒāļ­āļ”ุāļĨāļĒ์āļ—ี่āļŠื่āļ­āļ™āļēāļĒāļĄāļ°(āļ™āļēāļĄāļŠāļĄāļĄāļ•ิ)āđ„āļ”้āļāļĨ่āļēāļ§āđ€āļŠāļĢิāļĄāļ§่āļē
āļŠิ่āļ‡āļ—ี่āļ™āļēāļĒāļ­āļ”ุāļĨāļĒ์āļžูāļ”āđ€āļ›็āļ™āļ„āļ§āļēāļĄāļˆāļĢิā āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļัāļšāļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āđƒāļ™āļšāļĢิāđ€āļ§āļ“āļ™ี้āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āļĄีāđ€āļžีāļĒāļ‡āļ™āļēāļĒāļ­āļ”ุāļĨāļĒ์āđ€āļ—่āļēāļ™ั้āļ™āļ—ี่āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—ā āļĒัāļ‡āļĄีāļ­ีāļāļŦāļĨāļēāļĒāļ„ู่āļ—ี่āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์āđ€āļŠ่āļ™āļ™ี้  āđāļ•่āļĨāļ°āļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ็āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāļŠุāļ‚āļ”ี āļŠุāļĄāļŠāļ™āļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āđāļĨāļ°āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāđƒāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļ™ี้āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āļ­āļĒู่āļĢ่āļ§āļĄāļัāļ™āđ„āļ”้  āļ„āļ§āļēāļĄāļˆāļĢิāļ‡āļŠิ่āļ‡āđ€āļŦāļĨ่āļēāļ™ี้āđ„āļĄ่āđ„āļ”้āđ€āļžิ่āļ‡āđ€āļิāļ”āļ‚ึ้āļ™  āđāļ•่āđ€āļิāļ”āļ‚ึ้āļ™āļĄāļēāļ™āļēāļ™āđāļĨ้āļ§āļ•ั้āļ‡āđāļ•่āļœāļĄāļĒัāļ‡āđ€āļ›็āļ™āđ€āļ”็āļāđ† āđ€āļĢāļēāļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļัāļšāđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āļ็āļŠāļēāļĄāļēāļĢāļ–āļ­āļĒู่āļĢ่āļ§āļĄāļัāļ™āđ„āļ”้  āļœāļĄāđ€āļ­āļ‡āļ•āļ­āļ™āđ€āļ”็āļāļĒัāļ‡āļĢ่āļ§āļĄāļัāļšāđ€āļžื่āļ­āļ™āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āđ€āļ—ี่āļĒāļ§āļĒิāļ‡āļ™āļāđƒāļ™āļŠāļ§āļ™āđāļ–āļ§āļ™ี้  āđāļĨāļ°āđƒāļ™āļŠุāļĄāļŠāļ™āļ™ี้āļĒัāļ‡āļĄีāļš้āļēāļ™āļŠāļēāļ§āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āļ„āļ™āļŦāļ™ึ่āļ‡āļ›āļĨูāļāļ­āļĒู่āđƒāļāļĨ้āļĄัāļŠāļĒิāļ” āļ‹ึ่āļ‡āđāļŠāļ”āļ‡āđƒāļŦ้āđ€āļŦ็āļ™āļ§่āļēāļ„āļ§āļēāļĄāļŠัāļĄāļžัāļ™āļ˜์āļĢāļ°āļŦāļ§่āļēāļ‡āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļัāļšāđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āđ„āļĄ่āļĄีāļ›ัāļāļŦāļē

    āđƒāļ™āļŠุāļĄāļŠāļ™āļ‚āļ­āļ‡āļŦāļĄู่āļš้āļēāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļāļēāļĢāļ§ิāļˆัāļĒāđāļŦ่āļ‡āļ—ี่āļŠāļ­āļ‡ āļĄีāļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์āļĢāļ°āļŦāļ§่āļēāļ‡āļœู้āļŦāļิāļ‡āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļัāļšāļœู้āļŠāļēāļĒāđ„āļ—āļĒāļžุāļ—ā āđ‚āļ”āļĒāļ—ี่āļœู้āļŠāļēāļĒāđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āļ„āļ™āļ”ัāļ‡āļāļĨ่āļēāļ§āđ€āļ›็āļ™āļ‚้āļēāļĢāļēāļŠāļāļēāļĢ  āđ„āļĄ่āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ„āļĢ่āļ‡āđƒāļ™āļŦāļĨัāļāļāļēāļĢāļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄ  āļˆāļ™āļ—āļģāđƒāļŦ้āļŠāļ āļēāļžāļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ›็āļ™āļ­āļĒู่āļ‚āļ­āļ‡āļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ™ี้āļ–ูāļāļ›āļิāđ€āļŠāļ˜āļˆāļēāļāļŠัāļ‡āļ„āļĄāļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāđƒāļ™āļŠุāļĄāļŠāļ™ āļ•่āļ­āļĄāļēāļ•้āļ­āļ‡āļĒ้āļēāļĒāļ„āļĢāļ­āļšāļ„āļĢัāļ§āļ­āļ­āļāļˆāļēāļāļŠุāļĄāļŠāļ™āđ€āļ‚้āļēāđ„āļ›āļ­āļĒู่āđƒāļ™āļ•ัāļ§āļ­āļģāđ€āļ āļ­ āđ€āļĄื่āļ­āļ่āļēāļĒāļŠāļēāļĒāđ„āļ”้āđ€āļŠีāļĒāļŠีāļ§ิāļ•āļĨā āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āļˆึāļ‡āļĒ้āļēāļĒāļāļĨัāļšāđ€āļ‚้āļēāđ„āļ›āļ­āļĒู่āđƒāļ™āļŠุāļĄāļŠāļ™āļ­ีāļāļ„āļĢั้āļ‡ āđāļĨāļ°āļ่āļēāļĒāļŦāļิāļ‡āļžāļĢ้āļ­āļĄāļšุāļ•āļĢāđ„āļ”้āļāļĨัāļšāļĄāļēāļ™ัāļšāļ–ืāļ­āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄāļ—ี่āđ€āļ„āļĢ่āļ‡āļ‚ึ้āļ™ āļ™āļēāļ‡āļัāļĨāļ‹āļ‡ āļ™āļēāļĄāļŠāļĄāļĄāļ•ิ)āļāļĨ่āļēāļ§āļ§่āļē

   āđ€āļĄื่āļ­āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāļŠāļēāļĄีāđāļĨ้āļ§ āļŠāļēāļĄีāđ€āļ›็āļ™āļ„āļ™āļ—ี่āđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āļĄāļēāļ™ัāļšāļ–ืāļ­āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄ  āļ—ี่āđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āļĄāļēāļ™ัāļšāļ–ืāļ­āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄāđ€āļžāļĢāļēāļ°āļ•้āļ­āļ‡āļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāļ”ิāļ‰ัāļ™  āđ€āļ‚āļēāđ„āļĄ่āđ€āļ„āļĢ่āļ‡āđƒāļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄ  āļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ›็āļ™āļ­āļĒู่āļĄีāļĨัāļāļĐāļ“āļ°āđ€āļŦāļĄืāļ­āļ™āļ„āļ™āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜āļ—ั่āļ§āđ„āļ›  āđ€āļžีāļĒāļ‡āđ„āļĄ่āļิāļ™āļŦāļĄูāđ€āļ—่āļēāļ™ั้āļ™  āļ—āļģāđƒāļŦ้āđ€āļ„āļĢืāļ­āļāļēāļ•ิ  āļžี่āļ™้āļ­āļ‡āļ•่āļ­āļ•้āļēāļ™ āđ„āļĄ่āđ€āļŦ็āļ™āļ”้āļ§āļĒ āļŠัāļ‡āļ„āļĄāļĄāļĨāļēāļĒูāđƒāļ™āļŠุāļĄāļŠāļ™āļŠ่āļ§āļ™āļŦāļ™ึ่āļ‡āļ›āļิāđ€āļŠāļ˜āļ”ิāļ‰ัāļ™  āļ—āļģāđƒāļŦ้āđ€āļŦ็āļ™āļ§่āļēāļ•้āļ­āļ‡āļĒ้āļēāļĒāđ€āļ‚้āļēāđ„āļ›āļ­āļĒู่āđƒāļ™āļ•ัāļ§āļ­āļģāđ€āļ āļ­ āđāļ•่āđ€āļĄื่āļ­āļŠāļēāļĄีāđ€āļŠีāļĒāļŠีāļ§ิāļ•āļĨā āļ”ิāļ‰ัāļ™āļˆึāļ‡āļ•ัāļ”āļŠิāļ™āļāļĨัāļšāļĄāļēāļ­āļĒู่āđƒāļ™āļŠุāļĄāļŠāļ™ āđāļĨāļ°āļŦัāļ™āļĄāļēāđ€āļ„āļĢ่āļ‡āđƒāļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄāļĄāļēāļāļ‚ึ้āļ™ āļˆāļ™āļ›ัāļˆāļˆุāļšัāļ™āđ€āļ„āļĢืāļ­āļāļēāļ•ิ āļžี่āļ™้āļ­āļ‡āļ”ีāđƒāļˆāļ—ี่āļ”ิāļ‰ัāļ™āļŦัāļ™āļāļĨัāļšāļĄāļēāļ­āļĒู่āđƒāļ™āļāļĢāļ­āļšāļ‚āļ­āļ‡āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄ āļžāļ§āļāđ€āļ‚āļēāļāļĨัāļ§āļ§่āļēāļ”ิāļ‰ัāļ™āļˆāļ°āļŦัāļ™āđ„āļ›āļ™ัāļšāļ–ืāļ­āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļžุāļ—āļ˜
     āļ™āļēāļ‡āļ•ีāļĄāļ°āļŦ์(āļ™āļēāļĄāļŠāļĄāļĄāļ•ิ)āđ€āļžื่āļ­āļ™āļ‚āļ­āļ‡āļ™āļēāļ‡āļัāļĨāļ‹āļ‡āđ„āļ”้āļāļĨ่āļēāļ§āđ€āļŠāļĢิāļĄāļ§่āļē āļ”ีāđƒāļˆāļ—ี่āđ€āļ‚āļēāđ„āļ”้āļāļĨัāļšāđ€āļ‚้āļēāļĄāļēāļ­āļĒู่āđƒāļ™āļŠุāļĄāļŠāļ™āļ­ีāļāļ„āļĢั้āļ‡ āļ„āļ§āļēāļĄāļˆāļĢิāļ‡āļ็āļ„ิāļ”āļ§่āļēāđ€āļ‚āļēāļĒัāļ‡āļ„āļ‡āđ€āļ›็āļ™āļĄุāļŠāļĨิāļĄāļ­āļĒู่ āđ€āļžีāļĒāļ‡āđāļ•่āđ„āļĄ่āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ„āļĢ่āļ‡āđƒāļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄ  āđ‚āļ”āļĒāđ€āļ‰āļžāļēāļ°āļŠāļēāļĄีāļ‚āļ­āļ‡āđ€āļ‚āļē āļ—āļģāđƒāļŦ้āļ”ูāđ€āļŦāļĄืāļ­āļ™āļ§่āļēāļ„āļ§āļēāļĄāđ€āļ›็āļ™āļĄุāļŠāļĨิāļĄāļ‚āļ­āļ‡āļŠāļēāļĄีāđ€āļ‚āļēāļัāļšāļ‚āļ“āļ°āļ—ี่āđ€āļ‚āļēāļĒัāļ‡āđ€āļ›็āļ™āļ„āļ™āļ—ี่āļ™ัāļšāļ–ืāļ­āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļžุāļ—āļ˜āļ™ั้āļ™ āđ„āļĄ่āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāđāļ•āļāļ•่āļēāļ‡āļัāļ™ āļˆāļ™āļšāļēāļ‡āļ„āļ™āđ€āļ‚้āļēāđƒāļˆāļ§่āļēāđ€āļ‚āļēāđ„āļ”้āđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āđ„āļ›āļ™ัāļšāļ–ืāļ­āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļžุāļ—āļ˜āđāļĨ้āļ§  āđ„āļĄ่āđ€āļžีāļĒāļ‡āđ€āļ—่āļēāļ™ั้āļ™āļšุāļ•āļĢāļ‚āļ­āļ‡āđ€āļ‚āļēāļ็āđ€āļ›็āļ™āļ­āļĒู่āđ€āļŦāļĄืāļ­āļ™āļ„āļ™āđ„āļ—āļĒāļžุāļ—āļ˜ āļ็āļ”ีāđƒāļˆāļ—ี่āđ€āļ‚āļēāđāļĨāļ°āļšุāļ•āļĢāđ„āļ”้āļāļĨัāļšāļĄāļēāļ­āļĒู่āđƒāļ™āļŠัāļ‡āļ„āļĄāļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļ­ีāļāļ„āļĢั้āļ‡

   āđƒāļ™āļŠุāļĄāļŠāļ™āļ‚āļ­āļ‡āļŦāļĄู่āļš้āļēāļ™āļžื้āļ™āļ—ี่āļāļēāļĢāļ§ิāļˆัāļĒāđāļŦ่āļ‡āļ—ี่āļŠāļēāļĄ  āļĄีāļāļēāļĢāđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ‚้āļēāļĄāđ€āļœ่āļēāļžัāļ™āļ˜ุ์āđ€āļŠ่āļ™āđ€āļ”ีāļĒāļ§āļัāļ™

āđāļ•่āļ”้āļ§āļĒāļŦāļĄู่āļš้āļēāļ™āļ™ี้āļ•ั้āļ‡āļ­āļĒู่āđƒāļ™āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļĄāļēāđ€āļĨāđ€āļ‹ีāļĒ  āļ‹ึ่āļ‡āļ•āļēāļĄāļĢัāļāļ˜āļĢāļĢāļĄāļ™ูāļāļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļĄāļēāđ€āļĨāđ€āļ‹ีāļĒāļ™ั้āļ™  āļ–ืāļ­āļ§่āļēāļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄāđ€āļ›็āļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ›āļĢāļ°āļˆāļģāļŠāļēāļ•ิ āđāļĨāļ°āļŠāļēāļ§āļĄāļĨāļēāļĒูāļĄุāļŠāļĨิāļĄāļ—ุāļāļ„āļ™āļ•้āļ­āļ‡āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļัāļšāļŠāļēāļ§āļĄุāļŠāļĨิāļĄāđ€āļ—่āļēāļ™ั้āļ™ āđ„āļĄ่āļ§่āļēāļœู้āļ—ี่āđāļ•่āļ‡āļ‡āļēāļ™āļ”้āļ§āļĒāļˆāļ°āļĄีāđ€āļŠื้āļ­āļŠāļēāļ•ิāđƒāļ”āđ†āļ็āļ•āļēāļĄ āļāļēāļĢāđ€āļ›āļĨี่āļĒāļ™āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļˆāļēāļāļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄāđ„āļ›āļ™ัāļšāļ–ืāļ­āļĻāļēāļŠāļ™āļēāļ­ื่āļ™  āļ–ืāļ­āđ€āļ›็āļ™āļŠิ่āļ‡āļ•้āļ­āļ‡āļŦ้āļēāļĄ āļĄีāļ„āļ§āļēāļĄāļœิāļ”āļ•āļēāļĄāļšāļ—āļšัāļāļัāļ•ิāļ‚āļ­āļ‡āļāļŽāļŦāļĄāļēāļĒāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄāđāļ•่āļĨāļ°āļĢัāļāļ‚āļ­āļ‡āļ›āļĢāļ°āđ€āļ—āļĻāļĄāļēāđ€āļĨāđ€āļ‹ีāļĒ āļŠāļģāļŦāļĢัāļšāļĢัāļāļāļĨัāļ™āļ•ัāļ™āļ™ั้āļ™ William R. Roff āļāļĨ่āļēāļ§āļ§่āļē āļĄีāļāļēāļĢāđƒāļŠ้āļāļŽāļŦāļĄāļēāļĒāļ­ิāļŠāļĨāļēāļĄāđƒāļ™āļŠ่āļ§āļ‡āļ—āļĻāļ§āļĢāļĢāļĐāļ—ี่1830 āļŦāļĢืāļ­āļ่āļ­āļ™āļŦāļ™้āļēāļ™ั้āļ™āđ€āļŠีāļĒāļ­ีāļ